Silent 07: Mission



Tiga hari sejak hari itu, Arai nyaris tak berbicara lagi dengan Gea. Gadis itu sering kali menghindar, ekstremnya ketika mereka mendapat proyek dalam satu kelompok Gea memaksa bertukar tempat. Alhasil Meila yang menjadi anggota kelompok Arai. Di sela-sela mengerjakan tugas berkelompok, sesekali mereka membahas Gea. Semakin banyak waktu yang dihabiskan bersama, Arai mendapati sisi Meila yang berbeda. 

Meila menjadi lebih terbuka, mudah tersenyum, bahkan sempat tertawa lepas. Sementara fokus ke proyek kelompok, mereka berdua sepakat memberi waktu Gea untuk sendiri. Dengan berat hati, Arai menyetujuinya. tentu saja setelah Meila menawarkan sebuah ide brilian, memberikan kejutan terhadap Gea di hari ulang tahunnya nanti. Sejak kemarin, Meila juga bersikap aneh. Gadis itu bersikap seolah semua baik-baik aja.

Setelah tugas kelompok selesai, tugas lain menyusul. Arai dan Meila terbiasa bersama. Tugas-tugas itu terasa lebih ringan rasanya. Kini, Arai memiliki teman brainstorming yang menyenangkan. Dia tak hanya mengandalkan internet ketika kebingungan dalam hal akademik. Mengisi kekosongan dengan berbelanja keperluan pesta pun bersama. Kebersamaan mereka berlanjut.

"Gue masih nggak ngerti lo sama Gea sebenarnya kenapa? Kalian berdua udah nggak saling ngomong berhari-hari. Lo bikin ulah apa sampai Gea kesal begitu?"

"Kalau aja gue ngerti, La." Arai berjalan mendahului Meila. Di sisi kanan-kiri lorong pernak-pernik lucu terdisplay dengan rapi. Perlengkapan pesta yang dijual di pusat perbelanjaan ini cukup lengkap keduanya tak kesulitan mengumpulkan barang-barang yang diperlukan.
Cuaca siang itu cukup terik, mereka mampir untuk minum segelas kopi dingin di Double G. Kesibukan perkuliahan Arai dan Meila meningkat pesat, Double G sampai kewalahan hingga mereka merekrut dua karyawan baru.

"Kita tertolong banget adanya karyawan baru mengurangi shift kita ya, Rai," kata Meila melihat sepasang karyawan baru itu tampak semangat.

"Menurut lo, kita berlebihan nggak si sama Gea?" Arai merasa cemas mengingat ancaman di pesan itu, di Hari Kartini, akan ada yang mati!

"Nggak kok, kenapa emangnya? Sebelum kasih kejutan diem-dieman itu wajar kok. Biar prank-nya makin kerasa."

"Kita udah diemin Gea berhari-hari." Arai mengaduk es kopi miliknya.

"Dan kita akan mendiamkannya sampai hari itu tiba."

"Lo yakin semua akan sesuai rencana? Gue takut kalo–"

"Kita nggak akan tahu kalau belum nyoba."

Alih-alih menjawab, Arai menyesap Americano yang dipesannya. Rencananya, Arai akan meminta maaf secara personal di hari itu tiba. Dia akan menjelaskan segalanya bahwa dirinya tak terkait dengan semua teror yang dialaminya. Dia juga akan jujur kepadanya tentang teror serupa dan mood board di kamar indekosnya. Juga terkait perasaan gelisah yang belakangan mengganggu setiap kali mengingat Gea. Setelah semua itu dia yakin semua akan baik-baik saja.

Tanpa terasa beberapa hari berlalu dengan cepat, selama itu juga Arai baru menyadari teror teka-teki itu tak lagi datang padanya. Entah kenapa, mungkin pelaku sudah lelah mengisenginya atau justru ada hal besar yang siap meledak di Hari Kartini nanti. Arai terfokus pada persiapan kejutan ulang tahun Gea, menepis ketakutan-ketakutan yang ada. Meskipun awalnya ragu, dia semakin termotivasi untuk membantu setelah mendengar latar belakang Meila dan hubungannya dengan Gea. Ternyata, Meila memiliki ikatan jauh lebih lama dan jauh lebih dekat dengan Gea dari yang Arai duga.


Kedua orang tua Meila bekerja selama bertahun-tahun di keluarga Gea. Dia beruntung orang tua Gea memperlakukannya dengan sangat baik seperti putri kandungnya. Mereka berusaha sebaik mungkin merawat Meila. Untuk itulah Meila bersikap sangat baik terhadap Gea. Namun, sejak ibunya meninggal dunia, Meila memutuskan keluar dari rumah Gea. Meski pihak mereka melarang. Hanya saja, rasanya tak etis jika hanya menumpang hidup. 

Gadis itu pun memutuskan untuk tinggal sendiri di sebuah kos kecil. Untung saja sekolahnya mendapat beasiswa. Kuliah pun mendapat beasiswa meski tak penuh. Itu sangat membantu sekali. Tak jarang keluarga Gea mengirim parsel, makanan cepat saji, buah-buahan kering, dan uang. Meila sudah meminta dengan halus agar semua itu dihentikan tetapi usahanya nihil. Jadi dia bertekad untuk tidak memakai dan menyimpannya.

Sekarang adalah saatnya menggunakan uang itu dengan tepat. Membuat perencanaan untuk perayaan ulang tahun sahabat terbaiknya. Mereka melibatkan beberapa anak seangkatan, tetapi modal materi hanya dari Meila.

"Lo kan butuh uang itu, La. Biar gue bantu ya?" Arai ingat bagaimana gadis itu bahkan tidak mau libur bekerja barang sehari saja.

"Lo hanya perlu ada buat gue aja, Rai."

"Eh?"

"Iya, lo harus ada buat gue saat butuh lo nyiapin semua ini."

"Oh, itu ...." Arai menggaruk tengkuk yang tak gatal. "Pasti, La. Lo tinggal ngomong butuh apa, gue usahain."

"Rai, lo nggak keberatan kan gue libatin anak-anak lain?" tanya Meila sembari menyesap Avocado Latte miliknya. Matanya tak berkedip menatap keindahan sorot mata Arai yang terlihat tersipu malu hanya dengan membicarakan Gea.

"Eh kenapa harus keberatan? Makin banyak orang makin bagus kan, apalagi Gea ini kan ekstrovert banget. Pasti bakal happy temen-temennya ada untuknya di hari penting."

"Yakin, nih? Tapi gestur lo nggak berkata demikian lo."

"Masa sih. Hm, mending kita mulai mikirin konsep apa yang akan dipakai."

"Iya benar, apa yang lagi viral saat ini? Apa kita pakai konsep rumah hantu? Kayaknya biasa aja deh. Kita harus cari yang berkesan."

Keduanya diam untuk waktu yang lama. Mereka tampaknya berpikir sangat serius untuk kejutan ini.

"Kita harus menonjolkan apa yang Gea sukai," usul Arai. "Gea suka ...."

"Matematika."

"Hah?" Arai tak terbayangkan menggabungkan matematika dalam sebuah pesta ulang tahun. Apakah kuenya akan berisi kumpulan rumus kalkulus?

"Ya, Gea suka Matematika melebihi apa pun. Dia pasti akan seneng banget kalau kejutannya berhubungan dengan itu.Gue akan menyusun garis besarnya kira-kira mungkin seperti ini, lihat ...."

Meila mulai menjabarkan rencananya. Idenya sangat menarik melibatkan teman-teman kampusnya dalam sebuah game yang seru terkait matematika. Mereka sendiri belum tahu detail apa yang akan di tonjolin nantinya. Jangan sampai mereka yang seharusnya berpesta dan bersenang-senang malah merasakan tengah mengikuti ujian.

"Kita akan bikin games-nya seru," kata Meila. "Gimana kalau games berantai?"

"Kayaknya menarik." Arai menyimak dengan cermat rencana Meila untuk perayaan ulang tahun Gea, memberikan tambahan saran-saran dan ide-ide tambahan untuk membuat perayaan itu menjadi sukses. 

"Kita tentuin dulu setiap posnya. Nanti akan ada tantangan setiap pos. Kita mau pakai konsep apa? Bilangan Pascal? Bilangan Prima sesuai namanya? Bilangan Fibonacci, Bilangan cacah ...."
"Bilangan Fibonacci?"

"Pilihan yang bagus, bilangan Fibonacci. Deret bilangan yang sangat menarik menunjukkan keagungan Tuhan, keindahan matematika di dunia, bahkan bilangan Fibonacci memiliki sifat-sifat menarik yang bisa mempresentasikan karakter Gea. Gimana?"

Arai tak bisa berkata-kata, kalimat Meila memantik kembali apa yang beberapa hari ini dia lupakan, pesan berpola itu. Apakah ini kebetulan, tanpa alasan yang jelas jantung Arai berdegup kencang. Sepanjang sisa pertemuan hari itu yang Arai lakukan adalah berusaha mendengar penjelasan Meila agar tak melewatkan detail apa pun. Nyatanya, serangkaian suara itu hanya menembus telinga kanan dan keluar dari sisi lainnya. Tak banyak yang dia ingat dari obrolan itu, tetapi tidak masalah. Dia akan membicarakannya melalui gmeet atau zoom nanti malam.

Mereka tak punya banyak waktu untuk mempersiapkan, tetapi mereka sudah sepakat untuk lokasinya adalah fakultas matematika. Persiapan yang sangat singkat tak membuat segalanya ambyar, setidaknya konsepnya sangat meyakinkan Arai. Berikut adalah yang harus Arai kerjakan ditulis oleh Meila dalam buku catatan A6 miliknya. Gadis itu menunjukkannya dengan mendorong pelan ke arah Arai. Cowok itu meraihnya dengan hati-hati.
Tugas Arai ....

1. Stasiun Fibonacci:

Siapkan sejumlah stasiun game di sekitar tempat pesta, masing-masing mewakili angka dalam deret Fibonacci (kalo bisa spiral fibonacci-nya yang cakep) Stasiun pertama dapat mewakili angka pertama dan kedua dalam deret Fibonacci (1, 1), stasiun kedua mewakili angka ketiga dan keempat (2, 3), dan seterusnya. (Pertimbangkan kisaran jarak antar stasiun!) Setiap stasiun dapat diberi label yang sesuai dengan angka-angka dalam deret, seperti "Stasiun 1: 1", "Stasiun 2: 1, 1", "tasiun 3: 2, 3", dan seterusnya.

2. Tantangan Fibonacci:

Di setiap stasiun, peserta dihadapkan pada tantangan matematika atau teka-teki yang terkait dengan deret Fibonacci (Meila yang bikin). Misalnya, mereka mungkin diminta untuk menemukan angka berikutnya dalam deret, menghitung jumlah beberapa angka dalam deret, atau menyelesaikan teka-teki yang melibatkan pola Fibonacci (Arai punya saran lain? Bisa kita diskusiin via chat). Tantangan dapat disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang sesuai dengan usia dan kemampuan peserta (Setuju, kan? Pasti menarik. Cuma, gue belum nemu detailnya, Arai yang bikin, ya?)

3. Petunjuk Berantai Fibonacci:

Setelah berhasil menyelesaikan tantangan di satu stasiun, peserta akan diberikan petunjuk berantai Fibonacci yang mereka butuhkan untuk melanjutkan ke stasiun berikutnya. Petunjuk ini bisa berupa angka dalam deret Fibonacci atau instruksi terkait, seperti "Tambahkan dua angka sebelumnya dalam deret untuk mendapatkan angka berikutnya."

4. Hadiah Fibonacci:

Untuk menambah keseruan, hadiah atau reward yang diberikan kepada peserta dapat berjumlah sesuai dengan deret Fibonacci. Misalnya, hadiah bisa berjumlah 1, 2, 3, 5, 8, dan seterusnya, sesuai dengan angka dalam deret.Selain reward, punishment juga perlu? (Arai, coba pikirin!)

5. Finish Line Fibonacci:

Tetapkan titik akhir permainan di mana peserta harus mencapai setelah melewati semua stasiun Fibonacci. Di sini, mereka bisa diberikan hadiah khusus atau penghargaan untuk menyelesaikan misi Fibonacci dengan sukses.

"Lo yakin ini akan berhasil, La?"

"Tentu saja, kenapa tidak?"

Terdengar jemari Arai mengetuk-ketuk meja dengan pelan membentuk melodi. Yang belakangan akan menjadi lebih sering terdengar setelah ini.

===>.<===

Silent Paradox

===>.<===

AhyaBee, 27 April 24.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top