Temu Kangen Renjahwana
ーTEMU KANGEN RENJAHWANAー
Anila : (berdeham) "Waaahh!! Akhirnya cerita Renjahwana udah selesaiー!"
Fabian : "Udah kemarin lusa, kali, An." (Korek-korek kuping, nempelin ke jaket Hugo)
Anila : "E-eh, iya, deng. Eheheheheh . . . okey! Langsung aja, aku berterima kasih sekali buat yang sudah mengikuti karya dadakanku ini sampai akhir! Lov lov dari jauh intinyaaaa! Nah, sesuai janjiku di chapter Chit-Chat & QnA, hari ini, aku, beserta tokoh-tokoh Renjahwana akan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kalian! Yeeeyyyy!"
Haidar : (bisik-bisik ke Raga "Tuh cewek sarap, kali, ya? Nggak ada yang nyahut tapi tepuk tengan sendiri."
Raga : (balik bisik) "Jangan gitu. Tanpa tangan, logika, dan hatinya si Anila, kita nggak akan dapet cinta sebanyak ini dari readers."
Anila : (merasa digibahin. Ngelirik sinis ke Haidar dan Raga
Haidar dan Raga : (pasang wajah polos, senyum)
Anila : (nggak mau cepet-cepet modar, langsung fokus sama teks MC) "Baik, sebelum kita mulai, yuk, kita perkenalan sekali lagi sama tokoh-tokohnya!" (nunjuk Shaqilla yang duduk di pojok kanan panggung)
Shaqilla : (melambai ke kamera) "Gue Shaqilla Zaqueen."
Hana : "Hanna Amartya."
Ganesha : "Panggil aja Ganesha. Tapi gue bukan pendiri bimbel G* ya."
Marko : "Heyyo, what's up? Gue Julian Marko. Bisa dipanggil Marko."
Javas : "Javas Guritno. By the way, kalau punya rekomendasi vapor store, sabilah drop di bawah sini." (Wink, ala-ala nunjuk ke lantai)
Stevan : (merapatkan hoodie. Duduk tegap) "Stevanus."
Fabian : (masih sibuk korek-korek kuping. Dibauin sendiri)
Stevan : (nyikut Fabian)
Fabian : (terperanjat. Langsung lihat kamera) "Fabian Abimanyu. Juragan babu di Horiz."
Hugo : (ngelirik ke Anila) "Nggak usah kenalan. Toh, udah pada tahu."
Jeffrey : (celengak-celenguk sendiri karena merasa yang paling tua) "Saya Jeffrey Athala. Jagoan Anak Karba yang tidak terlupakan. Makanya, jangan dekat-dekat kalau tidak mau kena masalah. "
Raga : "Renjana Ragasuci Anggara." (Ngelirik ke samping kanannya) "Calon Rama dari anak-anaknya Anjani." (Nahan sumringah)
Haidar : (noyor Raga "Nggak usah sok shy-shy cat! Serem sendiri liatnya. njir!" (Bergidik ngeri)
Anjani : "Aku Anjani Arunika Kemala. Tapi sebentar lagi nama depannya ditambah Ragaー"
Haidar : "Ini juga bucin banget, astagfirullah. Udah, ya, An? Hey, epribadeh! Gue Haidar Reyhan Abyasa yang selalu di PHP-in Dek Sheren dan dinistakanー"
Jude : "Kelamaan! Gue Sebastian Jude. Mantan terindahnya Neng Yasmin." (Ngelirik ke sebelahnya. Wink)
Javier : (nampol mukanya Jude) "Kalau udah kandas, ya udah. Nggak usah sok-sokan, Mas."
Yasmin : (nahan senyum, geleng-geleng) "Gue Yasmin Fadillah. Sahabat sehidup sematinya Anja."
Javier : "Gue Javier Antasena. Panggil aja Sayangー"
Haidar : "Mentang-mentang baru putus dari Renata Si Bohay, langsung nyebar jaring aja, lo!"
Matteo : (ngelepas penyumbat telinga karena terlalu berisik) "Matteo Mason Wangsa. Kalau kata orang-orang, saya malaikat di sini."
Chairul : "Selamat malam, semuanya. Saya Chairul Wangsa. Ayah dari Raga dan Hugo." (Memberi mic ke Dion dengan hormat)
Dion : "Terima kasih, Pak Chairul." (Nutuk-nutuk mic pakai telunjuk, buat ngetes suara) "Selamat malam, sugeng ndalu, berkah dalem. Saya Dionisius Tirtarunika. Ayahnya Nak Anjani sekaligus calon besan Pak Chairul."
Chairul dan Dion : (tertawa ala bapak-bapak check)
Anila : "Waahh, sepertinya sebentar lagi bakal ada janur kuning, nih. Ehehhehehe . . . . Oke, jadi, di sesi kali ini, kalian semua diharapkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para pembaca Renjahwana dengan sejujur-jujurnya. Tidak boleh ada manipulasi. Semua saling terbuka di sini. Siap?"
Semua : (mengangguk mantap)
Anila : "Baik. Pertanyaan pertama, dari imatus94. Nasib Jude sama Yasmin gimana? Gimana kabarnya Hugo? Sudah minta maaf belum ke Anjani? Apa Pak Chairul sudah menerima Raga kembali? Buat Renjana dan Anjani, kapan kalian nikah?"
Dion : (mengoper mic ke Jude)
Jude : "Ya ... untuk sekarang, mungkin Tuhan berkehendak untuk memberi kami jeda sejenak. Cinta beda kota, prov, pulau, negara, masih bisa kita jabanin. Tapi, ini keyakinan. Tuhan bisa sedih. Tapi kita masih berhubungan baik. Jadi sahabat. Ye nggak, Min?" (Majuin badan buat ngelihat Yasmin sambil naik-naikin kedua alisnya)
Yasmin : (mengangguk mantap, dengan senyum yang terlihat 98% tulus)
Jude : (ngoper mic ke Hugi
Hugo : "Kabar gue baik. Kemarin baru aja pulang dari UK. Bosen sama suasana di sana. Diajakin pesta terus sama sohib-sohib. Makasih udah inget gue yang antagonis ini. Sebelum acara ini di mulai, gue udah minta maaf ke Anjani, sekaligus ke Raga, kok. Kami udah dewasa. Masalah bocil begituan cuma buang-buang waktu buat kami. Sekian. Terima kasih."
Chairul : "Saya sudah berbaikan dengan Raga. Sudah lama. Tepatnya, sekembalinya saya dari Swiss tahun 2018 silam, saya langsung ke rumah Minhyun. Sorenya langsung pesan tiket ke Yogyakarta. Saya minta maaf yang sebesar-besarnya atas segala amarah, dengki, kebencian, dan sumpah-serapah yang keluar dari mulut Anda sekalian karena sikap saya yang jauh dari norma-norma manusia. Saya sadar sesadar-sadarnya akal budi manusia, perbuatan saya salah. Terima kasih sudah mengerti. Terima kasih juga sudah begitu menyayangi anak saya."
Raga : (hela nafas dalam, menggenggam tangan Anjani di samping) "Kalau Tuhan merestui, pengucapan janji suci akan dilaksanakan bulan depan di Gereja Bintaran. Gereja tertua di Yogyakarta. Mohon doanya, ya?"
Semua : "Amin."
Anila : "Amin! Amin! Amin! Amin paling serius, deh untuk kebaikan kita semua! Okay, terima kasih atas jawabannya. Dan kita lanjut ke penanya berikutnya. Dari NiS0057. Buat Jefri, beneran nggak inget kalau aku itu adik kamu? Buat Hana, kok kamu gitu sih? Padahal aku udah posthink. Buat Ganesha, kenalan boleh? Udah punya pacar? Buat Kak Marko, bagi nomor teleponnya boleh?"
Jeffrey : (menautkan kedua alisnya, geleng-geleng) "Saya nggak pernah punya adik."
Hana : "Gue udah baikan, kok, sama Anja dan Yasmin. Sama Shaqilla juga!" (Ngerangkul Shaqilla) "Kami berdua minta maaf banget untuk semua kesalahan kamu yang nggak memanusiakan manusia. Kami sadar kami salah. Terima kasih sudah mengingatkan kami."
Ganesha : "Lagi nggak menerima kenalan cewek. Gue niatnya tadi mau meditasi buat nenangin pikiran dan hati begitu kabar nikahannya Raga sama Anja sampai ke telinga. Malah diundang ke acaraー"
Anila : "Nggak mau dapet honor, Mas?"
Ganesha : (ngangguk cepet-cepet) "Eh, iya, iya. Mau. Gue ikhlas lahir batin, kok, diundang ke Temu Kangen Renjahwana ini." (Nyengir lebar)
Marko : "Maaf. Yang gue kasih nomor cuma orang-orang penting."
Anila : "Mantap, deh! Terima kasih atas jawabannya. Cusss ke penanya selanjutnya. Dari Greex_. Hmm . . . ada beberapa pertanyaan yang sudah terjawab sebelum-sebelumnya. Jadi, aku bacain pertanyaan yang belum dibahas aja ya? Buat Om Dion, nih. Apa Om Dion udah kasih restu buat Raga? Si Jeffrey gimana kabarnya?"
Dion : "Di awal, saya sudah bilang kalau saya dan Pak Chairul akan menjadi besan. Sudah cukup? Oh, ya. Ternyata, ketegangan di antara saya dan Nak Raga langsung sirna seketika begitu Nak Raga kembali ke Jakarta, mengetuk pintu rumah saya sekaligus menggandeng tangan Anjani. Apa pun asalkan anak saya bahagia, saya akan merestui."
Jeffrey : "Nasib saya, mungkin baik. Ya, seperti yang kita tahu. Kalau ditinggal pujaan hati menikah itu nggak semudah diucapkan. Memang sakit, tapi saya tidak boleh egois. Kalau Anjani bukan jodoh saya, saya harus apa? Saya bukan tipikal lelaki yang tega mengekang wanitanya. Tapi, kalau sampai Raga membuat Anjani menangis, saya akan ada di garda terdepan."
Raga : "Makasih sekali, Jeffrey." (Tersenyum kecil)
Anila : "Hmm . . . . Tiba-tiba bulu kudukku merinding, nih. Eheheheh . . . baik, terima kasih atas jawabannya. Kita ke penanya selanjutnya. Dari cocooocreaam. Kita jawab yang belum dibahas saja ya? Pertama, gimana ceritanya Shaqilla sama Hana bisa sadar dan minta maaf atas kesalahannya mereka? Buat Ganesha, gimana ceritanya lo bisa suka ke Anja?! Buat Marko, apa kabar? Udah punya gandengan? Kalau belum, sama aku yuk! Buat Javier, Renatanya udah digandeng belum? Kalau nggak ada niatan, mending nggak usah, ya? Jangan bikin baper Kakakku! Buat Haidar, apa kabar? Gimana ekspresinya saat tahu soulmate lo bakal nikah? Buat Renjana dan Anjani, ke Bukit Bintangnya jadi nggak? Buat Lia, kakakku yang paling cantik, gimana keadaannya? Makasih banget udah relain Renjana. Semoga cepet sembuh!! Wahh banyak yaa ahahahhah . . . . Ayo, silakan dijawab satu per satu!"
Hana : (ngelirik Shaqilla) "Shaqilla aja, deh. Tadi gue udah ngomong."
Shaqilla : "Ya, namanya proses beranjak ke dewasa, pikiran kita mulai lebih terbuka. Tepatnya, semenjak kelulusan, sih. Berawal dari bosen ngebully, sampai bener-bener sadar dan menyesal kalau perbuatan kita selama ini nggak baik. Malah buang-buang waktu doang. Masa remaja kita jadi nggak sehat. Semoga, buat kalian semua, ini jadi pembelajaran ya, untuk jangan menyia-nyiakan masa emas kalian, masa remaja untuk berkembang. Bukannya malah membiarkan diri terjerumus ke hal-hal negatif. Terima kasih semuanya!"
Semua : (ngangguk-ngangguk, setuju. Tepuk tangan)
Ganesha : (mendengus kecil) "Demi Tuhan, ngapain ngungkit-ngungkiy yang dulu, sih? Tapi kalau emang kepo, gue jawab. Gue suka sama Anja karena manis, dia beda dari cewek kebanyakan. Dia berani tampil beda dan mendobrak semua adat yang menurut dia nggak semestinya dituruti. Kaya tawuranーeh, masa-masa kelam. Udahlah, segini aja. Cukup, 'kan?"
Marko : "Gue kira gue dilupain. Ternyata masih ada yang inget juga, ya?" (Ketawa) "Puji Tuhan, belum punya gandengan." (Ngelus-ngelus dada, prihatin sama diri sendiri)
Jeffrey : (berbisik ke Marko, sengaja dikeraskan) "Kemarin katanya sudah pendekatan ke Mina?"
Semua : "HAH?" (Melongo)
Marko : (gelagapan) "Oh My, ya udah, deh gue jujur aja. Emang lagi PDKT. Tapi belum pasti juga. Doain yang terbaik aja, ye?" (Nyengar-nyengir)
Semua : "Amin."
Javier : (elus dada, geleng-geleng kepala) "Ini talkshow emang hobi banget bahas yang lalu-lalu ya? Gue udah putus sama Renata. Udah lama. Lah gimana mau nerusin kalau dia malah kepincut beneran sama Boby, dah?"
Jude : (nepuk-nepuk bahu Javier
Haidar : "Emang, ya. Setelah Renjahwana selesai, banyak banget kasus putus cinta." (Geleng-geleng kepala) "Oh, ya, giliran gue ya?"
Haidar : "Kabar fullsun baik banget, walaupun ya tadi. Di PHP-in Neng Sheren. Tapi nggak apa-apa lah, cewek nggak cuma dia. Gue lagi nyesel, nih. Gue dulu kerasukan apa ya mau masuk jurusan filsafat?"
Semua : (tertawa terbahak-bahak)
Raga : "Nggak kebayang gimana jadinya seorang Haidar yang pecicilannya selangit jadi sering diem karena keasyikan berpikir tentang segala eksistensi. Harusnya gue yang daftar, Dar!" (Terbahak)
Haidar : (nabok punggung Raga) "Mengenai Raga dan Anjani yang mau nikah bentar lagi, jujur, gue nggak rela. Kalau biasanya Raga curhat ke gue, apa-apa ngadu ke gue, bentar lagi posisi gue bakal diambil alih sama Anjani. An, jaga bener-bener, nih, bocil satu ya? Ga, jangan sekali-kali nyakitin hati calon bini. Awas aja, si Ganesha sampai Jeffrey bakal siap sedia buatー!"
Anjani : "Haidar kelamaan!" (Ngerebut mic dari Haidar, ngakak. Padahal, dia aja yang nggak mau bahas masalah itu di depan kamera) "Kemarin udah ke Bukit Bintang, kok! Udah berkali-kali. Malah, rencananya, kita mau bangun rumah di sana!" (Nyengir lebar ke kamera)
Raga : (Ngeliatin Anja terus, senyum)
Raga : "Untuk Lia, maaf dia nggak bisa hadir sekarang, dikarenakan lagi cek rutin ke rumah sakit. Keadaannya semakin membaik. Terima kasih atas doanya, ya." (Senyum tulus)
Anila : "Terima kasih atas semua jawabannya. Baik, ke pertanyaan selanjutnya. Kali ini dari viviacznesss. Anjani, Renjana boleh buat aku nggak? Abis gemesinー"
Anjani : "NGGAK! KAKAK UDAH PUNYA SUAMI, YA!" (Geleng-geleng kenceng. Merengut. Genggam tangan Raga erat)
Semua, kecuali Ganesha dan Jeffrey : (tertawa keras)
Anila : "Baik, baik, baik." (Nahan ketawa) "Terima kasih, Anjani. Lalu, ke penanya selanjutnya. Dari Atlantxbluees. Buat Hugo, waktu ngebully Anja, ada rasa kasian atau bersalah nggak? Waktu nabrak, mukul, nendang, bully Raga, tuh, ada rasa nyesel nggak sih?
Hugo : "Namanya juga dulu anak berandalan. Kalau udah kesel ya kesel. Tapi, namanya remaja yang masih punya hati, pastinya gue ada rasa bersalah dan nyesel. Cuma, emang gengsi gue aja yang dulu melebihi Gunung Everest. Jadilah, masa remaja gue nggak sehat. Jangan ditiru, ya?"
Anila : "Baik, terima kasih Hugo. Nah, pertanyaan-pertanyaan selanjutnya sepertinya sudah terjawab juga, ya? Jadi, kita sudahi dulu sesi tanya jawab kali ini. Terima kasih semuanya!!"
Semua : "Terima kasih semuaa!" (Tepuk tangan, membungkuk)
Raga : "Anila, katanya mau menyampaikan sebuah pengumuman?"
Anila : (tepuk jidat) "Oh, iya, kelupaan! Makasih Mas Ren udah ngingetin! Okay, jadi, untuk work selanjutnya, aku tunda dulu, ya? Karena ..."
Anila : "Biar nggak ngetik dua kali ehehehe. Tapi, jangan lupain rentetan karya Renjahwana ini yaa! Boleh banget direkomendasiin ke temen-temen untuk yang bucin Mas Ren---"
Anjani : "Yang bucin mana? Hah? Mana sini?" (Menyisingkan lengan)
Semua : (ketawa, tapi Raga ketawanya sambil sayang
Raga : "T-tapi yang aku maksud bukan pengumuman yang itu, An."
Anila : (nyengir) "Kalau masalah itu, minta restu pembaca dulu deh, Mas."
Anila : (menatap audiens serius) "Kalau kisah romantika dengan sekelumit frasa pelik ini naik cetak, apa mau memeluk di dekapan?"
Anila : "TAPI AKU CUMA NANYA DOANG, KOK!" (Ketawa ngakak)
Anila : "Aku juga nggak mau dulu memberatkan pikiranku dengan ini. Soalnya seperti yang aku bilang di atas, aku mau fokus sama Olim. Mau kasih otakku kelegaan nafas dulu, hehehehe."
Anila : "Jangan lupa cek story "Teluk Rindu" ya! Semoga yang gamon sama Renjahwana bisa terobati. Oh, ya, terakhir! Boleh, lho, follow akun instagramku atmaanila." (Nyengir lebar)
"Kami, segenap wayang dalam ceritera Renjahwana, mengucapkan terima kasih kepada semuanya yang sudah memberikan banyak cinta untuk kami! Sampai jumpa di lain waktu!"
ーAll of Renjahwana's Character
Kalau berkenan, jangan dihapus dulu dari perpus ya:)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top