NOW PLAYING: FLAWLESS - BEYONCE


2: meet and greet

.

.

You can't be single and broke.

You have to focus on one struggle at a time.

.

.

.

SELANG seminggu setelah percakapan mereka di butik, Fendi sempat mengira akal sehat Olivia akan kembali seperti semula. But, no. Cewek itu malah mendadak getol banget nontonin video-video di Youtube dan nge-follow selebgram cowok yang follower-nya mencapai ratusan ribu sampe jutaan orang. Jujur, perubahan ini bikin Fendi merasa perlu mengguncang-guncang tubuh cewek itu—kali aja orangnya kesurupan atau apa.

"Let me draw a picture: they are somebodies and you are a nobody. Ayo kita bahas soal ini pake logika: lo kira, hanya dengan nyolek atau sekadar flirting sekali-dua kali, mereka bakal langsung klepek-klepek sama lo?"

Hari Minggu pagi adalah momen yang tepat untuk bersantai bersama anggota keluarga. Dalam hal ini, Olivia berencana main sepuas-puasnya dengan dua ekor anjing corgi-nya, Kimchi dan Wasabi. Nggak hanya sama-sama adorable, keduanya begitu antusias berjalan berputar-putar di dekat kaki cewek itu. Kimchi, yang terkenal paling manja, menggaruk-garuk Olivia, ngasih kode supaya diangkat dari lantai. Wasabi nggak se-needy itu, tapi dia sama sekali nggak keberatan ketika Fendi membungkusnya dalam pelukan.

"Gue punya trik sendiri," kata Olivia sambil tersenyum misterius.

"Is that so?" Fendi sok manggut-manggut, padahal aslinya nggak percaya sedikit pun. "Gue baru tahu kalo lo ahlinya menundukkan cowok. Nggak heran lo punya banyak pacar—wait, kayaknya gue salah deh. Lo kan jomblo banget setahun terakhir ini?"

"Nggak usah nyindir gitu deh, gue juga tahu diri kok. Yes, gue jomblo. Cuman, lo juga nggak bisa nyangkal, nggak pernah sekali pun gue diputusin mantan. Selalu gue yang mutusin—and they still miss me."

"Eh, iya ya?"

Fendi pun mulai menganalisis satu per satu cowok yang pernah jadi pacar Olivia—kebetulan semuanya masih temenan sama cewek itu di Facebook.

Dimulai dari yang pas zaman ingusan dan jauh sebelum kenal Fendi juga: Mario Devianto. Cowok itu adalah pacar pertama Olivia waktu masih SMP kelas dua. Kalo menurut cerita cewek itu, mereka putus karena Mario harus ikut pindah bersama orangtuanya ke pulau Nias. "Gue nggak percaya hubungan LDR, sampe sekarang pun masih," jelas Olivia waktu itu. "Meskipun udah gue jelasin berkali-kali, tetep aja Mario keberatan saat gue minta putus. Malah, kali terakhir kita ketemu, dia sampe meneteskan air mata segala. Hampir aja dia bikin gue berubah pikiran."

"But you're not, are you?"

Cewek itu menggeleng sambil tersenyum tipis. "Of course not!"

Lalu ada lagi mantan bernama Khaznan Saputra. Khaz adalah pengurus OSIS yang juga jago banget main basketnya. Pacar pas SMA kelas dua ini diputusin karena... eh, lupa. "Waktu itu lo putus sama Khaz karena apa sih, Liv?"

Cewek itu mikir bentar. "Oh, karena gue ngerasa udah nggak nyambung aja sama dia."

"Gitu doang?"

"Ya. Lo ngarepnya alasan yang dramatis gitu ya?"

Air muka Fendi menjawab pertanyaan barusan.

"Eh, gue dah pernah cerita belum, gue dan dia sempet ngobrol lama di inbox Facebook. Dia bilang, gue tambah cantik."

"Boong!"

"Suer demi butik gue, Fen!" Olivia berusaha meyakinkan. "Atau, perlu gue tunjukin percakapan gue ma dia, biar lo percaya?"

Fendi males berdebat jadi akhirnya memilih manggut-manggut aja. "Next, siapa lagi?"

Pratama Berkeley Nugraha, cowok blasteran Jawa-Inggris yang dipacari Olivia pas zaman kuliah. Putus karena Olivia sengaja menambah les dan jadwal bimbingan belajar sebagai alasan untuk nggak ketemu Tama.

Marza Andhika Mukti, cowok yang lebih muda dua tahun dibanding Olivia. Putus karena... bosen aja. "Marza lebih boring daripada celana khaki. Plus, anak mami banget."

"Kalo Kemal Hartanto?"

"Gue keknya pernah cerita deh: gaya hidup kita beda banget," kata Olivia. "Dese demen hiking dan berkemah gitu, sedangkan gue lebih suka jalan-jalan ke mall atau ke pasar kain."

"What about Adam Hendrik?"

"Hmm, gue juga nggak gitu ingat. Kayaknya sesuatu tentang mukanya gitu."

"Maksud lo?"

"Iya, gue rada keganggu sama mukanya. Setiap kali liat, bawaannya risih gitu."

Fendi membelalakkan mata. "As. Ta. Ga!"

"What?"

"Nggak hanya gue baru ngeh lo lumayan banyak mantan pacarnya, lo juga mutusin mereka tanpa beban gitu ya. Almost like you were never in love with any of them."

"Oh, am I?"

Lagi-lagi senyum sok misterius itu. Fendi mulai merasa terganggu karenanya.

"Jadi itu rahasia sukses lo?" Cowok itu menaikkan sebelah alisnya. "Nggak ngasih kesempatan mereka untuk masuk ke hati lo?"

Olivia tersenyum saja. Enggan mengingatkan Fendi kalo dia pernah juga jatuh cinta... dengan seseorang yang nggak pernah benar-benar jadi miliknya.

*

Siangnya, ketika Olivia bilang mau berangkat ke butik, Fendi minta ikut juga. "Itung-itung buang waktu sebelum gebetan baru gue jemput."

"Oh ya?" Olivia langsung melirik kepo. "Siapa lagi cowok nggak beruntung ini?"

Alih-alih menjawab, Fendi langsung mengacungkan jari tengah. Olivia tertawa saja.

Yo-Car mereka disopiri bapak-bapak setengah baya yang sepertinya lumayan gaul. Terbukti dari playlist musik entertainment system-nya. Dua kali berturut-turut adalah lagu hitsnya Shawn Mendes. Sekarang, giliran Mi Gente-nya duet J. Balvin dan Willy William.

Bahu Fendi bergoyang-goyang mengikuti irama lagu ketika dicolek tiba-tiba oleh Olivia. "Oke, sejauh ini gue menjatuhkan pilihan ke tiga orang selebgram. Di antara mereka, kandidat yang gue paling sreg adalah Mahir Siregar. Aktif di Youtube dan Instagram juga. Subscriber vlog-nya udah mencapai satu juta lebih—hebat ya? And guess what, gue bisa ketemu dia langsung pas weekend ini. Dia ada di MagCon juga bareng segambreng selebgram dan influencer lainnya."

"Hold your horse, Girl. Bukannya Mahir dah ada anjingnya?" Kening Fendi berkerut ketika berusaha mengingat-ingat salah satu posting-an lama Lambe Ghibah yang merekam kemesraan mereka waktu liburan di Raja Ampat. Mahir sedang shirtless—yang, by the way, muy caliente!—ketika menggandeng pacarnya yang begitu seksi dalam balutan baju renang two-piece rancangan Beauty Mark.

Dohhh, siapa sih nama tuh cewek? Fendi menggerutu dalam hati.

"Yes, Annika Sawitro," kata Olivia, seperti bisa membaca pikiran teman cowoknya itu. "Cuman berdasarkan informasi yang gue dapet dari fansnya, mereka berdua udah putus."

"Kapan?"

"Baru-baru ini kalo gak salah." Olivia mengangkat kedua bahunya. "Gue nggak tertarik buat nyari tahu lebih. Yang gue butuhkan cuman konfirmasi kalo Mahir available buat gue."

Fendi menyeringai. "Again, pede amat ngana? Lupa kalo Annika itu model sejak umur tujuh belas tahun? Apa yang bikin lo ngerasa Mahir bakal ngelirik lo yang notabene manusia jelata ini? No offense, Bebs. Just stating the fact."

Olivia malah menertawakannya. "Owh, owh, owh, ketahuan ya dari tadi mancing-mancing informasi dari gue? Pengen banget ya gue berbagi rahasia supaya bikin cowok tunduk di kaki lo?"

Fendi pura-pura nggak peduli, padahal sedari tadi penasaran setengah mati.

"Fine. Karena lo temen baik gue, gue kasih tahu...."

Fendi mendekatkan tubuhnya ke arah Olivia.

"Men are basically dogs," katanya. "You have to train them, so that they can love you properly."

"What?!"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top