Part 8 - Party For Two
Part ini 21+ yaa.. 😆
Anak-anak di bawah umur harap tidur yaa 😜 sengaja untuk part ini ak upload malem2 😁
Mohon menjadi pembaca yang bijak
Felicia meninggalkannya di sofa yang mereka duduki bersama sebelumnya.
Gadis itu pergi setelah menerima ajakan Bianca untuk turun ke lantai dansa, tanpa meminta ijin kepada Aldrich tentu saja. Sebagai bentuk dari petisi bahwa dia tidak suka dengan perlakuan lelaki itu sebelumnya.
Kini Aldrich hanya bisa memandanginya dari kejauhan. Wanita itu bahkan terlihat berpuluh kali lebih menonjol ketika berada di kerumunan orang di lantai dansa. Beberapa pasang mata lelaki bahkan menemukannya di antara kegelapan tempat clubbing itu dan masih mengunci mangsanya. Dan Aldrich memulai kebiasaan buruknya saat sesuatu terjadi tidak sesuai keinginannya dan dia tidak bisa berbuat apa-apa, berdecak.
"Aldrich, kamu kok nggak dengerin aku sih?" Kata suara manja dibuat-buat yang memanggilnya dari sebelahnya.
Selomita memang memanfaatkan keadaan segera setelah melihat perempuan pengganggu yang sejak tadi enggan dilepaskan lelaki itu pergi dari sisi Aldrich. Dia bahkan tidak peduli saat Jonathan dan Andreas terus menerus mengejeknya dengan mengatakan belum bisa move on dan memanfaatkan kesempatan.
"Hmm?" Jawab Aldrich acuh tanpa mengalihkan perhatiannya sedikitpun dari lantai dansa. Karena dia merasa sedikt saja perhatiannya teralih, salah satu dari lebah sialan itu akan menyerang pacarnya.
"Kamu kok udah lama nggak mampir lagi ke tempat biliar punya om aku? Beberapa kali aku mampir ke sana tanya managernya katanya kamu sama yang lain udah lama nggak kesana."
"Hmm, udah nggak main," jawab Aldrich seadanya.
Memang ada masanya Aldrich dan kedua sahabatnya suka bermain biliar, apalagi kebetulan saat itu Aldrich sedang berpacaran dengan Selomita yang memiliki paman pemilik tempat biliar.
"Oh, gitu. Sekarang kalian sering nongkrongnya dimana kalo gitu?"
"Hmm.."
Oke, sejujurnya Aldrich sudah tidak berniat memikirkan sama sekali di mana mereka sering menongkrong, apalagi menjawab Selomita.
Dia mengawasi Felicia dengan terlalu fokus. Dan gadis yang sebelumnya kelihatan canggung di lantai dansa itu mulai terbiasa berada di sana. Felicia berlompat-lompat dan menggoyangkan tubuhnya mengikuti bit musik bersama Bianca. Dan efek sialannya, mata-mata lelaki di sekelilingnya semakin menggila melihat tubuh dua wanita tanpa penjaga itu.
"Aldrich!" Panggil Selomita dengan nada manjanya. Tangannya menyentuh lengan lelaki itu berusaha mengembalikan fokusnya.
Aldrich menepis tangan yang menyentuhnya dan berdiri dengan sangat cepat sambil memaki, "B*ngs*t!"
Kesadaran yang biasanya selalu dijaganya untuk tetap bertindak tenang sudah hilang saat melihat semakin banyak lelaki yang berusaha memanfaatkan keadaan dan membuat tubuh mereka semakin dekat dengan kekasihnya.
Aldrich berjalan cepat menuju lantai dansa dan berdiri tepat di hadapan Felicia, yang membuat gadis itu terhenti seketika. Namun Felicia kembali tersenyum setelah melihat bahwa lelaki yang baru saja muncul di hadapannya adalah Aldrich.
Felicia melingkarkan kedua lengannya, yang sebelumnya bebas menari-nari di udara, ke bahu lelaki itu dan kembali meliukkan tubuhnya.
Aldrich seketika sadar, gadis itu mabuk, setelah dua gelas minuman yang tadi ditegaknya. Felicia memang peminum yang buruk.
"Jagain Jonathan tuh! Dia udah tipsy tadi," kata Aldrich pada perempuan di sebelah Felicia.
Bianca yang juga terkejut melihat Aldrich yang tiba-tiba berada di sana, hanya mengendikkan bahunya dan berjalan kembali ke tempat duduk mereka. Sadar bahwa kalimat Aldrich barusan adalah memintanya menjauh dari mereka.
Kini hanya tinggal mereka berdua. Dan Aldrich bersyukur bahwa dengan kehadirannya, tidak ada lelaki yang berusaha mendekati Felicia lagi. Walaupun dia tidak menyangka sebelumnya, godaan Felicia terlalu berat untuk ditolaknya.
Felicia masih belum berhenti menggoyangkan tubuhnya di hadapannya. Setiap lekukan tubuhnya membuat Aldrich harus menelan ludahnya dan setiap liukkannya membuat urat nadinya berdenyut semakin cepat. Bahkan godaan feromonnya terlalu kuat dengan jarak sedekat ini. Darahnya semakin panas melihat gadis itu tersenyum kepadanya dan kemudian saat Felicia menggigit bibirnya sendiri, darah panasnya langsung naik ke otak dan menggelapkan matanya.
Aldrich menahan punggung wanita itu dengan satu tangan dan menggunakan tangan lainnya untuk menahan tengkuk Felicia.
Aldrich menciumnya. Dia lebih dari sekedar menciumnya, namun membuat gadis itu pelampiasan gairahnya. Gadis itu membuatnya tersiksa dengan hanya dapat mengamatinya dari tadi.
Dan Felicia menurutinya, dibiarkannya lelaki itu mengecapi bibirnya seperti mengidamkan sesuatu yang tidak juga terpuaskan.
Aldrich kehilangan kesadarannya. Bahkan dia tidak menyadari bahwa mata-mata di sekitar mereka mengawasi kegiatan pemuas gairah yang hanya milik mereka berdua. Kini mereka sudah menjadi pusat perhatian di acara yang seharusnya bukan milik mereka tersebut.
Aldrich sudah tidak dapat menahan dirinya lagi. Dia butuh lebih dari sekedar sentuhan bibir dari gadis itu. Dan dia harus mendapatkannya.
Aldrich melepaskan pergumulan bibir mereka walau masih dengan jarak yang sangat dekat. Napas mereka tersengal dengan irama yang bersamaan.
"Kamu mau ke apartemen aku?" Pintanya, "aku bawa kuncinya. Kalo kamu mau, kita ke sana sekarang?"
Felicia berusaha mengatur napasnya. Sedetik kemudian dia mengangguk.
***
Aldrich kehilangan logikanya. Satu-satunya yang masih berusaha untuk diingatnya sebelum dia benar-benar tidak bisa berpikir jernih adalah menggunakan pengaman. Kali ini dia tidak boleh kecolongan sama sekali.
Segera setelah dia mengunci pintu apartemen kosongnya itu dari dalam, Aldrich menaikkan Felicia ke dalam gendongannya dan membawanya ke dalam kamarnya. Bibir mereka tetap dengan kesibukannya saling mengecap tanpa puas sampai Aldrich menghempaskan gadis itu ke atas ranjang.
Aldrich hampir kehilangan kesabaran dan hendak mengoyak dress yang membebat tubuh gadis itu kalau Felicia tidak menghalanginya dan melakukan aksi menelanjangi dirinya sendiri saat berada di bawah lelaki itu. Sementara itu Aldrich melepaskan kancing kemejanya satu per satu dan melemparkannya ke arah manapun.
Felicia bahkan berinisiatif melepaskan pakaian dalamnya sendiri dan membiarkan mata lelaki itu menggelap menyaksikan tubuhnya. Dan harus diakuinya, dia menikmatinya. Felicia memang jauh lebih berani dibandingkan saat pengalaman pertamanya. Dan keagresifannya membuat Aldrich semakin kehilangan kontrol atas dirinya.
Aldrich menciumi setiap inci lekukan tubuh gadis itu, mulai dari tengkuk hingga puncak dadanya, dan sesekali memberikan gigitan sebagai aksi tidak puasnya pada setiap bagian tubuh gadis itu dan membuatnya mengerang.
Dia sudah sangat mempersiapkan perempuan itu untuk siap dimasukinya. Bahkan Aldrich berhasil membuat wanita itu memohon untuk memasukinya dengan segera. Dan dia mengabulkannya. Dengan berlindungkan pengaman, dia berhasil memuaskan hasratnya dengan mempersatukan tubuh mereka dan menikmati setiap denyutnya bersama.
Felicia memohon kembali untuk bisa memuaskannya dan Aldrich mengijinkannya berada di atas untuk memimpin mereka. Perempuan itu meliukkan pinggulnya sendiri dan mendominasi kepuasan mereka berdua. Tangannya bahkan menepis tangan Aldrich yang berusaha membimbing pinggulnya dan melakukannya sendiri. Dan sebagai seorang pemula, hentakan perempuan itu terlalu hebat dan terlalu bergairah. Peluh di tubuhnya semakin membuatnya terlihat seksi.
Aldrich melahap salah satu dada wanita itu dan meremas yang lainnya dengan jari-jarinya untuk menetralisir kenikmatan yang dirasakannya akibat hentakan Felicia pada organ tubuh bagian bawahnya.
Aldrich hampir mengaku kalah sebelum dia menghentikan aksi perempuan itu dan membalik posisinya. Kini dibiarkannya dirinya yang memegang kendali. Kedua tangannya menahan tungkai Felicia tetap terbuka dan terangkat tinggi saat dia melanjutkan aktivitasnya.
Mereka kembali berciuman panas dan Felicia membiarkan lidah mereka bermain-main sementara Aldrich tidak menghentikan hentakan tubuhnya yang semakin lama semakin cepat.
Aldrich merasakan tubuh dibawahnya itu bergetar menahan sesuatu yang hendak keluar. Jemari Felicia mencengkram rambutnya erat dan kepalanya mulai menengadah ke atas sementara bibirnya kelu dan tidak sanggup melanjutkan ciuman panas mereka.
Aldrich memberikan satu hentakan kuat terakhir sambil memberikan pelepasannya yang sudah tidak tertahan dan gadis itu bergetar semakin hebat bersamaan dengan puncak klimaksnya. Lelaki itu menatap puas hasil kerja kerasnya yang masih bergetar akibat perbuatannya.
Felicia kehilangan kesadarannya akibat klimaks hebatnya untuk pertama kali.
Aldrich membiarkannya terlelap. Dia menunggu beberapa saat hingga denyut tubuh mereka mereda sebelum memisahkan diri.
Dia berjalan menuju kamar mandi, melepaskan kondom penuh cairan itu dan membuangnya ke tempat sampah.
Dan Aldrich merasa cukup cerdas hari ini karena tidak membiarkan nafsunya melupakan pengaman penting itu.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top