Highest [Hatano]
AoiKitahara present
Relationship With Spy
Joker Game belongs to Koji Yanagi
Warn: Typo(s), Modern!AU, OOC, humor receh, bahasa lo-gue, bahasa yang ngga baku, without plot, etc.
Don't Like Don't Read kay?
Happy Reading!
.
.
.
Bagaimana perasaanmu saat melihat pasangan yang perempuannya jauh lebih pendek ketimbang laki-laki?
Hanya ada satu kesan, yaitu imut.
Tapi bagaimana jika hal itu berkebalikan? Laki-lakinya malah lebih pendek ketimbang perempuannya.
Hal yang tengah dialami oleh seorang pemuda berambut coklat dengan poni belah tengah, ya Hatano.
Kalau hanya beda satu senti sih tidak jadi soal, masalahnya mereka berbeda 13 senti. Kekasih Hatano, [name] tumbuh subur dengan tinggi badan 175 cm tanpa wedges, bayangin sendiri lah gimana jadinya kalo [name] pake wedges, Hatano tenggelem bung!
Setiap mereka pergi berkencan, orang-orang selalu bertanya.
"Mbak, itu adiknya ya?"
Setelah mendengar itu, biasanya Hatano bakalan menyeret orang itu untuk dijadiakan sebagai teman sparring-nya.
Kok bisa mereka pacaran?
Hatano terima aja gitu kalah dari perempuan?
Kalian heran? Sama.
Mereka bertemu karena insiden tabrakan ala shoujo manga-kalo yang part Miyoshi kemaren beda dari shoujo manga, harus ada yang ketemunya ala-ala shoujo manga juga kan biar afdol-. Saat itu Hatano sedang berjalan dari arah berlawanan pun tidak sengaja menyenggol [name]. Mengingat tubuh Hatano yang kuat, akhirnya [name] lah yang terjatuh.
Entah kena angin apa, Hatano merasa bertanggung jawab dan mengulurkan tangannya untuk membantu [name] berdiri. Namun saat ia berdiri, Hatano speechless, bahkan ia harus mendongkakkan kepala demi menatap [name]. Untuk pertama kalinya harga diri Hatano hancur karna kalah tinggi dengan seorang perempuan.
[Name] belum sempat melihat wajah Hatano pun membungkuk mengucapkan terima kasih dan meminta maaf kemudian kembali pergi. Hatano sempat melihat wajah gadis itu.
Takdir bermain dengan mereka, tak disangka-sangka, tak ada angin badai maupun hujan, mereka kembali bertemu. Hatano melihatnya tengah duduk sambil mendengarkan musik melalui earphone nya, dengan gaya sok jagoan Hatano berdiri di hadapan [name]. Menghalangi sinar matahari demi mencari perhatian.
Deja vu men.
[Name] yang merasa terganggu pun menatap dingin ke arah Hatano sambil berucap.
"Kau sedang berfotosintesis dengan menghalangiku agar bisa tumbuh tinggi?" Ucapnya datar.
JLEB!
Sakit tapi tak berdarah, Hatano kuat kok manteman.
Perempatan imaginer muncul di kepala Hatano, merasa tersinggung dengan ucapan [name]. Boleh ngajak berantem nih cewek gak? Jawabannya, tentu saja gak boleh lah bego! Hatano nyubit kedua pipi [name].
"Ho, katakan itu sekali lagi hm?" Ucap Hatano sambil mengeluarkan hawa hitam di sekelilingnya.
"Kau lebih pendek daripadaku, seperti seorang kurcaci." Yang dicubit malah makin nyolot meskipun sambil meringis.
'Sumpah anjir banget nih cewek, kalo bukan cewek aja udah gue banting nih bocah,' batin Hatano gregetan.
Memasang wajah senyum yang adem sambil menahan guratan perempatan merah di dahinya.
"Ngga usah pake basa-basi lagi. Gw suka sama lo, sekarang lo pengen gw datengin bokap lo buat ngelamar langsung gak?" Ucapnya spontan.
Dengan keadaan taman yang agak rame itu, entah kenapa menjadi sedikit umn... hening seketika?
Masyarakat yang ada di sana hanya bisa berpura-pura tidak melihat apa-apa. Terlihat dari beberapa pasangan yang langsung mengalihkan topik pembicaraan dan beberapa anak-anak yang tadinya tengah berlarian sambil bermain pesawat kertas kini ditarik oleh masing-masing ibu mereka sambil menutup kedua telinganya. Waah ibunya overprotective.
[Name] speechless, serius. Dia yang notaben-nya cuma cewek biasa yang ekhemjombloekhem tiba-tiba ditembak sama orang asing? Mana udah gitu mau langsung dilamar pula.
Dengan satu tarikan nafas [name] berkata, "Lo nyoba nyontoh Adimas dari komik webt**n ya?"
Hatano bungkam, gak bisa jawab apa-apa. Bukan diem karna ketahuan niat busuknya, tapi diem karna gak tau apapun tentang itu komik.
"Kayaknya ada kesalahpahaman di sini, gue gak pernah baca komik itu. Yang gue omongin murni dari otak gue," ujar Hatano berusaha memberi pembelaan.
[Name] berpikir sejenak, "Bisa kasih gue waktu gak? Ini terlalu mendadak soalnya, jadi gue gak mempersiapkan diri sebelumnya."
Hatano menghela napas sebentar, "Oke, berapa lama?"
"5 tahun," jawabnya polos.
Hatano mulai gulung lengannya dengan aura-aura gelap disekitarnya yang mulai menyelimutinya.
"Apa tadi? Gue gak begitu denger gara-gara ribut banget di sini."
"SANTAI BRO, GUE CUMA BERCANDA YAELAH. 5 HARI, NTAR LO TEMUIN GUE DI SINI LAGI."
"Lo gak PHP atau niat ngibul doang kan?"
"Kagak."
"Gak niat kabur kan, pas gue ada di sini, gak taunya elo malah batal ke sini?"
"Itu sih masih dipi-"
Hatano mulai buka jasnya sambil memasang kuda-kuda terlatih.
"IYA IYA GUE JANJI GAK BAKALAN KABUR! JANGAN JADI PENGECUT GEGARA MAU NGEHAJAR CEWE IH."
Pertemuan singkat tak terduga inilah yang membuat mereka terus bersama sampai sekarang, meskipun [name] masih suka ngakak kalo jalan bareng Hatano. Soalnya sering dikatain adiknya sih.
[Name] sedari tadi hanya sibuk ngutak-katik ponselnya tanpa memperdulikan Hatano yang berjalan di sampingnya.
"Asik banget kayaknya sampe gue-nya dicuekin ya," sindir Hatano.
"Sorry deh, soalnya temen gue ngajakin pergi ke festival," ujarnya sambil menyimpan ponsel di tas.
"Sekarang udah masuk musim panas ya, hmm... jadi elo lebih milih ke festival bareng temen lo ketimbang gue? Cukup tau deh," ucap Hatano sembari meletakkan kedua lengan di belakang kepala.
"Yoi banget bro, gue mau selingkuh, udah bosen sama elo." Niat hati ingin bercanda, Hatano malah nganggep serius duluan.
Nah.
Atmosfir langsung jadi berat tiba-tiba. [Name] menelan ludah dengan susah payah sambil mengusap lengan dan lehernya, bagaikan bulu kuduknya merinding.
Perasaannya udah gak enak nih ngeliat ekspresi Hatano.
"[Name] k-" ucapan Hatano disambar terlebih dulu oleh [name].
"AMPUN HATACHI, CANDA DOANG. SERIUS, SEKALIPUN ADA COWO YANG LEBIH TINGGI DARI ELO, GW TETEP KESEMSEM SAMA ELO, JADI JANGAN MARAH!!!" Pekik [name] sambil menguncangkan pundak Hatano.
Habis mendengar pernyataan itu, Hatano malah ngakak masa. Membuat [name] merasa sepertinya kekasihnya ini perlu dilempar ke rumah sakit jiwa sekarang.
"[Name] [name] makanya dengerin dulu orang ngomong sampe habis, jangan asal nyerocos aja kayak rem blong." Tawa Hatano perlahan berhenti.
"Tapi gue tim Emilia nih bukan Rem."
[Name] mendapat jitakan telak dijidat oleh Hatano.
"Gue itu mau ngajakin lo ke sana, gue tunggu jam 7 malam ya."
Setelah mengatakan itu, Hatano mengusap pucuk kepala [name] meskipun harus jinjit dulu, lalu pergi terlebih dulu.
Sesuai yang dijanjikan mereka pun bertemu. [Name] sudah cantik dengan mengenakan yukata bermotif kupu-kupu bewarna hitam dan merah serta obi yang bergambar mawar putih.
'Anjrit, ini beneran cewek gue? Cantik gile, mimpi apa gue bisa diterima dia?' Batin Hatano yang sedang hura-hura.
"Ngapain ngelamun? Mau jadi patung penyambut pengunjung?" Ujar [name] yang sudah berjalan lebih dulu.
Mereka berkeliling di banyak stand sambil sedikit bernostalgia saat di mana Hatano benar-benar datang ke rumahnya untuk meminta izin pada ayah [name].
"Sumpah muka lo kocak waktu mau minta izin, gue ngingetnya suka ngakak sampe sakit perut."
Hatano mendengus kesal, "Waktu bokap lo nanya 'punya apa kamu sampe berani ngajakin putri saya pacaran?!' Gue cuma bisa jawab 'saya punya cinta yang sempurna untuk anak om' sial gue gak punya malu banget."
[Name] ngakak berat sambil pegangin perutnya yang keram, orang-orang sekitar ngeliatin mereka.
[Name] menarik napas, mencoba mengatur tawanya. Dengan masih sedikit tertawa [name] kembali melanjutkan cerita tersebut.
"Apalagi pas elo bilang, lo kerja jadi mata-mata. Bokap gue hampir nendang elo keluar dari rumah, disangkanya elo stalker gue yang nekat." Menyerah, [name] kembali ngakak setelah cerita.
"Ah gue jadi pengen ngubur diri sendiri ke tanah kalo ceritain hal itu, udah main aja gih," ucap Hatano sambil menarik pergelangan tangan [name].
Mereka berjalan berkeliling ke seluruh stand. [Name] menatap tangan Hatano yang terayun, ia ingin sekali mengenggamnya. Tangan terulur, hendak menyematkan dan mengisi ruas jemari Hatano.
"Apaan [name]?" tanya Hatano yang heran memperhatikan gerak-gerik [name].
Sadar apa yang hampir saja dilakukan [name] pun berkilah, "Ha!? Apa?! Gue gak ngapa-ngapain tadi, gue tuh cuma mau narik kaos lo!"
Alis Hatano naik sebelah, "Lo kek anak bocah yang minta sesuatu sama bapaknya."
"Berisik, yaudah pak ayo kita ke stand menembak di sana!" rengek [name] dengan wajah memelas yang seolah membalas ucapan Hatano.
"Dih, anjir malah beneran manggil gue bapak. Ayo deh ayo diliatin orang tau," ucap Hatano seraya menarik kerah belakang yukata [name].
Yang diincar [name] hanya satu. Boneka domba zombie yang 11/12 ngerinya macem Annabelle. [Name] ngelirik Hatano yang masih sibuk mencoba membidik sebuah konsol game meskipun sudah 8 kali gagal.
Kadang Hatano itu bego, gak tau kapan harus nyerah.
[Name] cuma bisa menghela napas karna melihat Hatano yang tak peka, pikiran aneh pun muncul.
'Seharusnya dari awal, gue gak pacaran sama dia aja kali ya?' batin [name].
Kepalanya serasa dihantam sesuatu yang empuk, membuat [name] tersadar dari lamunannya dan menemukan Hatano yang tengah memukulnya dengan boneka domba zombie tersebut.
"Lo daritadi mau ini kan? Nih udah gue dapetin, buat lo gih. Gila ya, boneka gini udah mirip buat dijadiin boneka santet tau!" Hatano malah asik ngedumel gaje.
Tanpa sadar [name] tertawa kecil.
'Ah ternyata cuma Hatano yang bisa buat sesuatu hal yang gak terduga,' batinnya.
"[Name] lo ngapain ket-" ucapan Hatano terpotong saat melihat wajah [name] yang nampak bahagia.
Tangan kiri menggaruk kepala belakang, sedangkan tangan kanannya menggenggam erat tangan [name]. Rona merah mulai muncul di wajahnya.
"Biar elo gak hilang," dusta Hatano.
Keduanya tertawa bersama-sama.
"Paman, permen apelnya satu," ucap [name].
"Oh untuk adiknya ya? Tunggu sebentar," ucap sang penjaga kios permen apel tersebut.
Hatano yang tak sengaja mendengarnya pun mulai menekuk jemarinya hingga berbunyi.
"Ngomong apa itu orang, hm?" Perempat imaginer terlihat muncul di dahi Hatano.
Dan malam itu dihabiskan dengan Hatano yang mengejar sang penjual tersebut untuk dibanting-tentunya.
Owari
A/N:
Haish sumpah gak tau gw ngetik apa ini *banting meja* noh hasbu lu dude Natsu_Roku gw merasa berdosa sama Miyoshi, part Hatano panjang banget men.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top