VIRGO 1.1: The Call of The Stars
Terdengar tawa memenuhi ruangan, Profesor Lucas sama sekali tak terduga. "Saya paham dengan kekhawatiran kalian, tidak perlu khawatir untuk perbekalan. Nikmati saja acara study tour spesial lintas dimensi ini."
Dalam satu jentikan, muncul ransel di hadapan mereka, masing-masing mengambil satu ransel berisi perbekalan yang diperlukan.
Tak lama setelahnya, sebuah portal hitam keunguan terbentuk di ruangan bergaya gothic itu. Cahayanya yang teramat terang membuat semua orang menyipitkan mata saat melewati portal tersebut.
Zuyin merasakan sensasi telinga berdenging dengan frekuensi suara yang berubah-ubah. Dia nyaris kehilangan kesadaran, tetapi gelombang suara menyatu membentuk alunan lembut sebuah nada. Nada asing yang membuat Zuyin terbuai dan ingin sekali mengikuti iramanya. Tanpa sadar dia mengikuti nada itu dalam hati, na na na ... na na ... na. Rasanya tempo itu pas sekali, ketika kesadaran mulai terkumpul, suara itu mulai bisa Zuyin kenali, suara gitar akustik. Melodinya membuai sekali serasa berada di rumah. Mata Zuyin berkaca-kaca.
"Yin, Zuyin ... ah, syukurlah." Drafar mendesah lega. "Kau membuat cemas saja. Lebih baik kita bergegas, hari sudah mulai malam rupanya."
Zuyin memindai tempat ini, En sedang membaca sebuah kertas seperti sebuah selebaran. Di sampingnya, Knight of Hyperion, Vierra tengah memandangi Drafar yang tengah membangunkannya.
"Kita butuh pemimpin dalam menjalankan misi ini. Drafar, sepertinya kamu paling cocok." Vierra memutuskan.
"Tapi–"
"Lebih baik kita bergerak cepat."
Tak ada yang membantah keputusan Vierra, sebagai Knight of Hyperion terpilih mereka yakin pengalaman kesatria bintang pelindung kerajaan itu sudah mumpuni dan tak bisa disepelekan.
Suara gitar akustik masih mengalun, orang-orang yang menggerombol bertepuk tangan dengan meriah. Musik indah yang terdengar ceria. Refleks, jari kaki di dalam sepatu ikut bergerak sesuai irama. Namun, sebuah ledakan besar menghentikan pertunjukan di jalanan sore itu.
Api berkobar diiringi asap pekat yang mengepul. Teriakan mulai menggema di mana-mana mengubah sore yang syahdu itu. Riuh tak bisa dihindari saat orang-orang berlarian ke sana kemari. Anak-anak berjongkok di samping meja yang terguling sembari menutupi telinga dengan kedua tangannya. Matanya terpejam ketakutan.
En bersiaga, terdengar gemuruh di udara. Sekelompok makhluk mengerikan menyerbu satu titik, pemain gitar itu! Vierra sudah berlari menerjang satu monster. Dengan satu sabetan, pedangnya yang tajam merobek kulit kenyal kebiruan darahnya yang hitam pekat mengucur deras dari tubuh berbintik putih itu.
"Makhluk apa itu?" teriak Zuyin, dia menerobos di antara pertempuran mendekati pemain gitar. Bocah perempuan kecil dari balik meja menghambur ke pemain itu. Namun, satu serangan dadakan membuatnya terkulai lemas.
"Avalee," kata pemain gitar itu. Dia menangis. Zuyin memeriksanya dan menggeleng. Gadis itu tak bisa diselamatkan. Zuyin beralih ke arahnya, luka yang diderita pemain gitar itu terlalu serius. Separuh badannya hilang. Matanya membelalak, tarikan napasnya begitu berat. Zuyin masih berusaha, tetapi dia hanya bisa meringankan sakit dan tak bisa menumbuhkan organ tubuh yang rusak karena terpenggal.
"F-Scherzo ...."
Zuyin menutup mata, tetapi badannya terguling dengan dahsyat menyentuh aspal. "Jangan lengah, Bodoh."
Ah, ya ... itu khas si En. Menyebalkan. Dia bisa ramah ke semua orang, entah kenapa sekalinya bersuara ke Zuyin perkataannya sangat tajam.
"En, kau mendengarnya?" Suara-suara pilu itu datang dari masa lalu yang berusaha keras Zuyin lupakan. "Suara Ayah yang–"
"Jangan dengarkan, Zu! Itu ilusi." En menarik Zuyin menjauh kabut hitam itu belum menipis. "Kita harus berkumpul dengan Vierra dan Drafar. Kita perlu rencana."
"Hm, di sini aku mencium bau anak-anak Zodiac Academy."
En dan Zuyin terperanjat. Seorang berambut putih dengan helai merah di beberapa bagian muncul tiba-tiba di antara asap tebal. Matanya yang merah menatap dingin, bibirnya membentuk senyum yang mengerikan. Zuyin dan En saling bertatapan seakan berkata bagaimana bisa? Ini misi yang sangat rahasia. Dengan alasan tertentu pula pihak sekolah mengirim siswa terbaik mereka dalam kedok study tour. Namun, orang asing ini dengan mudah mengenali mereka?!
"Siapa kau?" En tampak waspada. Namun, monster asimetris itu menyerangnya. Badannya terbentuk dari gumpalan squishy yang menjijikkan dengan liur yang menetes-netes. Liur yang membuat kulit terbakar seperti terkena cairan kimia.
"Sangat khas aeromancer menyebalkan. Sedang apa kalian di Musiclassical Glade?" Lelaki berjubah hitam dengan ornamen merah itu mengibaskan tangannya, monster pun terburai menjadi serpihan kecil mencemari udara.
"Musiclassical Glade? Bukankah itu seharusnya dimensi musik yang indah dan menyenangkan?" Drafar menginterupsi, dia mengabaikan pundaknya yang terluka. Gesture-nya sulit terbaca saat mengamati sekitar. Namun, siapa pun akan paham dimensi ini sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Sensasi hangat merambat perlahan saat Zuyin menyembuhkannya dengan mantra penyembuh. "Terima kasih, Zu."
"Ah, Vierra Lavienson rupanya seorang Knight of Hyperion yang hebat." Lelaki berkulit pucat itu menyeringai lalu tertawa kecil. Vierra mengeratkan pegangan pada pedangnya yang sudah disarungkan. Dengan gerakan yang sangat efektif, pedang Vierra seharusnya sudah berada di leher lelaki misterius itu. Namun, secepat kedipan mata, seal barrier terbentuk melindunginya. "Sangat agresif."
Pedang pun diturunkan, selubung pelindung itu sangat kuat, pedangnya jelas tidak akan bisa menyentuh wizard itu. Kemunculan barrier tanpa perapalan mantra membuat Vierra paham lelaki yang dia hadapi mungkin setara archimage agung. "Tidak usah bertele-tele apa yang kau inginkan?"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top