5 - Skam Norwegia Season 3
Status : Very recommended
Judul : Skam Season 3
Jenis : Drama
Genre : Romance, friendship
Banyak : 10 episode
Durasi : 20 - 30 menit per episode
Rilis : 7 Oktober 2016
Negara : Norwegia
Sinopsis : Isak terpaksa mengikuti club teater konyol demi mendapatkan kembali narkobanya yang dibawa Sana. Tak disangka, di kegiatan itu dia bertemu Even, pria tampan yang mencuri hatinya. Setelah perkenalan itu, mereka menjadi dekat dan rasa cinta pun tumbuh di hati keduanya. Sayangnya, Even sudah punya pacar, dan juga punya penyakit mental yang kadang kambuh di saat yang tidak terduga.
Skam ini adalah film yang mengangkat tema kehidupan para remaja. Ada empat season dan masing-masing punya garis cerita yang berbeda. Season pertama menyajikan kisah pencarian jati diri dan persahabatan. Season kedua bertema feminisme, gangguan pola makan, dan pelecehan seksual. Season tiga bercerita tentang penyimpangan seksual dan gangguan kejiwaan. Season empatnya mengangkat tema agama, budaya, prasangka, dan cinta terlarang. Semuanya bagus, tapi yang bertema BL hanya yang season tiga, jadi yang saya bahas hanya bagian ini saja.
Skam ini termasuk film Norwegia yang pertama saya tonton, atau mungkin menjadi satu-satunya. Di menit awal, sebenarnya saya kurang merasa nyaman sama bahasanya. Semua percakapannya terasa asing, sekilas terdengar seperti bahasa Jerman, tapi logatnya aneh, dan terkesan kalimatnya itu tak pernah selesai atau berhenti di tengah-tengah. Saya sampai mikir orang sana tidak punya partikel ‘titik’ atau bagaimana? Tapi, selidik punya selidik, ternyata bahasa Norwegia memang seperti itu. Jadi, secara tidak langsung, Skam ini memberikan sensasi film BL yang baru bagi saya.
Cerita berawal saat Isak dan kawan-kawan berpesta di rumah Eva. Seperti biasa, dia dan kawan-kawannya mengkonsumsi narkoba. Namun tiba-tiba, datang petugas untuk melakukan razia. Tak ingin tertangkap, dia pun menaruh narkoba di dalam guci rumah Eva. Hal itu diketahui oleh Sana. Ia pun mengamankannya untuk menyelamatkan Eva jika sampai petugas itu menemukannya.
Sana pun memanfaatkan hal itu untuk memaksa Isak bergabung ke perkumpulan Kosa. Kosa ini sebenarnya club teater, tapi isinya hanya menebar cinta dan membuat kue. Namun dari perkumpulan inilah, Isak akhirnya bertemu Even, pria tampan yang juga bergabung karena menyukai drama. Isak tertarik padanya, dan mulai mencari tahu tentangnya. Ia pun akhirnya mendapati bahwa Even pernah membuat film pendek tentang Captain Amerika dan Vladimir Putin. Kedua tokoh itu saling mencintai tapi tidak bisa bersatu karena Sarah Palin. Dengan tema film yang ia bawa, jelas Even tidak menentang LBGT –suatu penyimpangan yang selama ini mati-matian Isak sembunyikan.
Isak pun semakin tertarik dan berharap bisa berjumpa dengan Even. Hingga sebuah pertemuan tak terduga itu terjadi. Saat Isak naik bus, ada Even yang juga berada di dalamnya. Suasana lumanyan canggung, hingga akhirnya Isak membuka percakapan dengan meminta bantuan Even membelikan beer karena usianya sudah lebih dari 18 tahun. Sayangnya, Even lupa membawa kartu identitas. Ia pun mengajak Isak ke kamar untuk mengambilnya. Namun alih-alih kembali membeli beer, mereka justru saling bercakap dan makan bersama. Sejak saat itu, mereka pun menjadi dekat satu sama lain, hingga Even mengenalkan Sonja, pacarnya.
Singkat cerita, cinta Isak berbalas dan Even memutuskan Sonja. Mereka pun berpacaran. Sayangnya, beberapa hari setelah itu Even menghilang tanpa alasan dan kembali ke pacarnya. Isak yang merasa termainkan itu menjadi depresi, terlebih tidak ada tempat untuk berbagi. Ia memang punya banyak teman, tapi masih menyembunyikan orientasi seksualnya sendiri kepada orang lain.
Itu 👆👆 moment saat Isak datang ke dokter sekolah untuk meminta obat tidur karena dia insomnia berhari-hari.
Namun, tak lama kemudian, Even kembali menghubungi Isak, lengkap dengan tanda-tanda bahwa dia masih sangat menyukai Isak. Sampai di sini, saya benar-benar kesal! Isak, atas nama cinta atau apalah itu mau saja menanggapi pesan-pesan Even! Waktu itu, saya mikirnya Isak itu benar-benar bodoh. Jelas dia hanya dipermainkan, diajak pacaran, lalu tanpa sebab dan penjelesan tiba-tiba ditinggalkan, dan sang pacar kembali ke mantan! Saya kesal sampai rasanya ingin menyumpah serapah dan berhenti menonton.
Namun, memang inilah salah satu kelebihan Skam. Apa yang dilakukan Isak terkesan sangat nyata. Hampir semua orang yang tengah dimabuk cinta juga akan melakukan hal yang sama. Sekilas, saya merasa ‘tidak sedang menonton film’, melainkan ‘sedang mendengarkan curhatan temen’. Terlebih, kebanyakan adegan diambil berdasarkan sudut pandang Isak, yang secara tidak langsung menggiring penonton untuk menjadi ‘Isak’, dipaksa merasakan seperti apa yang Isak rasakan, dan tidak diizinkan tahu apa yang tidak Isak tahu. Biasanya, jalan cerita semacam ini sangat efektik untuk memberikan kejutan di akhir cerita, dan benar saja, di episode selanjutnya, terungkaplah alasan Even menyakiti Isak seperti itu.
Setelahnya, saya kira cerita akan berakhir di sini. Bagaimana pun juga ini hanyalah kisah remaja yang kebanyakan hanya berkisar seputar kenalan, cinta, lalu jadian. Tapi ternyata Skam beda. Film ini menyajikan konflik yang lebih dalam, yang bahkan lebih berat dari jadian itu sendiri. Isak ... dia harus menerima kenyataan bahwa Even mengalami gangguan kejiwaan.
Seperti normalnya manusia, menerima hal itu sangatlah tidak mudah. Bagaimana pun juga, orang dengan gangguan jiwa itu sangat tidak tepat untuk diajak membangun rumah tangga. Sekilas memang terkesan tidak memanusiakan manusia, tapi ini beralasan. Saya akan jabarkan, dan jika terganggu, silakan skip dua paragraf di bawah ini.
Saya sangat menghargai orang dengan gangguan jiwa, dan memperlakukan mereka seperti manusia normal lainnya. Saat ada orang menyebut ‘itu orang gila’, saya akan langsung mengingatkan, ‘itu orang dengan gangguan jiwa’. Saat orang lain mendengarkan cerita mereka dengan sebelah telinga, saya justru memperhatikan mereka dengan seksama, meski percuma. Dada saya juga sakit saat melihat ada orang yang menjadikan mereka itu sebagai bahan lelucon, meski saya tahu mereka baik-baik saja dan tidak perlu dibela.
Saya senang dekat dengan mereka, meskipun saya harus selalu waspada. Tapi, jika saya sampai terjebak dengan orang bergangguan jiwa, maka saya akan mundur. Mereka tidak bisa diandalkan, hanya menjadi beban, dan beberapa kasus kadang membahayakan. Orang bipolar misalnya, saat dia dalam fase depresi, bisa jadi dia akan bunuh diri, dan tidak menutup kemungkinan juga akan membunuh anaknya sendiri. Atau, orang dengan gangguan yang lebih parah, dia bisa membunuh orang lain tanpa alasan dan bahkan tanpa sadar, dan ngerinya, mereka bebas dari jeratan hukum! Kemungkinan sembuh memang ada, tapi kemugkinan kambuhnya sangat tinggi. Jadi, selama masih berat ke keluarga dan tetangga, membawa orang semacam itu ke kehidupan pribadi, sebaiknya dihindari.
Kembali lagi ke review, dari segi ide, film ini memang sangat luar biasa. Mengambil tema problematika kehidupan remaja dan mengangkat isu-isu sensitif yang sangat dekat dengan kehidupan nyata di sekitar kita, lalu mengemasnya dengan menarik sehingga terlihat lebih sederhana dan mudah dicerna. Dan hanya di Skam lah, isu semacam itu berani mereka kembangkan. Jadi, rasanya wajar ya jika negara-negara lain berminat me-remake-nya, dan luar biasanya, bukan hanya satu, tapi tujuh negara, yaitu Prancis, Italia, Jerman, Belgia, US, Spanyol, dan Belanda.
Hebatnya, remake itu terjadi setelah season tiga memecahkan record sebagai film yang banyak ditonton di Norwegia, dan ditambah dengan season 4 yang juga menyumbang angka fantastis. Meski sayangnya hanya empat negara saja yang mau memproduksi tema ini, sisanya masih sampai di tema dua.
Meski begitu, saya hanya bisa memberikan bintang 8/10 (🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟⭐⭐) pada film ini. Ada beberapa yang kurang memuaskan saya, contohnya di bagian sinematografinya. Entah saya yang mengunduh video dengan membajak atau karena memang seperti itu adanya, tapi gambar yang selalu bergoyang-goyang terasa sangat mengganggu. Saya seperti melihat rekaman reality show dengan peralatan kualitas rendah dan dibuat sembarangan.
Memang ada rumor yang mengatakan film ini dibuat dengan sangat amat low budget dan bukan oleh kalangan profesional. Skam ini juga disutradarai oleh Julie Annette Rovelstad Andem, yang notebene-nya adalah ‘pendatang baru’.
Kedua, dari akting. Di sini, yang saya maksud adalah pemain pendukungnya. Ada beberapa pemeran yang masih agak kaku dan seperti terpaksa, Mahdi contohnya.
Dari sountrack, memang film ini tidak ada ost, tapi punya banyak sekali lagu. Hampir setiap improvisasi selalu disisipi lagu yang lirik dan iramanya sesuai. Tapi juga, ada beberapa yang miss, jadi adegan terkesan kosong dan hanya berisi suara angin atau semacamnya. Hal ini sempat membuat saya mengira headset saya yang rusak.
Sekilas, banyak lagu memang terkesan menarik, tapi hal ini justru membuat pihak produksi terjerat kasus perizinan. Dalam kontrak, lagu yang digunakan seharusnya hanya dipakai di Norwegia saja, tapi siapa yang menyangka Skam malah go internasional. Banyak fans dari luar negeri meminta terjemahan Inggris, tapi permasalahan lisensi musik membuat mereka tidak bisa berbuat banyak. Akibatnya, season lima gagal dibuat, diduga pihak produksi mengalami stress yang sangat berat karenanya.
Salah satu lagu yang paling menarik bagi saya adalah Sunday Morning yang di-arangement ulang. Penyanyinya cewek, suaranya lembut, dan musiknya lebih santai dari pada yang dibawakan penyanyi aslinya, the Velvet Underground. Sayangnya, gara-gara kasus itu, kebanyakan sountrack yang beredar di youtube dan berbagai laman di internet dihapus. Jadi, kalau ada yang tanpa sengaja menemukan, tolong kasih tahu saya, ya. Saya sangat ingin punya.
Oh ya, Isak dan Even ini juga muncul di season 4, dan mengumumkan hubungan mereka. Fyi, di Norwegia, pernikahan sesama jenis itu legal. Sayangnya, di season itu, mereka hanya menjadi pemain pendukung (side story), jadi tidak akan saya bahas. Meski begitu, saya merekomendasikan untuk menonton juga season ini.
Alasannya, selain yang sudah saya sebutkan di atas, manis-manisnya Isak-Even ada di season 4. Selain itu, film ini juga mendapatkan banyak sekali penghargaan. Di antaranya, menjadi Best Nordic TV-drama di ajang Nordiske Seriedagers Awards, dan juga memenangkan berbagai macam kategori di ajang Gullruten seperti Best TV Drama, Best New Show, Newcomer of the Year, Best Directing and Writing Drama, dan lain sebagainya.
Andem sendiri juga dianugerahi Peer Gynt Prize, sebuah penghargaan yang diperuntukkan bagi orang atau institusi yang memberikan pengaruh positif di masyarakat dan membuat Norwegia terkenal secara internasional. Dan yang lebih spesial, pemain Skam season tiga ini mendapat anugerah Fryd Award di ajang Oslo Pride. Penghargaan ini diperuntukkan bagi orang atau institusi yang menghancurkan ketabuan gender dan seksualitas dengan cara yang positif.
AKTOR
Tarjei Sandvik Moe sebagai Isak Valtersen
Henrik Holm sebagai Even Bech Nesheim
Kyaaaaaa ... manis banget 😍😍😍😍
###
S
pecial thanks to Ayam Crispy (tak bisa di-tag) yang sudah merekomendasikan drama ini sama saya ❤
Tolong ingatkan jika saya ada salah informasi. ❤
Dan silakan rekomendasikan ke saya film lain yang kalian sukai. ❤
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top