Bab 1 : Masa Depan (Update ulang)

Ketiga gadis itu bertatapan, tak tahu harus berbuat apa jika hal seperti ini terjadi pada mereka.

“Kenapa bisa seperti ini?!!” teriak Ino frustasi,

“Mana aku tahu?!!” seru Hinata yang juga sama berteriak,

“Berisik kalian. Ini rumah sakit!!” Naruto berteriak juga sama berisiknya dengan kedua gadis yang ada disana.

Ketiganya terdiam dan membuang nafas.

Kenapa hal seperti ini bisa terjadi saat mereka bolos shooting? Mereka hanya ingin melihat gerhana matahari yang terjadi 1000 tahun sekali di negara mereka dan itu malah membawa mereka ke kejadian seperti ini.

Seorang pria dengan selang infus tengah tak sadarkan didalam ruangan itu, mereka hanya melihat dari kaca pintu, tak berani masuk.

“Jadi siapa dia?” tanya Temari berjalan dengan langkah tergesa-gesa menghampiri ketiganya.

“Tidak tahu.” Jawab ketiganya kompak.

Bletak. Bletak. Bletak.

Dan kekompakan jawaban mereka dihadiahi jitakan dari Temari.

“Jadi?” tanya Temari untuk kedua kalinya.

Ketiganya saling bertatapan, Hinata dan Ino mengangguk sepakat dan mendorong Naruto kedepan Temari.

Naruto langsung mendudukan diri dilantai setengah bersujud, seolah siap menerima hukuman.

“Sungguh aku tak sengaja Nee-san.” ujar Naruto,

“Jelaskan.”

“Kami bolos pemotretan bersama untuk melihat gerhana matahari total yang hanya muncul 1000 tahun sekali di negara kita, aku yang mengemudi mobil... dan... dan sungguh saat itu gerhana memang tengah terjadi meski belum total dan jalanan cukup gelap, da-dan ada cahaya silau, lalu pria itu sudah ada di tengah jalan. Aku mengemudi dengan pelan dan hati-hati, sungguh aku tak sengaja.” jelas Naruto singkat padat dan jelas meski suaranya bergetar takut.

“Kalian bolos pemotretan itu sudah tak mencerminkan pekerja yang profesional. Dan sekarang malah memakan korban. Jika media tahu hancur sudah karir kalian!!”

“Tenang saja, rumah sakit ini milik keluarga Hyuuga, iyakan Hinata?”

“Kau tahu bukan itu masalahnya Ino.”

Ketiganya menunduk merasa bersalah.

“Kita masuk, aku harus melihat kondisinya secara langsung, ayo.” Ajak Temari.

.

Jika melihat sekilas memang benar tak ada luka serius di bagian luar, tapi bagaimana jika memiliki luka serius di bagian dalamnya? Alamat masalah bukan? Ini saja sudah membuatnya pusing.

“Sudah tahu siapa dia?” tanya Temari,

Ketiganya menggeleng.

“Tadi sudah diperiksa oleh perawat tapi tak ada kartu identitas, bahkan dompetpun tak ada.” Jelas Hinata.

“Ini pasti sulit,” gumam Temari, bagaimana jika pria ini menuntut artisnya, ahh atau lebih tepatnya Naruto? Adik iparnya yang kekanakan ini jika tersandung masalah seperti kriminal pasti akan syok dan...

Tubuh pria itu bergerak perlahan, kelopak matanya terbuka.

“Ugghh...” suara lenguhan sakit terdengar.

“Ino panggil dokter.”

Ino mengangguk dan menekan bel yang ada disamping tempat tidur.

“Apa ada yang terasa sakit Tuan? Ini rumah sakit, Anda tak sengaja tertabrak mobil artis dari agensiku.” Jelas Temari,

"Artis? Mobil? Rumah sakit?" beo pria itu linglung.

Naruto langsung maju kedepan dan membungkuk, "Ma-maafkan aku. Aku berjanji akan bertanggung jawab penuh,” ujar Naruto penuh penyesalan.

Mata sayu pria itu langsung terbelalak saat melihat Naruto,

Tanpa diduga dia bangun dari tempat tidur dan memburu Naruto, mendekapnya, memeluknya erat.

“Naru...” bisiknya penuh kerinduan,

Temari, Ino dan Hinata terdiam tak bereaksi.

Naruto panik dan siap membanting pria itu jika tak ditahan Neji.

“Dia pasienku Naru.” Neji menepuk bahu Naruto menenangkan,

“Neji...”

Perawat yang ikut bersama Neji menarik si pria itu agar melepaskan Naruto dan menjauh,

“Apa yang kalian lakukan. Lepaskan, aku hanya ingin memeluk istriku!!” teriaknya.

Ya. Dia adalah Uchiha Sasuke yang entah bagaimana bisa ada dimasa depan, bagaimana dia terlempar ke masa itu masihlah misteri.

Naruto yang mendengar itu langsung mundur, tunggu... apa katanya tadi? Istri? Demi Jashin yang disembah Hidan, dia masih gadis dan perawan!! Ingat perawan!! Kapan dia menikah? Mu-mungkinkah stalker?

“Aku bahkan tak memiliki kekasih. Bagaimana bisa aku punya suami?” tanya Naruto,

Dan orang-orang disana minus Naruto dan Sasuke hanya bisa sweatdrop.

Apa itu penting untuk ditanyakan?

.

.

.

Sasuke kini seorang diri diruangannya. Dia sudah tenang, pikirannya sudah kembali, dia kembali menatap istrinya yang tengah bebibincang dengan orang-orang tadi dari balik pintu, dia menebak jika mereka tengah membicarakannya.

Pintu dibuka dan orang-orang tadi masuk bersama istrinya yang berdiri dibalik punggung seorang wanita.

“Maaf Tuan, bisakah kami tahu nama dan dimana Anda tinggal?” tanya Neji,

Sasuke mengangguk. “Namaku Sasuke, dan... akkhhh...” Sasuke langsung memegang kepalanya, rasanya sakit saat dia akan mengatakan nama dan asalnya.

“Tuan Anda baik-baik saja?” tanya Naruto panik,

“Ma-maaf... aku tak ingat,”

Wajah Naruto langsung memucat, apa katanya tak ingat?

“Persiapkan CT-scan.” Perintah Neji.

.

.

.

“Anda kehilangan ingatan, tapi tenang saja kami akan mencoba memulihkan ingatan Anda dengan beberapa terapi. Dan hasil lab menunjukan semuanya baik.” Jelas Neji.

“Ne-neji... ba-bagaimana ini...” bisik Naruto ketakutan.

“Tenang Naru. Semua akan baik-baik saja.” Ujar Neji menenangkan.

“Temari-nee... aku- aku- maafkan aku.” Isak Naruto.

“Semua baik-baik saja,” Temari mengelus kepala Naruto menenangkan.

Sasuke hanya menunduk, dia tak mau melihat air mata istrinya lagi.

“Aku baik-baik saja. Semua akan kembali jika dewa menghendaki.” Sasuke membuka suara.

“Aku janji akan bertanggung jawab sampai semuanya selesai.” ujar Naruto menggengam tangan Sasuke,

“Terimakasih, kau gadis yang baik Naru.” Ujar Sasuke tersenyum kecil.

Ingin rasanya dia kembali memeluk gadis itu, mengatakan jika dia bersalah, dia meminta maaf untuk segalanya.

“Kami harus membahas beberapa hal. Beristirahatlah.” Pamit Neji dan memboyong orang-orang yang ada disana, meninggalkan Sasuke seorang diri.

.

“Dimana aku sebenarnya?”

‘Masa depan. Masa dimana kau seharusnya tak ada.’

“Masa depan?” beo Sasuke,

‘Kau harus kembali Uchiha Sasuke.’

“Aku bahkan tak tahu bagaimana aku bisa disini, bagaimana aku tahu cara kembali?”

‘Ini bukan zamanmu.’

“Disini ada istriku. Aku ingin bersamanya.”

‘Dia bahkan tak mengingatmu. Jangan merusak aliran waktu, jangan membuat kekacauan di dunia ini. Jangan merubah takdir yang sudah kutuliskan.’

“Memang kau bisa membuatku kembali dewa takdir? Aku tebak tidak.”

‘Aku akan membuatmu kembali ke tempat dimana kau harusnya berada. Tunggulah.’

Dan suara itu menghilang.

“Masa depan ya...” gumam Sasuke menatap lampu-lampu gedung dari kaca jendela.

Dimasa ini apa istrinya bahagia? Apa boleh dia kembali mencintainya dan membuatnya bahagia? Dia berjanji mulai sekarang tak akan melakukan kesalahan lagi, dia akan mempercayai istrinya sepenuhnya.

.

.

.

“Nee-san ini apa?” tanya Naruto saat diberi amplop cokelat besar,

“Hm? Naskah drama terbarumu tentu saja.” Jawab Temamri yang fokus pada layar smartphonenya.

“Biar aku ingatkan. Aku masih memiliki drama yang masih berjalan, dan semuanya ada tiga drama. Aku juga tengah merampungkan pembuatan film, lalu video klip, belum talk show, bahkan cameo di drama-drama, dan sekarang drama baru?” protes Naruto,

Temari membuang nafas dan memperlihatkan layar handphonenya pada adik iparnya.

“Hari ini aku disibukan banyak sekali pekerjaan, dan aku mendapatkan kabar dari tiga manager jika artis mereka kabur, lalu kabar lain datang, jika ternyata mereka menabrak seseorang yang sekarang bahkan kehilangan ingatan. Dan sekarang aku tengah meminta maaf pada orang-orang yang kalian rugikan!! Jadi apa aku salah memberi hukaman pada kalian?”

Hinata dan Ino yang juga menerima kertas kontrak baru menggeleng, begitupula Naruto yang bahkan mundur beberapa langkah.

“Aku akan membaca naskahnya.” ujar Naruto yang langsung membuka amplopnya.

.

“Naru kau baik-baik saja?” tanya Temari menatap adik iparnya yang tengah membaca naskah dengan meneteskan air mata.

“Eh?”

“Kau menangis.”

Naruto menyuntuh pipinya dan tersenyum,

“Aku baik-baik saja. Aku akan melanjutkan membaca naskahnya.”

.

.

.

Shikamaru berjalan tergesa-gesa,  menghampiri adik serta istrinya.

“Naru kau baik-baik aja? Apa ada yang terluka?” tanya shkamaru memutar-mutar tubuh adiknya, mencari luka.

Bugh.

“Yang terluka tentu saja yang ditabrak bodoh. Naru tak terluka karena airbag, sedangkan yang ditabrak sekarang tengah istirahat, dia kehilangan ingatan.” Temari memukul kepala suaminya dengan dokumen yang dibawa.

“Aww... hilang ingatan? Naru seberapa kerasnya kau menabrak dia?” tanya Shikamaru horor.

“Pe-pelan Shika-nii.”

“Aku akan menemuinya.” ujar Shikamaru yang bergegas pergi. Tapi baru mencapai lima langkah dia berbalik dan menggaruk belakang kepalanya canggung.

“Dia dirawat dibagian mana ya?”

Temari menepuk dahi, apa dia salah memilih suami ya?

“Lantai lima kamar VVIP nomornya juga lima, sana pergi.” usir Temari kesal,

“Nee-san aku kadang berpikir. Bagaimana bisa Shika-nii bisa memiliki jabatan sebagai kepala kepolisian Tokyo? Apa dia bisa sampai ke jabatan itu diusia muda dari hasil curang.”

“Hmm... aku juga bingung, itu mungkin patut dicurigai.”

.

.

.

Shikamaru memasuki kamar, menatap Sasuke yang tengah memandangi gedung-gedung tinggi dari balik kaca.

“Bagaimana Anda bisa disini Yang Mulia?” tanya Shikamaru formal,

“Apa maksudmu?”

“Cincin yang Anda kenakan, itu adalah seggel raja yang Anda buat sendiri agar dapat dibawa kemanapun dan tak disalahgunakan oleh pejabat lain yang mencoba mencurinya dari Anda.”

“Dan kau. Siapa kau disini?”

“Nara Shikamaru, reinkarnasi dari mantan penasehat Anda.”

“Oh menarik. Bagaimana kau ingat kehidupanmu yang lalu Shikamaru?”

“Itu bukan hal yang penting sekarang ini. Bagaimana Anda bisa disini? Bagaimana cara Anda datang ke zaman ini?”

“Itu juga yang sedang aku pikirkan.”

“Tolong kembalilah.”

“Bahkan dewa takdir tak bisa melakukan apa-apa, dia hanya bisa berteriak marah dan ingin mengembalikanku.”

“Dewa takdir bahkan tak bisa?”

“Ya.”

“Pasti ada cara agar Anda kembali.”

“Kau sangat ingin aku kembali.”

“Tentu saja, karena aku tak ingin melihat Anda mendekati adikku lagi.”

“Dikehidupan ini juga kau kakaknya. Jika dewa takdir tak bisa maka hanya dewa paling agung yang bisa membuatku kembali. Kau paham maksudku?”

“Kaisar Langit.”

Sasuke mengangguk. “Kemungkinan besar jika dewa takdir tak bisa semua itu ada campur tangannya. Dia mungkin tengah dalam masa mati kebosanan hingga mempermainkan takdir manusia lemah sepertiku.”

Shikamaru terdiam sebentar, berpikir mengenai hal yang menyebabkan terlemparnya Sasuke kemasa depan.

‘Adikmu menabrak orang saat ingin melihat gerhana yang muncul 1000 tahun sekali.’

Itu kata-kata yang Temari ucapkan saat meneleponnya siang tadi.

Mungkin karena gerhana matahari?

Lalu jika Sasuke ingin kembali maka harus menunggu kembali gerhana yang di negaranya muncul 1000 tahun dalam sekali? Jangan bercanda!!

“Aku hanya ingin berada disampingnya. Memperbaiki semua kesalahanku dimasa lalu, dengan itu mungkin aku akan tenang. Aku mungkin bisa kembali ke tempat dimana Naru sudah menunggu, jadi izinkan aku disampingnya sampai waktunya tiba, sampai Kaisar Langit mengembalikan semuanya seperti semula.”

“Apa Anda berharap aku mengatakan ‘Tentu saja, silahkan.’ Setelah apa yang Anda lakukan pada adik dan keluargaku? Aku tak masalah diasingkan, bahkan mati disana, tapi keluarga lainku tak bersalah. Tidak. Bahkan dari awal kami tak memiliki kesalahan, adikku yang begitu setia terbunuh oleh perintah dingin Anda. Anda membalikan badan tak ingin menatapnya. Dan sekarang Anda ingin merusak kebahagian adikku lagi? Dia bahagia disini tanpa ingatan masa lalunya!!” seru Shikamaru emosi,

Ini adalah emosi yang tertahan selama 1000 tahun lebih, dia tak mengira emosi ini akan keluar dihadapan orang yang dibencinya langsung.

Dia merasa lega akan hal ini.

“Aku tahu kau begitu kecewa. Sangat tahu, karenanya mungkin saja Kaisar Langit ingin aku memperbaiki semuanya sebelum aku bisa bersama Naru di alam kematian.”

“Sebagai pemberitahuan saja Yang Mulia. Saat ini mungkin di masa Anda terjadi keributan. Disana Anda dikabarkan menghilang bersama tubuh selir Anda, Putra Mahkota naik tahta dan setelah itu aku tak tahu kelanjutan dari kerajaan Konoha. Tapi satu hal yang pasti, kerajaan itu hilang di peradaban, di zaman ini tak ada yang tahu kerajaan Konoha, kerajaan itu seolah hanya mitos belaka, tak ada bukti pernah berdirinya kerajaan milkmu. Aku tak tahu detail kejadiannya karena setelah Putra Mahkota naik tahta aku mati dipengasingan, membawa dendam ini sampai sekarang.”

“Aku bisa merasakan hawa membuhunmu. Tapi aku juga tak bisa kembali, jadi ijinkan aku bersamanya sampai waktuku tiba.”

“Baiklah. Tapi jika aku melihat adikku bersedih karena Anda maka bersiaplah, aku sendiri yang akan membuatmu langsung ke alam kematian tanpa bantuan Kaisar Langit.” ancam Shikamaru tak main-main.

Sasuke mengulum senyum, “Kau tak berubah, tetap seperti dulu. Menyayangi Naru begitu tulus dan aku begitu tenang saat tahu Naru bersama orang yang tepat.”

Shikamaru mendengus. “Aku akan mengurus semua identitas Anda. Mulai sekarang nama Anda hanya Sasuke, dan maaf saja, disini Anda buka raja, jangan berharap segala hal ada yang melayani. Dan aku akan menganggap Anda orang asing, keformalan in kita akhiri sampai disini Uchiha Sasuke.”

“Tentu. Terimakasih.”

“Ini kesempatan terakhirmu Uchiha Sasuke. Aku akan meminta Neji agar kau bisa pulang sekarang. Hanya peringatan, kau mungkin bisa satu lingkungan dengan adikku tapi aku tak akan membiarkanmu mendekatinya. Ingat itu!!”

Sasuke tersenyum tipis saat Shikamaru keluar ruangannya dengan membating pintu.

Dan dia tak akan semudah itu menyerah. Disini ada istrinya, dia tak ada niat untuk kembali, bahkan dia akan menolak takdir yang digariskan Kaisar Langit. Dia akan tetap disini, membahagiakan reinkarnasinya, dan dia ingin istrinya itu mengingat masa-masa bahagia mereka, hanya masa bahagianya saja.

“Egois? Tentu saja. Karena egois adalah sifat dasar kami para Uchiha.” gumamnya pada diri sendiri.

.

.

.

TBC

.

.

.

A/N : Update ulang dengan beberapa rombakan alur karena aku lupa alur awal kayak gimana. Maafkan... Hehehe...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top