SEPASANG Kekasih, DUA Dunia

Bisa dibilang ini adalah bab bocoran buat cerita yang akan saya buat nanti. Entah kenapa ada ide mendarat pas disaat saya mau tidur :''''). *syukurin aja nak*

+++++

Axel berdiri ditengah lapangan sebuah sekolah. Rambut putihnya berkibar saat angin deras seolah menamparnya. Matanya yang biru metalik sesekali memandangi para murid.

Tangannya membawa sebuah kotak kardus. Sesekali dia menghela napas sambil melirik jam tangan. Orang yang ditunggunya sudah telat hampir setengah jam.

"Hei Axel, apa klienmu belum datang?"

Axel menoleh dan menatap Pak Hein yang bertanya tadi.

"Mungkin sebentar lagi." jawab Axel.

Dari arah gerbang sekolah, seorang wanita berpakaian layaknya petinggi perusahaan, masuk ke dalam. Dia menatap Axel yang berdiri ditengah lalu melihat ke sekeliling.

"Apakah dia disini nak?" tanya wanita itu.

Axel menganggukkan kepala. Jarinya menunjuk bagian kiri wanita itu.

"Saat ini, dia ada disebelah anda." ucap Axel. Dapat terdengar suara para murid yang ketakutan dari balik punggungnya.

"Ini, benda yang kumaksud." Axel memberikan kotak kardus pada si wanita.

Si wanita mengambil kotak itu dan membuka isinya. Sepasang sarung tangan dari kulit, sebuah kacamata, setoples gel, sebotol tinta.

"Kau... Benar-benar membuat semua ini untukku?!" pekik wanita itu, tak percaya.

Axel mengangguk. "Aku ingin, anda melihat hal yang sama denganku. Coba anda lumuri lensa kacamata itu dengan gel dari toples." perintah Axel.

Si wanita melakukan hal yang Axel perintahkan dan kemudian memakai kacamata itu.

"Astaga!!" teriaknya. Cepat-cepat, kacamata itu dilepasnya. Wajahnya terlihat ketakutan.

"Anda mungkin tak akan terbiasa selama beberapa waktu, tapi aku yakin anda pasti bisa." ucap Axel.

Si wanita kembali memakai kacamata itu. Senyum mengembang diwajahnya saat melihat sosok seseorang disampingnya. Sosok yang selama ini sudah tiada di dunia.

"Suamiku... Astaga, dia benar-benar ada disini?!" pekiknya tak percaya.

"Pakailah sarung tangan itu, nyonya. Anda bisa menyentuh dia, walau hanya sebentar." ucap Axel.

"Tak apa Axel, walau sebentar rasanya seperti sangat lama bagiku." balas si wanita.

Dengan tangan bergetar, dia memakai sarung tangan itu. Axel tersenyum lebar saat wanita itu bisa menyentuh si pria.

"Akhirnya, kau bisa melihatnya kan nyonya?" tanya Axel.

Si wanita langsung memeluk Axel erat-erat.

"Ya Tuhan! Terima kasih Axel, terima kasih!!" pekiknya.

"Tolong jaga barang itu baik-baik, dan bisakah saya menanyakan satu pertanyaan?"

Si wanita mengangguk. "Boleh! Apa yang ingin kau tanyakan?"

"Mengapa anda begitu setia? Anda punya kecantikan dan kepandaian yang luarbiasa, mengapa anda setia pada suami anda yang sudah meninggal?"

Hein yang berdiri tak jauh dari Axel, menghela napasnya. Tangannya terasa ingin sekali menjitak kening pemuda itu.

Alih-alih marah, si wanita malah tersenyum. "Karena dia adalah pria terbaik bagiku. Kami saling mencintai walau dunia kami sudah berbeda."

Axel tersenyum lebar. "Kalau begitu, tidak salah saya membuat barang-barang ini untuk anda."

Kemudian dia memalingkan wajahnya dan menatap sesosok lelaki yang sedari tadi mengambang disebelah wanita itu.

"Hei Thomas! Kau sudah bisa mengikuti istrimu. Jangan mengekoriku lagi, paham?" ucap Axel.

Sosok lelaki itu tertawa lalu mengacungkan jempol. Kemudian dia menghilang bagaikan asap.

Sedangkan si wanita keluar dari sekolah setelah memeluk Axel sekali lagi. Sementara Hein mengerucutkan bibir.

"Enak sekali ya? Dipeluk sama ukulele spanyol? Body-nya lumayan juga." bisik Hein.

Axel mendengus. "Makanya, cepat cari pacar!"

Hein langsung menjitak kepala Axel. Sedangkan pemuda itu hanya tertawa kecil.

+++++

THE END.

Rada aneh ya? Wkwkwkw ini proyek cerita saya nanti loh! :)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top