(2)

Masih terngingan cerita fiksi yang kemarin Krystal baca. Pikirannya tidak bisa fokus saat sedang latihan dengan grupnya tadi. Salahkan saja fans nya yang sudah salah mengirim paket.

Teman-teman satu grup nya sudah kewalahan melihat sikap Krystal yang sedari awal hanya bisa melamun. Jika bosan paling tidak Krystal hanya akan pergi ke Toilet.

Jadi disinilah Krystal. Di atap gedung SMent. Hanya ini satu-satunya tempat yang membuatnya bisa melepas seluruh beban di pikirannya. Dan tentu hatinya juga. Bokongnya terduduk di salah satu kursi panjang disana. Sembari menatap lurus dan kembali melamun.

Haruskah? Haruskah aku kembali mengejarnya?

Ya. Itulah yang dia pikirkan. Tapi yang membuatnya terus melamun bukan itu saja. Ada satu yang membuatnya begitu terbebani dengan masalah hatinya. Iya hatinya atau cintanya mungkin? Ya sama saja.
Masalah kedepannya. Masalah yang sangat rumit. Dan bahkan bisa melibatkan seluruh anggota grupnya.

Krystal menghela nafas.

Kenapa urusan sekarang bisa serumit ini? Toh yang menjalaninya juga hanya dirinya. Kenapa urusan hatinya tidak sejalan dengan logikanya? Kenapa sampai sekarang urusan hatinya masih belum bisa berhenti? Padahal lawan hati yang lain, sepertinya sudah bisa melupakan urusan hati yang Krystal punya.

Lagi. Krystal kembali menghela nafas.
"Atau aku harus kembali melupakannya lagi?"

Krystal menunduk. Mengingat jika dia akan sangat payah jika harus melupakan seseorang yang sangat penting bagi hatinya.

Klek!

"Melamun lagi, eoh?"

Dengan sedikit keterpaksaan Krystalpun mendongak. Mencari asal suara yang baru saja ia dengar.

"Eoh? Sunbae. Aku kira siapa."

Krystal kenal dengan orang itu. Jadi Krystal kembali menunduk.

Merasa sedikit diabaikan. Seseorang itupun duduk disamping Krystal. Melipat kedua tangannya di dada. Sembari menatap lurus memandangi kota seoul dihadapannya.

Helaan nafas kembali terdengar. Tapi bukan dari Krystal, melainkan seseorang disampingnya. Mungkin karena beberapa detik yang lalu terjadi keheningan.

"Kau masih saja memikirkan sehun."

Krystal mendongak. Dan sesaat melirik seseorang disisi kirinya. Dan mengikuti posisi duduk seperti seseorang disampingnya itu.

"Tidak."

"Jangan mengelak."

"Krys"

"..."

"Baiklah. Sunbae benar."

"Huh, sudah kuduga."

Retina gadis itu tertuju dengan seseorang disampingnya. Karena merasa ada yang mengganjal dari perkataannya.

"Maksud sunbae?"

"Aku sudah terlalu sering mendapati dirimu yang sedang terduduk lesu. Dan aku selalu menghampirimu untuk memberi semangat dan sedikit saran mengenai masalahmu, tidakkah begitu?-"

Jeda sebentar. Krystal kembali menatap lurus kedepan. Merasa jika masalahnya kembali dibicarakan.

"-jadi, apa yang perlu aku beri saran untuk sekarang? Atau mungkin apa ada masalah baru? Atau kau-"

"Sunbae!"

Krystal merasa perkataan sunbaenya itu seperti sebuah ejekan, benar kan?

Donghae terkikik pelan. Mendengar dari suara teguran Krystal yang menurutnya memang Krystal lagi-lagi memikirkan Sehun. Iya Sehun. Mantan kekasih Krystal.

Sedikit cerita. Donghae itu teman Sehun. Mereka sangat dekat. Ah tidak, mereka bukan sekedar teman juga. Maksudnya, mereka lebih menganggapnya seperti kakak beradik. Seperti itulah.

Lalu kenapa Krystal bisa dekat? Karena dulu. Kejadiannya sama seperti tadi. Ya sewaktu masa trainee, Krystal baru saja putus hubungan dengan Sehun. Dan menemukan tempat baru yang bisa membuatnya sedikit tenang. Ya di atap ini. Lalu beberapa menit kemudian Donghae datang seperti tadi sajalah. Hanya saja dulu mereka masih sedikit canggung untuk berbicara. Berhubung mereka baru saja berkenalan.

"Sebenarnya ada apa sunbae datang kemari?"

"Kau mengusirku?!" Donghae tidak marah. Hanya ingin menggoda Krystal saja.

"Tidak! Maksudku ah- sudahlah," Lagi-lagi membuang nafasnya secara kasar. Krystal tidak berselera. Sangat. Dia bosan. Iya. Karena apa? Karena sehun. Apalagi?

Donghae yang merasa aneh hanya mengkerutkan dahinya menjadi beberapa lipatan yang sejajar. Dia berfikir apa Krystal mendapat masalah yang lebih rumit dari biasanya?

Donghae ingin bertanya. Tapi mungkin sekarang belum saatnya. Karena mungkin jika ia bertanya bukan jawaban yang benar yang ia dapat, mungkin lebih tepatnya donghae akan mendapatkan jawaban aneh disertai dengan amarah yang meluap. Menghadapi Krystal sedikit rumit memang.

Donghae menghela nafas.

"Huh..bosan," Donghae sudah menggeliat atau apalah. Dia sudah melakukan hal yang tidak penting hanya untuk menghilangkan rasa bosannya. Seperti menghela nafas lagi mungkin.

Klek!

Kali ini suara pintu.

"Krys! Sehun datang!" Donghae memekik keras. Suaranya memang seperti tergesa-gesa, tapi tidak dengan badannya. Krystal tidak tahu, padahal Donghae berteriak dengan duduk santai.

"Dimana?!" Krystal berdiri. Seperti orang yang kebingungan. Donghae hanya melihatnya sambil menahan tawa.

Tawa Donghae pun meledak. Bagaimana tidak. Giliran hal yang berkaitan dengan Sehun, Krystal bisa langsung bangun dan dengan sigap menanggapinya. Tidak dengan yang lain. Hanya Sehun.

"Sunbae!!" Kali ini kesabarannya memang sudah pecah dengan kejahilan Donghae. Tapi dia juga terlalu malas untuk menanggapi sunbae nya itu.

"Krys! Ayo latihan- eoh! Sunbae! Annyeonghaseo!" Luna membungkukan badannya. Dia keatap, atas perintah manegernya. Untuk memanggil Krystal tentunya.

Krystal buru-buru berjalan dengan langkah besar. Dengan bibir yang mencibir kesana-kemari. Terlalu kesal baginya untuk menghadapi Donghae. Lebih baik dia pergi dengan Luna dari pada disini.

"Eoh? Luna. Nde annyeonghaseo. Kau memanggil Krystal?" Luna mengangguk di sertai senyum dibibirnya.

"Kau bawa saja dia. Suruh dia jangan terlalu memikirkan mantanya. Aku sudah muak mendapati dia dengan wajah yang sangat! sangat! Men-ji-ji-kan! Ingat itu!"

Donghae masih seperti tadi. Menahan tawanya. Sembari tangannya yang tidak mau diam seperti seseorang yang sedang menjelaskan suatu hal dalam acara meeting mungkin?

Krystal melayangkan tatapan death glare nya. Luna hanya diam dengan tatapan bingung. Melirik secara bergantian dua orang di hadapannya. sepertinya dia nanti akan menanyakannya pada Krystal.

"Sunbae! Lihat saja nanti! Akan ku balas kau!"

Lagi. Tawa Donghae pun semakin meledak.

----

Gadis itu. Krystal Jung. Bibirnya masih saja belum berhenti mendumel sana-sini menyimpan dendam pada sunbaenya tadi. Donghae.

Langkahnya tidak karuan. Yang dipikirkannya sekarang hanya
dimana lagi aku harus menemukan tempat sepi yang tidak akan ada sebuah pengacau seperti Donghae?

Langkah kakinya membawa kesana kemari. Dia juga bingung dia akan pergi kemana. sampai gadis itu lupa jika kakinya membawa kesebuah tempat yang jauh lebih terang dan banyak kerumunan orang. Luar gedung. Astaga!

Langkah besarnya terhenti. Tidak bisa bergerak. Bagaimana tidak, Krystal sekarang di kelilingi oleh orang-orang yang selalu mencari gosip tidak penting. Iya itu wartawan. Dan Krystal benci itu. Benci dirinya sendiri juga tentunya.

Kenapa juga dirinya tidak bisa mengendalikan emosi hanya karena omongan Donghae tadi? Oh ayolah, donghae kan hanya bercanda. Tapi, ah, jikapun dirinya terbawa emosi, kenapa juga dia bisa kehilangan fokus sampai kakinya membawa tubuhnya pergi ke lubang hitam? Mencari masalah, begitu? Oh god!

Krystal masih diam terpaku di tempat. Tidak bisa bergerak tentunya. Bisa bayangkan dia berada di tengah kerumunan. Di tengah! Dengan berbagai macam pertanyaan menyebalkan.

Krystal-sshi, bagaimana pendapat anda tentang buku yang berasal dari fans itu?

Apa yang terjadi setelah kalian mendengar tentang buku itu? Apa kalian saling membenci?

Iya tentang buku keliru sialan itu. Oh bahkan mereka melebih-lebihkan faktanya. Bagaimana sih!

Selang beberapa detik juga Krystal masih diam tak bergeming. Bingung ingin menjawab tapi dia takut jika dia akan salah nantinya. Lalu dia harus keluar dari kerumunan? Bagaimana bisa? Ini sangat susah.

Sampai satu tangan kekar dengan gerak cepat menarik tangan mungil Krystal. Entah menuju kemana tangan itu akan membawanya. Yang pasti krystal hanya menurutinya saja. Dia juga pasti akan sangat berterimakasih pada pemilik tangan itu, karena sudah menolongnya.

Tapi mungkin tidak.

Kenyataan berkata pahit. Krystal bodoh . Dia baru menyadari saat dia dan pemilik tangan kekar berhenti.

Sehun dihadapannya. Sehun yang menariknya. Dia masih menggenggam tangan Krystal. Suara mereka masih belum stabil .kendati mereka lari dari pintu depan sampai taman belakang gedung.

Sampai Sehun berbicara. Dan krystal membatu di tempat. Untuk kesekian kalinya dia bingung. Dia senang. Dia takut. Dia kaget.Semuanya bercampur secara bersamaan. Sialan.

"Krys.."

Oh God, sekarang apalagi?

.

.

.

-to be continued

••••••••••

Seperti biasa aku bakalan gk tentu buat ngepost ini.

Yaodah..
Vote and comment ya beyyy mwaahh.

XOXO

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top