43 - Two Wedding and a Funeral

Status : Very Recommended

Judul : Two Wedding and a Funeral

Jenis : Movie

Genre : Romance, comedy

Durasi      : 110 menit

Rilis           : 21 Juni 2012

Negara     : Korea Selatan

Sinopsis  : Min Soo adalah seorang gay. Ia menikah dengan koleganya yang bernama Hyo Jin, seorang lesbian. Keduanya sama-sama diuntungkan dengan pernikahan palsu itu. Min Soo bisa membahagiakan orang tua yang memang sangat ingin dirinya membina rumah tanga. Sementara Hyo Jin, dia akhhirnya bisa mengadopsi anak untuk dibesarkan bersama pacar perempuannya. Namun yang paling penting, keduanya sama-sama bisa menutupi orientasi seks yang memang masih sangat tabu di lingkungan itu.

Saat melihat judul, yang langsung terlintas di pikiran saya adalah hal negatif. Funeral? Siapa coba yang meninggal? Jangan-jangan ini bakalan sad ending? Tapi kok, genrenya romcom? Hmmm ... 😞😞😞 penasaran.

Dan, untuk kalian yang mempertimbangkan menonton film ini dari ending, saya kasih tahu ... film ini happy ending! Lah kok bisa? Kan ada yang mati? Gini, sesuai judul ‘Two Wedding and a Funeral’, yang kalau dibahasa-indonesiakan berarti dua pernikahan dan satu pemakaman. Jadi, dengan perbandingan 2:1, jelas bahagialah yang menang. Ehehehe😆😆😅

Fokus utama film ini adalah kisah pernikahan palsu antara Min Soo dan Hyo Jin. Min Soo itu gay, dan Hyo Jin itu lesbi. Suatu hari, Min Soo mendapati Hyo Jin ciuman dengan pacar perempuannya. Hyo Jin yang belum siap go public itu memohon agar Min Soo tidak menceritakan hal itu kepada orang lain. Min Soo pun akhirnya menawarkan pernikahan palsu demi menyembunyikan kehomoan masing-masing. Hyo Jin menyetujuinya, terlebih dia sendiri butuh status ‘menikah’ supaya bisa mengadopsi anak untuk dibesarkan dengan pacar perempuannya.

Adegan pertama dalam film ini dibuka dengan pernikahan kedua tokoh utama, lalu saat mereka dalam perjalanan bulan madu, mobil berhenti di tengah jalan. Tak berselang lama, dari mobil yang lain keluar seorang wanita tomboy, yang kemudian pergi bersama mempelai wanita.

Meski istri yang baru dinikahinya dibawa pergi orang lain, tapi tidak ada rona sedih di wajah suami. Ia justru terlihat senang, puas, dan lega. Fix, film ini tidak akan penuh air mata, pikir saya.

Meski film ini berkisah tentang gay dan lesbi, tapi fokus utamanya adalah BL. Sepertinya wajar sih, karena Hyo Jin ini sudah punya pasangan dan mereka sudah pacaran selama sepuluh tahun, jadi tinggal bertahan saja. Sementara Min Soo, dia memang gay, tapi masih jomblo. Jadi, dia mendapatkan porsi yang lebih karena memang banyak adegan yang perlu ia mainkan, mulai dari mendapatkan pacar hingga bertahan.

Suatu malam, saat keluar dari bar, Min Soo bertabrakan dengan karyawan yang akan baru bekerja di sana. Singkat cerita, mereka pun menjadi dekat dan akhirnya jadian. Mereka tinggal bersama, sementara istri Min Soo tinggal di apartemen di sebelahnya.

Seperti genrenya, film ini memang penuh adegan pengocak perut, bahkan sejak adegan pembuka, meski ya menurut saya agak garing karena menggunakan lelucon para banci. No offend ya, tapi semata karena selera saja.

Mereka itu kalau diam terlihat seperti pria normal, bahkan terlihat seperti om-om senang, tapi saat bicara ... duh, ngalah-ngalahin waria pinggir jalan.

Namun semakin ke sini, kualitas komedinya semakin baik, semakin terkesan alami dan tidak dipaksakan. Seperti saat ibu Min Soo datang berkunjung pagi-pagi sekali, dan mendapati menantunya tidak ada di rumah. Hyo Jin pun kelabakan, dan bergegas bangun, lalu pulang. Tidak lupa dia mengenakan baju olahraga dan berlari cepat di luar pintu agar keluar keringat. Sayangnya, ayah mertua memergokinya.

Tapi, adegan terlucu versi saya adalah ... saat Min Soo hendak bercinta dengan pacarnya, selesai foreplay, keduanya langsung tengkurap, diam beberapa detik tanpa suara. Sebagai penonton, saya ya langsung waspada, mikir ada yang tidak beres di luar, mungkin karena ibunya datang atau gangguan lainnya. Tapi ternyata ... keduanya sama-sama bottom!

Lalu, Min Soo bertanya, "Kau bottom?", dan pacarnya malah balik bertanya, "Jadi kau top tapi bottom?" .... 😵😵 ya Looorrrd ngukuk parah saya, 😂😂😂

Saya paling suka dengan karakter pacar Min Soo ini. Di luar dia manly sekali, tapi kalau bersama Min Soo, dia manja sangat. Fyi, pacar Min Soo ini di real life-nya itu seorang penyanyi. Ada adegan pas dia perform, dan suaranya itu memang bagus banget. Dia dulunya itu member K-Pop Group Cuba.

Sayangnya, komedi di film ini hanya berlangsung di enam puluh menit pertama, sisanya adalah adegan mengharukan! Semua bermula saat Min Soo menerima pesan teks dari nomor anonim yang mengatakan bahwa istrinya itu lesbi dan berselingkuh dengan tetangga sebelah.

Rumor itu pun menyebar dengan cepat, dan Hyo Jin pun seperti di-bully semua orang. Dalam film ini, LBGT masih dianggap tabu dan belum bisa diterima dengan baik. Orang homo dianggap sangat rendah, najis, kotor, dan terkutuk. Bahkan, teman di tempat bekerja mengira Hyo Jin akan resign karena sudah ketahuan homo.

Setelah itu, sampailah di puncak keharuan, yaitu saat kematian salah satu anggota G-voice. G-voice ini adalah perkumpulan para gay. Mereka sering mengadakan pertemuan rutin untuk berlatih menyanyi, menari, berbagi, dan saling support antar anggota. Kebanyakan memang berisi uke yang terkadang berlagak sangat feminin. Dari fisik, mereka memang seperti pria, tapi hatinya adalah wanita, termasuk yang mati ini. Dia sangat lembut dan baik pada semua orang. Saat disumpah serapah karena tahu dia homo, dia tidak marah. Saat dipukuli orang yang jijik kepadanya, dia justru yang minta maaf!

Bagian lain yang paling menyentuh adalah saat pemakamannya.

Sebenarnya ini dikomediin, tapi alih-alih tertawa, saya justru mengucurkan air mata. Si orang yang membungkuk itu menangis menjerit-jerit memanggil almarhum dengan nama wanitanya, sementara orang yang duduk di sebelahnya mati-matian mengingatkan nama aslinya (Dae Geun) sambil meminta maaf ke semua orang yang hadir. Namun percuma, otaknya tidak bisa bekerja dengan baik, dan dia sama sekali tidak memperhatikan tanggapan orang! Duh, saya terharu sangat ... mereka hanya teman, tapi seolah menjadi yang paling kehilangan. Orang lain, bahkan saudara pun sepertinya tidak ada yang sampai seperti itu.

Itu 👆👆👆 adalah moment saat mereka mengobrol di rumah duka saat semua pelayat sudah pulang. Sebenarnya, yang mereka obrolkan itu lucu. Mereka mengenang masa lalu, hingga salah seorang berkata bahwa almarhum pernah mengajaknya kencan, tapi dia tidak mau karena bukan seleranya, tapi saat sudah meninggal, dia menyesal, seharusnya waktu itu dia menerima almarhum dan membuatnya merasakan apa yang namanya pacaran meski hanya berpura-pura. Lalu, teman yang lain mengaku bahwa dia juga mengalami yang sama. Seketika, keharuan dan penyesalan itu pun berubah menjadi kekesalan. Mungkin, jika almarhum berada di sana, dia akan memukul kepala temannya itu satu per satu. 😅😅😅

Ibu almarhum yang berpura-pura tidur itu menangis mendengarnya. Dia tahu anaknya 'banci', dan dia tahu semua orang membencinya, tapi ternyata, masih ada yang tulus menyayangi dan menganggapnya berharga. Mereka tak henti-hentinya menangis, bahkan saat yang lain sudah pulang, mereka masih tetap tinggal dan mengenangnya.

Duh, sepertinya saya harus mencoret genre ‘komedi’ di atas. Saya merasa dibohongi. Katanya lucu, tapi nyatanya penuh haru. Saya juga malu, di atas saya pede sangat bilang bahagia dan sedihnya itu 2:1, tapi nyatanya sampai ending pun saya masih tersedu-sedu. Sejak awal, saya tahu akan ada yang mati, tapi saya sama sekali tidak menyangka akan berderai air mata seperti ini. Bahkan saat menulis review pun, mata saya sudah sembab lagi!

Baiklah, saya tidak akan perpanjang lagi dan langsung saja kasih bintang 9/10 (🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟⭐) untuk film ini. Saya kira sepadanlah, karena selain dari segi alur yang bagus, akting pemainnya juga sangat luar biasa. Saat saya riset untuk review ini, saya jadi tahu bahwa ternyata mereka semua adalah artis kawakan. Bukan hanya aktor utamanya saja, tapi juga para pemain pendukungnya! Saya jarang nonton drakor, jadi kurang begitu familier dengan para pemainnya, padahal mereka sudah membintangi banyak judul. Satu-satunya yang agak saya kenal adalah aktor yang memerankan adik pacar Min Soo. Dia Yoo Yeon Seok, dan saya pernah melihatnya di Gu Family Book, Reply 1994, dan Romantic Doctor.

Selain itu, dari segi sinematografinya memang patut diacungi jempol. Tapi memang sepadan sih, karena budget yang dikeluarkan juga lumayan besar, sekitar US$ 300.000. Meski hasil yang didapat tidak terlalu mencolok, tapi film ini pernah menjadi film homo dengan penjualan terlaris di Korea.

Meski begitu, tidak ada yang sempurna, pun dengan film ini. Di antaranya, ada beberapa adegan yang terkesan tiba-tiba. Contohnya saat si ibu menanyakan kapan pacar Min Soo operasi kelamin.

Saya agak kecewa. Saya mengharapkan ada adegan saat ibu Min Soo sadar bahwa selama ini anaknya gay, bagaimana reaksinya, lalu seperti apa proses penerimaannya. Tapi saya maklum sih, mungkin karena keterbatasan durasi, jadi hanya bagian yang penting-penting saja yang diambil. Mungkin, jika dibuat lebih panjang atau mungkin di-remake jadi series, ini akan sangat menarik. ❤

AKTOR

Kim Dong Yoon sebagai Min Soo

Ryu Hyun Kyung sebagai Hyo Jin

Song Yong Jin sebagai Lee Seok

Jung Ae Yun sebagai Seo Yeong

Kalau ada film bagus dan belum saya tonton, rekomendasikan di sini 👇👇 ya, ❤❤❤

Kalau ada yang salah atau ada tambahan informasi, komentar di sini 👇👇 ya, makasih ❤❤❤

Kamis, 04 Juli 2019

Amoeba

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top