✨ R e J o [ 14 ] ✨

***
Remaja masa kini
Kalau nggak jompo
Ya jomlo

***

Nola berlari kecil menemui Bastian yang tengah duduk santai di kursi bawah pohon belakang kelasnya. Bastian membuka tiga kancing atas baju putihnya, berharap angin sepoi-sepoi mampu memberi kesegaran pada ketiaknya yang gerah.

"Bas," panggil Nola.

Bastian berbalik sebentar kemudian memejamkan matanya.

Ibra tampak menyusul dari belakang.

"Wah gila lo, kesambet apa bisa jawab semua soal barusan," kata Ibra yang langsung duduk di sebelah Bastian.

"Lo nggak pake tuyul kan?" kata Nola.

"Emang tuyul bisa bantu ulangan, bukannya cuman nyolong aja."

"Kan siapa tahu nyolong jawaban dari guru," jelas Nola mengada-ngada.

Bastian menyapu lembut telinganya yang masih terasa nyeri karena jeweran guru. Untung saja Bastian bisa jawab tanpa terbata-bata kalau dia keluar karena disuruh oleh guru.

"Gue cuman beruntung, pelajaran yang keluar tadi ternyata sama yang gue pelajari bareng Ayna semalam," jelas Bastian.

"Ajaib banget Ayna, kalau gitu gue semalam nggak bakal jadi obat nyamuk nemenin si Ibra pacaran," ucap Nola yang langsung ditepuk tangannya. Nola menutup mulut karena tersadar dia keceplosan.

Bastian menatap kedua sahabatnya itu.
"Oh jadi sekarang main rahasiaan ya." Bastian memicingkan mata.

"Bilang aja anjir kalau lo sama April pacaran," kata Nola dan Ibra langsung comot mulut comel Nola dengan tangan kirinya yang penuh dengan debu.

"Apa!!" teriak Bastian mendramatisir keadaan. Merasa bahwa musik dari Prindavan berputar untuk meramaikan keadaan saat ini. Padahal itu hanya khayalan belaka.

Ibra tampak malu, padahal niatnya tidak ingin bilang sekarang tentang hubungannya dengan April. Apalagi mereka tampak saling ketus di sekolah ternyata di luar sekolah berbeda. Bastian tertawa.

"Kenapa lo nyembunyiin kek ginian, gue nggak bakal marah kalau lo pacaran. Walau itu mengkhianati motto kita 'Jompo Jomblo Bertiga' , tapi Bastian doain langgeng ya sama singa penjaga Ayna, haha," kata Bastian dan Nola ikut tertawa.

"Gue doain Bunga juga sadar akan rasa suka lo," kata Ibra membuat Bastian kembali teringat. Mereka berdua pelukan.

"Lah gue gimana?" tanya Nola yang baru saja terduduk sambil memeluk lututnya. Tampak seperti kura-kura tanpa cangkang.

Akhirnya Bastian dengan antusias menceritakan semuanya tentang kejadian Bunga yang menghampirinya hari itu. Apalagi Bunga sepertinya memberi kode dengan memasang story foto Bastian di akun sosmed.

Bastian berkata, "apa gue harus mikirin adat apa yang kupake nanti bersama Bunga jika bersama."

Nola mengetuk kepala Bastian.
"Kita mau ujian fokus belajar dulu ya, Nak," ucapnya sok dewasa.

"Iri bilang bos," kata Ibra diselingi tawa.

Tapi yang diucapkan Nola ada benarnya juga. Bastian sepersekian detik terdiam.

***

Sehabis pulang sekolah, Bastian tak menyangka Ayna mengantarkan beberapa buku pelajaran ke rumahnya.

"Makasih banyak ya Nak," ucap Hana pada Ayna yang baru selesai meneguk es teh hangat buatan wanita itu.

"Iya, Tante. Biar Bastian juga semangat belajarnya," kata Ayna sambil melirik Bastian yang duduk bersebrangan dengannya.

"Nah, dengerin tuh Bas. Jarang-jarang ada cewek cantik yang mau perhatiin kamu yang burik itu," ucap Hana dan Bastian langsung memegang dadanya.

"Emak!!" Bastian tersenyum kaku. Dalam hatinya dia takut kalau ibunya bakal menceritakan semua kegiatannya di rumah pada Ayna.

"Yaudah Tante, abis ini Ayna mau balik ya," kata Ayna.

"Buru-buru amat Nak, yaudah Bastian anterin ya," ucap Hana yang mencoel pinggang anaknya.

"Nanti ngerepotin biar aku naik ojek online aja."

"Nggak kok," kata Hana dan Bastian bersamaan membuat Ayna tersenyum.

"Yok," ajak Bastian pada Ayna.

Ayna berdiri mengambil tasnya lalu Salim pada Hana. Wanita itu berbisik pada Ayna.
"Kalau kamu mau sama Bastian, Emak setuju, Nak."

Ayna tersipu malu hanya bisa tersenyum.

"Ayna yok," panggil Bastian yang sudah menyalakan motornya.

"Gih, hati-hati ya," kata Hana.

Ayna akhirnya naik di boncengan Bastian.

"Boni, jangan ngambek ya di jalan kita mau nganterin tuan putri," ucap Bastian yang menyapu lembut stir motornya. Ayna hanya tertawa. Teringat dulu kalau panggilan tuan putri itu dia dapatkan karena dia satu-satunya yang mau gabung dengan ketiga remaja itu.

Bastian menarik tangan Ayna agar memegang pinggangnya. Meski Bastian orang yang gelian tapi kali ini dia juga takut kalau Ayna bisa saja terjatuh karena tak ada pegangan. Apalagi ini pertama kali dia membonceng Ayna selama berteman dengannya. Ada perasaan aneh juga di dadanya.

Baru saja motor ke luar menuju jalan raya, tiba-tiba saja Bunga lewat dan memanggil Bastian. Tanpa aba-aba Bastian berhenti seketika, Ayna bahkan menabrak punggung Bastian karena terkejut. Ayna berbalik menatap Bunga yang tersenyum penuh arti.

"Lihat saja," gumam Bunga.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top