Relakan Saja Dia, Rin
Terinspirasi dari fanfic 'Jauh Melayang Pergi' karya Latifun Kanurilkomari dan 'Ketika Sara Pergi' karya Icchi-chan XD Bisa kalian baca di fanfiction... XD
---
Relakan Saja Dia, Rin
Warning : No pairing. No romance. Angst gagal. Ending luar biasa ngaco.
Enjoy~
---
Kagamine Rin terduduk di sebelah gundukan tanah. Netra indahnya memerah dan terlihat sedikit sembab. Iris biru langitnya meneteskan air mata, seolah langit yang menurunkan hujan.
Rin tak rela ini terjadi. Tapi, tak ada yang bisa ia lakukan.
Ia harus mengikhlaskan dirinya yang takkan pernah kembali.
Ia hanya bisa menatap gundukan tanah di hadapannya sambil menangis. Tangannya sesekali membelai benda yang menunjukkan bahwa di dalam tanah itu ada sesuatu yang ... ah, pernah hidup.
Sang gadis bersurai keemasan teringat semua kenangan yang ia jalani bersamanya.
Dia yang selalu menemani Rin sejak kecil.
Dia yang selalu menjadi pendengar yang baik saat Rin ingin mencurahkan isi hatinya.
Dia yang selalu menjadi teman bermain yang mengasyikkan untuk Rin.
Dia yang selalu membuat Rin merasa senang.
Dia yang tak pernah meninggalkan Rin.
Dia yang selalu menunggu Rin kembali kepadanya.
Rin menyayangi dia, dan harusnya dia juga menyayangi Rin.
Sekarang, Rin telah ditinggalkan olehnya.
Rin masih ingat bagaimana benda tajam itu menembus badannya. Membelah dirinya menjadi dua.
Rin masih ingat bagaimana dia tumbang ke tanah. Diiringi dengan cairan berbau aneh yang menetes dari badannya.
Rin membelai benda kasar nan keras itu lagi, mengamati setiap ukiran yang terdapat di sana.
"Kenapa... kenapa kau harus bernasib begini...?"
Lagi-lagi ia terisak. Apakah orang yang tega menghancurkan raga yang dia miliki tahu, jika dia amat berharga bagi Rin?
Rin menangis sambil memeluk benda kasar dengan ukiran indah itu.
Awan putih mulai menggelap. Menjadi awan bernuansa kelabu yang membuat suasana semakin terasa suram.
Tak lama kemudian, titik-titik air jatuh ke bumi.
Ah, hujan. Langit turut berduka karena kepergiannya, huh?
Kagamine Rin masih terduduk lemas di sana, tidak rela meninggalkan dirinya. Meski ia tahu kalau dia sudah tiada.
Rin juga masih ingat bagaimana dia dibuang ke dalam api yang menyala-nyala. Bagaimana raganya dilalap si jago merah. Bagaimana tubuhnya perlahan-lahan dimakan api. Bagaimana sebagian dari dia berubah menjadi abu berwarna kelabu, hampir hitam. Bagaimana bagian lain dari dirinya berubah menjadi gumpalan hitam kasar.
"Kenapa..." Sang gadis Kagamine terisak.
Dari jarak yang cukup jauh, adik kembarnya memanggil dengan lembut.
"Rin, sudahlah... Cepat masuk ke dalam, kau bisa sakit."
Rin masih mencengkeram sedikit tanah dan terisak.
"Nanti saja, Len... Ah, tolong jangan ganggu aku dulu..."
Bahkan Rin tidak perlu berbalik badan dan menatap mata sang kembaran saat menolak tawaran yang Len ajukan.
Pemuda yang sangat mirip dengan Rin itu mendesah pelan,
"Aku tahu dia teman terbaikmu, yang bahkan sudah kauanggap seperti saudaramu sendiri. Tapi bagaimanapun juga kau harus merelakan dia..." ucap Len sambil menatap tempat yang menandakan dia sudah tiada.
"Benar, Rin. Bukankah kau masih punya sahabat lain di dunia ini? Kalau kau kehilangan dia, bukan berarti kamu akan sendirian di dunia ini." Tambah Miku sambil memeluk Rin.
"Kak Miku, Len... Kalian tidak mengerti... Dia sangat berharga bagiku..." Rin terisak pelan.
"Rin, yang seperti dia masih banyak di dunia ini. Ayolah, relakan saja dia..." Luka ikut membujuk adiknya yang tengah berduka.
"Kak Luka juga sama saja! Itu pohon jeruk kesayanganku, Kak... Pohon jerukku yang buahnya paling enak... Kenapa Master menebang pohon ini, kak...?" Rin terisak pelan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Eits, tunggu dulu.
Jadi semua kalimat, dialog haru membiru lebay nan mellow ini hanya membicarakan POHON JERUK RIN YANG DITEBANG!?
Tapi pohon jeruk itu bukan jeruk biasa, lho! Eh, bukan berarti pohon keramat. Pohon itu kesukaan Rin. Soalnya daunnya paling rindang, banyak sarang binatang, buahnya paling banyak, buahnya enak lagi.
Rin suka banget ngambil jeruk dari sana. Dia juga suka ngumpet di atas pohon itu kalau kak Meiko lagi marah-marah gara-gara Rin bikin berantakan. Kalo Rin ngantuk, dia sering ketiduran atau sengaja tidur di bawah pohon jeruknya. Rin juga suka banget main sama burung (baca : nembak burung) yang lagi nyantai di atas pohon.
Pokoknya, pohon itu segalanya bagi Rin.
Sekarang masalahnya gini. Pohon itu letaknya mepet sama apartemen (atau kossan mungkin?) para Vocaloid.
Sekedar info, biar mereka ngga cape bolak-balik lokasi rekaman ke rumah, Master ngebuatin mereka apartemen. Lagian juga lebih gampang nemuin mereka kalo mau rekaman.
Yah, langsung masalah intinya aja deh. Vocaloid kan masih diproduksi sampai sekarang. Tapi, apartemen yang dibuat sama Master itu sekarang udah gak cukup kalau mau dipake sama Vocaloid-Vocaloid yang baru.
Pas Master jalan-jalan ke apartemen mereka, ternyata para Vocaloid udah tidur. Lebih kerennya lagi, tidurnya di ruang tengah. Posisinya juga pada gak elit.
Gakupo tidur di dua sofa kecil yang dijadiin satu. Gumi tidur sambil duduk di pojokan. Kiyoteru tidur nungging madep Gakupo. Miki tidur nyamping nyium dinding karena kepepet. Yuki tidur di atas TV (yah, TVnya bukan TV flat screen, tapi TV yang kotak jadul gitu). Lily sama Mizki tidur di sofa gede, bedanya Lily telentang nyantai, kalo Mizki nangkring di senderan sofa. Iroha tidur di meja yang harusnya buat tempat suguhan buat tamu yang berkunjung. Yuuma senderan di pantatnya Kiyoteru (kan tadi nungging, vroh...).
Ditambah para UTAU yang suka mampir dan nginap di sana, contohnya Teto, Ruko, Taya, Ritsu, Tei, Sora, Kiku, Koto, Tori, dan masih banyak lagi. Mereka mau gak mau tidur di lantai.
Walaupun tau tempatnya sempit, para UTAU tetep aja pada sering nginap. Kayaknya mereka gak betah di apartemen sendiri.
Belom lagi kalo saudara-saudaranya Kaito pada dateng. Yeah, Shion Family. Yang merah, kuning, ijo hot, ungu, item, putih, abu-abu, semuanya aja. Belum termasuk genderbend.
Sempit dah sempit.
Maka master mau memperluas apartemen Vocaloid. Karena arah perluasannya ke arah timur, pohon jeruk Rin otomatis menghalangi jalan. Mau gak mau harus ditebang.
Master sih gak tega bikin Rin sedih (dan dia juga takut dilindes Rin). Maka, dia memutuskan untuk nebang pohon jeruk itu pas Rin lagi rekaman.
Tak disangka, ternyata Rin selesai rekaman lebih cepat. Pas Rin udah nyampe gerbang apartemen, dia ngelihat pemandangan horror.
Bukan, bukan mbak kunti, tapi pohon jeruknya mau ditebang.
"PAAAAAK! POHONNYA JANGAN DITEBANG PAAAAAK!"
TOK! TOK! TOK! BRAK!
Telat, Rin.
Rin shock. Nangis. Sambil meluk-meluk tunggul pohon yang tadi saya bilang benda keras dengan ukiran. Ukiran yang saya maksud tuh lingkaran umur pohon. Sekedar info.
Meluk-meluk tunggul pohon abis ditebang, lu gak takut kena getah, Rin?
Abis itu pohonnya langsung dibakar, lagi. Padahal jeruknya masih banyak yang belom dia ambilin.
Sedih atuh sediih. Huweeeeee.
Bagi Rin, kejadian itu seribu kali lebih menyedihkan dari saat kepala Len dipenggal di lagu Servant of Evil.
*insert image Len pundung*
Gimana Luka, Miku, sama Len gak pengen ngebujuk Rin biar dia masuk rumah? Rin udah 3 jam nangis galau di deket tunggul pohon. 3 JAM. TIGA JAM. Orang macam apa coba yang kayak gitu cuma gara-gara pohon.
Eh mereka vocaloid deng bukan orang.
Tapi tetep aja, tiga jam nangis meratapi pohon itu warbyasah sekali. Sambil ujan-ujanan lagi.
Dramatis tapi ah sudahlah.
Yeah. Mari kta balik kepada para vocaloid.
---
"Rin, dengerin aku. Master kan udah bilang beberapa kali, apartemen kita mau dibikin lebih luas. Kamu gak bosen tidur di kamar yang sempit? Kamu gak kasihan sama Gakupo, Gumi, Kiyo, dan yang lain yang terpaksa tidur di ruang tengah?" Luka membelai rambut Rin.
"Kan kita mau kedatangan banyak anggota baru. Nanti kamu banyak teman baru, Rin." Miku tersenyum.
"Iya juga, ya..." Rin mulai berhenti bersedih.
"Kak Rin, ayo masuk! Ada kejutan dari kak Gakupo!" Seru Len
"Hah!? Oke!"
"Ayo lomba lari!" Len melesat di belakang Rin.
"Siapa takut? Kagamine Rin tak terkalahkan oleh siapapun bahkan Shota-otouto! Huahahaha!"
"Aku tidak shotaaaaa!" Len menggeram. Luka dan Miku tertawa.
---
BRAK!
"Yeeeey! Orenji-hime menang! Shota-otouto kalah!" Rin ngakak setelah mendobrak pintu rumah.
"Hadeeeeh... Pusing pala aing... Mylantah mana mylantah... Pusing pala berbi..." Kiyoteru yang kepalanya kejedot (?) pintu langsung sempoyongan laksana Meiko yang abis minum sake satu dispenser.
"RIN! AKU NGGA SHOTAAAAA!" Len melempar kepala Rin dengan sendal. Tapi meleset, kena Kiyoteru. Kiyoteru tumbang dengan tidak elitnya.
"Rin! Ada oleh-oleh nih dari Master!" Teriak Gakupo sambil mengambil (baca : mencuri) terong dari kulkas.
"Hah? Mana, Kak? Mana?" Rin langsung beringas nyari Gakupo.
"Ini nih. Dibuka tuh." Kaito menyodorkan kantong kresek besar kepada Rin. Rin membukanya.
"UWAAAAAAA! JERUK MANDARIN!" Teriak Rin sambil melempar-lempar jeruk seperti badut main sirkus.
"Loh ini kertas apaan?" Len memungut kertas yang jatuh dari tangan Rin.
"Hee?"
Anggota vocaloid yang lainnya langsung merapat.
Jonggol (?), 31 Februari (!?) xxxx
Hai! Ini Master yang paling keceh badai aduhai. Hihihi.
Para Vocaloid muntah berjamaah.
Kalian sudah menerima surat ini? Ada beberapa hal yang ingin Master sampaikan.
Pertama, Master minta maaf sama Rin. Master terpaksa nebang pohon jeruk kesayangan kamu itu.
Soalnya, Master juga kasihan sama kalian yang kalau tidur umpek-umpekan di ruang tengah gitu. Apalagi sama Kiyoteru yang tiap bangun tidur badannya encok semua.
'SALAH SENDIRI TIDUR SAMBIL NUNGGING!' batin para Vocaloid.
Master sudah pernah bilang pada kalian, kalau apartemen kalian akan diperluas. Sekarang masih dalam tahap pengerjaan, ya kan? Tukang bangunan yang di luar masih pada kerja, kan? Kalo mereka males, panggil aja Luka untuk menghajar mereka.
Para vocaloid ngelirik ke arah Luka, dan Luka ngacungin jempol.
Lalu Luka ngelirik ke arah tukang bangunan yang lagi tidur-tiduran, dan tukang bangunan langsung pada bangun dan ngelanjutin kerjaan sambil ngacungin jempol.
Oh, apakah master sudah bilang akan mendatangkan Vocaloid baru? Sudah, kan? Buat yang mau tahu siapa aja mereka, tunggu bulan depan, oke?
Para vocaloid ngangkat jempol.
Oh iya! Master kan ngirim jeruk mandarin, itu buat Rin. Kalo mau dibagi, boleh sih. Hehehe.
Kalau Rin penasaran jeruk itu beli dimana, Master nggak beli. Soalnya, sekarang di belakang tempat rekaman kita ada kebun. Eits, yang ditanam bukan cuma jeruk, kok! Pisang, negi, terong, wortel, masih banyak lagi, deh. Ada kolam ikan tuna juga, lho!
"Pohon es krim kok nggak ada, ya?" Tanya Kaito lesu. Yang lain sweatdrop.
Kayaknya udah segitu aja XD
Kecup cintah (?),
Master terkeceh.
Para vocaloid muntah berjamaah untuk kedua kalinya.
Tamat.
Beloooom! XD
(1 bulan kemudian... XD)
"Anuu, ini kediaman khusus Vocaloid, ya?" Tanya seseorang berambut putih sebahu.
"Iya. Vocaloid baru, ya?" Len tersenyum pada sosok itu.
"Iya."
"Oh, silahkan masuk, mbak!" Seru Len.
"Maaf mbak, saya cowok -_-" Piko ngangkat parang.
"Maaf mas, saya juga cowok -_-" Len ngangkat golok.
"Udah! Udah! Sesama shota jangan bertengkar!" Lerai seorang cewek yang memakai nekomimi.
"SeeU..." Piko menatap tajam dengan aura suram nan mencekam.
"Hehehee... ampun... IAAAAA! TAKUUUUT!" SeeU ngumpet di belakang IA.
"Namaku huruf 'A' nya cuma satu, mbak" IA sweatdrop.
"Hee? Tawuran!? Ikuuuut! Ikuuuuut!" Mayu teriak teriak sambil bawa kapak.
"Ada tawuran!? Tei! Ada tawuran! Ayo ikutan!" Kiku nyeret Tei sambil bawa pisau daging.
"Tapi Tei ngga bawa senjata!" Keluh Tei yang diseret.
"Tangan kosong aja biar greget!" Kiku nyengir. Tei dan UTAU yang lain sweatdrop.
"SERAAAAANG!" Teriak Mayu. Piko dan Len merinding.
"STOOOOOOOOOOOOO~ OOOOOOOOOOOOOOOOOO~ OOOOOOOOOOOOOOOO~ OOOOOOOOOOOOOOOOOP!" Teriak Miki panjang banget kayak di iklan permen apaan gak tau authornya lupa.
Vocaloid baru dan UTAU yang baru datang tercengang semua.
"Daripada kita tawuran, mending kita damai." Ucap Meiko bijak. Semua mengangguk.
"Sebelum kita damai, kita CROSSDRESS dulu merekaaaaa!" Meiko memamerkan alat make up yang beraneka ragam XD
Len dan Piko merinding dangdut.
"WUAAAAAAAAAAAAA! LARIIIIIIIIIIII!"
Duo shota itu pun lomba lari menghindari kejaran cewek-cewek vocaloid.
(BGM : Shota Shota Airando - Kagamine Len, Utatane Piko, muehehe XD)
Tinggallah para cowok-cowok VocaUtau.
"Eh, masuk aja dulu!" Kaito berusaha bersikap sewajar mungkin.
"Iya!" Seru Oliver, dan cowok-cowok yang lain pun masuk.
Ah, apartemen Vocaloid emang selalu ramai, ya~
Eh tunggu bentar eh. Kok Rin gak kelihatan?
"Nyam... Nyam... Nyam..."
Rin lagi nangkring di pohon jeruk dengan santainya. Kayaknya dia udah lupa nih, sama pohon kesayangannya yang ditebang.
"UWAAAAAAAAAAAAAAA!"
"Suara apaan sih? Ganggu orang makan aja deh." Rin mencari sumber suara. Ternyata itu adek kembarnya yang shota, sama cowok ubanan tapi masih muda yang keliatannya vocaloid baru. Lagi dikejar sama segerombolan cewek. Meiko ada di belakang duo shota, lari sambil bawa alat make up.
Awalnya Rin ga tau kenapa. Jadi dia nanya ke cewek rambut ungu pake hoodie kelinci.
"Mbak, ini lagi ada apa ya kok lari-lari gini?" Rin nyegat cewek itu dengan cara lompat dari atas pohon jeruk tepat di depan si cewek rambut ungu.
"Lagi ada lomba crossdress, mbak! Mau ikutan gak?"
"Mau! Mau! Saya bantu nangkep cowoknya, deh!"
Akhirnya mereka semua mengejar duo shota dengan bahagia! XD
Yey, akhirnya sekarang Rin sudah tidak sedih lagi XD
=TAMAT DENGAN TIDAK ELITNYA=
A/N : Terima kasih kepada mas Latifun Kanurilkomari dan mbak Icchi-cham yang sudah menginspirasi saya untuk membuat fanfic gaje ini! Jeje kagum banget sama konsep angst-at-opening-humor-at-ending yang kalian buat XD
Feelnya dapet gak? (Readers : NGGAAAAAK! Jeje : *pundung*)
Mind to VoMment?
-sign, jeje si fujo gaje-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top