☃️࿌ིྀ྇⋆Feels Like You⋆࿌ིྀ྇☃️

╔═══*。❅*⋆⍋✧ ✦ ✧⍋⋆*❅。*═══╗
Like It's Christmas
Jonas Brothers
Sakaguchi Ango × Hatsuyuki Ai
Bungou Stray Dogs © Kafka Asagiri
Original Character © -MrsIrm
Story © -MrsIrm
╚═══*。❅*⋆⍋✧ ✦ ✧⍋⋆*❅。*═══╝
∘ ───  ☃️༉─── ∘
┊ ┊
˚ ༘ ♡ ⋆。˚ ❀
╔═══*。❅*⋆⍋✧ ✦ ✧⍋⋆*❅。*═══╗
Tak perlu kutunggu
Natal 'kan tiba selalu
Andai kau tahu
Natal terasa seperti dirimu
╚═══*。❅*⋆⍋✧ ✦ ✧⍋⋆*❅。*═══╝
∘ ───  ☃️༉─── ∘
┊ ┊
˚ ༘ ♡ ⋆。˚ ❀
╔═══*。❅*⋆⍋✧ ✦ ✧⍋⋆*❅。*═══╗

Hari demi hari terus berlalu. Musim berganti sesuai dengan waktu yang telah diatur. Betapa bahagia sungguh, ketika telah memasuki musim dingin dengan suasana baru, terlebih hanya butuh beberapa selang waktu untuk dapat segera memasuki Natal dan tahun baru yang membuat pengingat dari alarm kalender di ponsel salah seorang agen wanita yang tertidur dengan pulas di meja tersebut berbunyi sampai sang pemilik terbangun.

Dengan segala pegal di tubuh, sang wanita mematikan alarm tersebut, kemudian melihat ponselnya dengan netra yang berjuang melawan kantuk sambil menunggu jiwa dapar sepenuhnya terkumpul.

"Hm? Four days to go?" gumamnya yang kemudian menguap seraya berpikir. "Ulang tahunku? Ah, sudah lewat beberapa minggu yang lalu." Pun ia memilih untuk berputar ria dengan kursi kerja yang didudukinya dengan santai saking ia masih sangat mengantuk di gedung kerjanya tersebut.

"Senang sekali melihatmu bangun. Jadi, bagaimana dengan tidurmu? Kuharap lebih dari cukup, karena ada banyak tumpukan tugas yang menunggu, sebelum Natal dan tahun baru," ucap salah seorang pria berkacamata bulat yang berada satu ruangan kerja dengannya.

Seketika sang wanita kelu. "Natal dan tahun baru ... ?" gumamnya seraya menatap senior pria di hadapannya dengan bingung.

Helaan napas terdengar dari pria berkacamata bulat tersebut. "Kau pura-pura amnesia untuk tidak mengerjakan pekerjaanmu, Tsuyu?"

"Oh! Libur!" seru Hatsuyuki Ai dengan semangat sampai nyaris terjatuh dari kursinya.

"Mulai lagi," batin sang pria. "Kembalilah bekerja," ucapnya yang kemudian beralih penuh pada layar komputer di hadapannya.

"Hee! Apa maksudmu?" Tsuyu menatap tak percaya senior pujaan hatinya.

"Tidak ada libur," jawab sang senior nampak serius yang dengan harap dapat menghentikan rengekan gadis yang sempat ia panggil Tsuyu tersebut.

"Huwaa, uso! Mana mungkin seorang Sakaguchi Ango-kun menolak untuk merayakan Natal dan tahun baru bersamaku!"

Kepulan uap putih menguap bebas di langit musim dingin pagi hari. Tak menghentikan kegiatan setiap orang yang berlalu-lalang dengan bahagia sana-sini. Dengan senyum semangat mereka menyambut Natal dan tahun baru yang akan terlaksana beberapa jam lagi bersama dengan orang terkasih.

Bahkan sudah banyak yang saling berbagi kasih. Sakaguchi Ango banyak melihat beberapa kali sepasang kekasih yang menikmati manisnya romansa di bawah gumpalan halus yang dengan indah menuruni bumi.

"Huwaa, uso! Mana mungkin seorang Sakaguchi Ango-kun menolak untuk merayakan Natal dan tahun baru bersamaku!"

Tak heran jika menjadi hari yang sangat dinanti. "Kenapa harus menunggu setiap hari?" Ango bergumam seraya menyunggingkan senyum tipis.

Betapa bebas butiran salju yang berjatuhan dengan anggun ke bumi. Memenuhi sekitar dengan cantiknya warna putih. Namun, sayang sekali terasa semu di hati. Membuat Hatsuyuki Ai terus merengek bagai gadis kecil tiada henti. Ia tak puas hanya dengan menikmati pemandangan manis dari balik jendela yang membuatnya bosan dan ... sedih.

Jari-jemari Tsuyuki mengusap jendela yang terasa dingin. "Hiks ... , hiks ... , aku juga pengen main ... , hiks," ucapnya dengan efek suara menangis. Persetan dengan pekerjaan yang belum selesai. Wanita itu hanya ingin menarik perhatian sesosok senior yang dia benci saking ia cintai.

"Kembalilah bekerja, Tsuyuki," ucap Ango yang masih fokus dengan beberapa berkas di kertas dan layar komputernya.

Sementara Tsuyuki diam seribu bahasa. " ... Ahh, Natalku menyedihkan sekali," ucap Tsuyuki kemudian seraya terus menatap ke luar jendela ruangannya seolah tak menyerah untuk membuat sang senior benar-benar memperhatikannya.

Sesaat Ango melirik sebelum akhirnya memilih untuk mengabaikan dengan harap dapat membuat Tsuyuki jerah.

" ... Apakah akan terus seperti ini, ya?"

"Menyedihkan sekali ... Padahal banyak orang yang menikmati ...."

"Wah ... , sepasang kekasih, jadi iri ...."

Dan seketika rengekan terakhir Tsuyuki mampu membuat Ango beralih penuh pada wanita yang masih setia memandangi salju di luar jendela dengan santai. Membuat ngo menghela napas, kemudian memanggilnya, "Tsuyuki."

Hening menimpa. Ango diabaikan rupanya.

" ... Tsuyu."

Panggilan kedua hanya direspon dengan lirikan dari oknum yang bersangkutan.

"Yuki." Kali ini panggilan yang cukup tegas dari Ango. Namun, tak berefek apapun pada Tsuyuki yang terlihat ngambek.

Ango menghela napas lagi dan lagi. "Ai." Rasanya ia seperti mengurus seorang gadis kecil.

"Ango-kun, 'kan, sibuk. Aku tidak mau mengganggu," jawab Tsuyuki dengan acuh tak acuh pun kembali beralih pada salju yang masih terus berjatuhan dari balik jendela ruangannya tersebut.

"Kalau begitu, kenapa Natal sangat penting bagimu?"

Sesaat membuat Tsuyuki kelu. Bahkan netra magentanya terlalu fokus pada salju. " ... Sudah lama kutunggu agar bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersamamu," katanya setengah berbisik dengan sendu.

"Maka dari itu aku memilih untuk menjadi seniormu," balas Ango dengan yang cepat yang membuat Tsuyuki berbalik dengan tatapan bertanya-tanya pun tak percaya, bersamaan dengan kecupan lembut yang mendarat di dahinya saat itu juga mengingat tak ada siapa-siapa lagi di ruangan mereka.

"J-jadi ... , kau—"

"Hanya ingin agar kita bersama selalu tanpa harus menunggu momen-momen tertentu," jawab Ango yang menyela dengan senyum bahagia nan tulus, kemudian menangkup wajah Tsuyuki agar pandangan mereka saling bertemu. "Ketahuilah bahwa aku mencintaimu kapanpun dan dalam keadaan apapun," tambahnya yang membuat Tsuyuki semakin luluh nan tersipu.

"Ah! Gak seru!" seru Tsuyuki mengeluh, tetapi malah menyambar Ango dengan peluk.

Sementara Ango hanya terkekeh, sebelum akhirnya membalas pelukan wanitanya. Pun tak hentinya menggoda dengan berkata, "Setiap hariku jadi terasa istimewa karenamu sampai aku lupa betapa istimewanya mistletoe."

"Pikun!" Tsuyuki tak hentinya merutuki sang senior seraya terus mempererat pelukan saking malunya dirinya saat ini.

"Bagaimana tidak jika setiap hari bahkan Natal pun terasa seperti dirimu," ucap Ango yang beralih pada salju yang terus terjatuh di balik jendela ruangannya tersebut, kemudian tersenyum. " ... Setidaknya agar kau tahu jika kau adalah kepingan momen berhargaku," gumamnya yang masih dapat didengar oleh wanita di pelukannya tersebut.

" ... Kau memang pembohong ... yang buruk, An-kun."

╚═══*。❅*⋆⍋✧ ✦ ✧⍋⋆*❅。*═══╝
∘ ───  ☃️༉─── ∘
┊ ┊
˚ ༘ ♡ ⋆。˚ ❀
╔═══*。❅*⋆⍋✧ ✦ ✧⍋⋆*❅。*═══╗
Merry Christmas
Always
╚═══*。❅*⋆⍋✧ ✦ ✧⍋⋆*❅。*═══╝
∘ ───  ☃️༉─── ∘
┊ ┊
˚ ༘ ♡ ⋆。˚ ❀
╔═══*。❅*⋆⍋✧ ✦ ✧⍋⋆*❅。*═══╗
Story By Aurora Phelia
╚═══*。❅*⋆⍋✧ ✦ ✧⍋⋆*❅。*═══╝

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top