8 - Yandai Byway No. 10
Status : Very recommended
Judul : Yandai Byway no. 10
Kategori : BL
Jenis : Drama
Genre : Romance, comedy
Banyak : 10 episode + 2 episode spesial
Durasi : 20 menit per episode
Rilis : 31 Mei 2016
Negara : China
Sinopsis : Chinchilla kesayangannya bertingkah aneh. Liang Ze bingung, dan berkonsultasi via online mengenai keluhannya. Pemilik petshop, Hanghang, itu pun menyuruh Liang Ze datang langsung untuk memeriksakan peliharaannya ke jalan Yandai no. 10. Berkat hal ini, mereka menjadi dekat satu sama lain.
WARNING! SOFT SPOILER ALERT!
Seperti yang sudah saya sebutkan di kolom sinopsis, judul film ini mengarah pada nama jalan tempat salah satu tokoh tinggal. Sebenarnya bukan rumah, sih, tapi petshop yang sekaligus merangkap sebagai tempat tinggal di lantai duanya.
Dalam dunia nyata, Yandai Byway itu memang ada. Lokasinya di Beijing selatan, dan ini merupakan salah satu hutong yang paling terkenal di sana. Hutong itu adalah semacam gang, tapi hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki dan kendaraan non-mesin. Hutong ini dulunya menjadi pusat perlengkapan merokok, makanya diberikan nama Jalan Rokok (Yandai Street). Namun, seiring berjalannya waktu, itu beralih fungsi menjadi pusat penjualan souvernir, barang antik, dan kerajinan tangan tradisional. Kebanyakan bangunan di sana memang pertokoan, dan Jalan Yandai ini menjadi salah satu tempat wisata kota tua di Tiongkok. Kalian tidak perlu jauh-jauh pergi ke China untuk menikmatinya, setting tempat Yandai Byway no. 10 ini sudah memvisualisasikan kondisi hutong itu dengan jelas, sehingga bisa membawa penonton seolah berjalan-jalan di sana.
Kembali ke review, Liang Zhe akhirnya membawa chinchillanya ke petshop. Ternyata peliharannya itu sedang birahi, jadi harus ditinggal di sana supaya bisa dikawinkan dan dirawat. Liang Ze pun sangat antusias membayangkan hewan kesayangannya itu akan segera beranak. Tapi, berpisah dengan chinchillanya selama berhari-hari membuatnya merasa berat. Hingga akhirnya, Hanghang menyarankan untuk menjenguknya setiap hari.
Karena pertemuan yang terus menerus itu membuat mereka menjadi dekat dan menumbuhkan benih cinta di hati Hanghang. Sayangnya, Liang Ze terlalu polos untuk membaca perasaannya. Tapi akhirnya mereka jadian, kok, dan kisahnya itu duh baperin sangat.
Jadi, suatu ketika, Liang Ze pamit untuk tidak berkunjung selama sebulan penuh untuk konsentrasi mengerjakan novel yang sudah mendekati deadline. Hanghang yang kangen pun berkunjung, tapi sayang, pintu dibukakan oleh seorang wanita. Hanghang pun mengira itu pacar Liang Ze. Dia merasa cemburu, lalu pergi tanpa bertemu dengannya.
Siapa sih yang nggak salah paham. Datang malam2, yang membukakan pintu seorang perempuan, sementara pemilik rumahnya tidur.
Liang Ze pun bergegas mengejar saat tahu Hanghang baru saja berkunjung. Sayangnya, meski sudah semalam suntuk mencari, mereka tidak bertemu. Tak perlu membayangkan berlebihan, adegan yang ada itu khas petak umpet di film-film biasanya, -mereka sebenarnya bisa saja bertemu, tapi memandang ke arah yang berlawanan. Saat hari sudah pagi, Liang Ze pun sampai di jalan Yandai no. 10. Tak berselang lama, Hanghang pun juga sampai di sana. Duh, baper sangat saya. Hanya teman, tapi mau berkeliaran semalaman ... dan di tengah musim dingin lagi.
Namun, berkat kejadian mengharukan itu, mereka menghabiskan waktu bersama seharian penuh dan Hanghang menyatakan perasaan cintanya. Singkat cerita, mereka jadian. Tapi, konflik baru pun terjadi. Liang Ze juga butuh pelampiasan seksual, sementara Hanghang bersikeras menjadi pure top, yang artinya apa pun yang terjadi, dia tidak mau menjadi bottom!
Secara pribadi, saya memberi rating 9/10 (🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟⭐) pada film ini. Ada banyak sekali alasan mengapa saya bisa memberikan bintang maksimal, salah satunya dari segi alur.
Menurut saya, jalan cerita dari film ini termasuk yang antimainstream. Memang banyak sih film serupa di mana para pemain sering ketemu, lalu tumbuh rasa nyaman dan berakhir cinta. Tapi, dengan menggunakan hewan sebagai perantara, ya hanya Yandai Byway no. 10 yang punya!
Terlebih, selipan adegan lucunya terkesan sangat alami. Jadi, saat menonton itu tidak akan spanneng, tidak bosan. Salah satu adegan lucu yang membuat saya terpingkal-pingkal adalah tingkah teman-teman atau pelanggan Hanghang dan juga para hewan di sana.
Itu 👆👆 ekspresi si kucing pas lihat Hanghang memakai kostum aneh pemberian Liang Ze.
Atau juga, waktu Liang Ze curhat pada Hanghang tentang kelakuan pelatih gym-nya yang senang meraba-raba dirinya. Hanghang pun mengusulkan untuk mengatakan bahwa dirinya adalah top. Liang Ze pun langsung percaya dan menurutinya tanpa tahu artinya apa. Hasilnya, dia gagal total, karena pelatih kekar itu ternyata bottom!
Tanpa harus dikasih penjelasan pun, sebenarnya adegan ini sudah memberi clue tentang karakter mereka. Jelas, Hanghang adalah gay, sementara Liang Ze masih normal -belum biseksual.
Selain itu dari sisi karakter mereka yang juga antimainstream. Saya suka tipe pengecoh di mana bottom lebih manly dari pada top! Yupz, Liang Ze lebih laki dari pada Hanghang.
Liang Ze ini bottom, tapi dia lebih sabar, lebih aktif, lebih pengertian, lebih mengalah, dan lebih berjuang. Sementara Hanghang, dia lebih seperti ke wanita, dia keras kepala, tukang ngambekan, dan juga egois -dia sama sekali tak memperhitungkan perasaan Liang Ze yang juga butuh jadi top!
Jadi, meskipun Liang Ze adalah bottom, tapi saya tetap ngotot bahwa dia seme-nya! Ada yang tidak setuju?
Beberapa orang mengatakan seme dan top itu sama, tapi bagi saya itu adalah dua hal yang berbeda. Seme, itu lebih berfokus pada peran, sementara top itu berfokus pada posisi.
Sejauh yang saya tahu, peran itu ada dua, yaitu seme (yang jiwa lakinya lebih mendominasi) dan uke (yang lebih berperan seperti istri).
Sementara dari segi posisi, itu ada tiga, yaitu top (yang hanya menusuk saja), bottom (yang hanya ditusuk saja), dan versatile (bisa ditusuk dan menusuk).
Saya ambil contoh, di drama Addicted. Ada adegan di mana Bai Luoyin (uke) memperkosa Guhai (seme) sampai anunya sobek. Jika kasusnya seperti ini, apakah peranan Guhai sebagai seme berubah? Ganti uke? Ganti seke? Ganti 'top but bottom'? Menurut saya tidak, karena Guhai itu seme versatile. Bagaimana pun juga, Luoyin tetaplah laki-laki, batangnya bisa mengeras, dan sangat tidak adil jika kepuasan seksual hanya di satu pihak saja.
Mengenai ending, banyak yang mengatakan ceritanya menggantung. Liang Ze lelah dan mengajak mengubah hubungan menjadi teman, tapi Hanghang tidak mau berteman dengan mantan, lalu tamat. Karena tidak ada titik temu inilah, anggapan seperti di atas muncul.
Tapi, seandainya menonton dua episode spesial, maka kita akan mendapati ending yang jelas. Memang tidak dinyatakan secara gamblang, tapi jika mengingat kembali bagaiamana watak Hanghang dan Liang Ze, maka jawaban bisa kita temukan.
Memang terkesan agak kurang memuaskan sih, tapi setidaknya ini sudah lebih baik dari pada harus berubah bromance. Tahu sendiri kan, China itu seperti apa ketatnya?
Tapi, dengar-dengar ada rumor yang mengatakan bahwa ending yang memuaskan itu ada di novelnya. Saya sendiri pernah membaca, tapi langsung mengantuk sejak bab pertama. No offend ya, tapi mungkin ini masalah selera saja. Saya hanya tertarik pada terjemahan yang bagus dan mudah dipahami. Selain sebagai hiburan, saya juga membutuhkannya untuk sarana belajar.
Mengenai aktor, semuanya memang pendatang baru. Meskipun Yandai Byway ini adalah film pertama yang mereka mainkan, tapi kemampuan aktingnya sangat bisa diandalkan. Semuanya bisa mendalami dengan baik adegan yang mereka bawakan.
Mengenai kebutuhan vitamin see, tenang saja, kehadiran empat cowok cakep di film ini sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan harian.
AKTOR
Luo Yi Hang sebagai Liang Ze
Gong Zheng sebagai Hanghang
Cute banget 😍😍😍😍
Kyaaaaaaa .... ngusap mimisan, 😣😣
###
Kalau ada salah informasi, tolong ingatkan. 😄
Kalau ada film yang bagus, tolong rekomendasikan. 😄
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top