Chapter 1

***

"Ah, akhirnya author satu ini membuat ending yang bahagia!" Kamu menangis dengan bahagia kala sudah menyelesaikan salah satu buku bacaanmu di aplikasi yang identik dengan warna oranye. Kamu sudah nyaris mengutuk author itu dengan sumpah serapah; andaikata tokoh 'Guizhong' alias tokoh yang kamu perankan di sana dibuat meninggal.

Untungnya, sang author memilih untuk menamatkan bukunya dengan akhir yang bahagia. Kamu tersenyum puas, seperti itulah akhir kisah yang kamu impikan.

"Duh ... enak sekali ya kalau aku bisa isekai ke dunia Genshin Impact." Kamu merebahkan dirimu dengan kasar di atas ranjang, sembari memejamkan mata dalam-dalam. Helaan napas berat lolos dari bibirmu, kamu hanya bisa mengeluh. "Hah ... kapan ya aku bisa isekai juga? 'Kan aku juga mau ... ketemu lelaki gepengku."

"Kalau aku tiba-tiba mati tersambar petir, aku bisa isekai ke Inazuma tidak ya~? Mana tahu aku bisa ketemu Scaramouche. Hahaha!" Kamu tertawa-tawa sendiri sembari membayangkan seberapa indahnya andaikata kamu bisa isekai semudah itu.

Kamu menarik napas dalam-dalam, kemudian memejamkan mata dengan lengan kananmu yang menutupi kedua mata. Rasanya kamu agak mengantuk, wajar saja sih, sebab kamu hanya sempat tidur tiga jam hari ini. "Ah ... ngantuk sekali, deh ...."

Kamu bergumam sendiri dan menguap. Ingin sekali kamu langsung beristirahat. Namun saat hendak lelap dalam tidur, kamu menyadari sesuatu yang aneh di luar jendela, bahwasannya langit di luar sana begitu gelap, padahal saat ini masih tengah hari bolong. "Sebentar, sebentar. Kok gelap sekali, ya?"

"Apa mau hujan? Gawat, jemuran mama belum diangkat, bisa-bisa aku dihajar!"

Buru-buru, kamu melompat turun dari ranjangmu, berjalan menghampiri jendela dan melongokkan kepalamu ke luar, hendak memastikan langit di atas sana. Kamu menengadahkan kepala ke atas. "Ada apa sebe--"

Ctaaaarr!

Belum sempat kamu menyelesaikan kalimat, cahaya terang muncul dari langit, bersamaan dengan gemuruh petir yang menyambar-nyambar.

"AGH-!"

Iya, menyambar. Sialnya, sambaran petir itu mengenai kamu, menyambar tepat di atas kepalamu dan seketika membuat seluruh tubuhmu mati rasa.

Ritme jantungmu tak stabil, pelan-pelan kamu mulai kehilangan pendengaranmu. Sakit, sakit, sakit sekali, sumpah!Napasmu tidak terkontrol, tumpuan kakimu menjadi lemas. Rasanya bumi sudah tidak dapat kamu pijak lagi.

"A-ahh ...."

Pelan-pelan, tubuhmu jatuh.

Tepatnya, kamu jatuh dari kamarmu di lantai dua. Sudah jelas kamu akan mati sebentar lagi. Kamu memejamkan mata, panas di sekujur tubuh itu tak kunjung hilang.

Dentuman keras terdengar ketika tubuhmu sukses menghantam tanah, dan saat itu pula kamu tidak bisa merasakan apa-apa lagi selain sakit.

"Aku ... maunya isekai ke Teyvat, bukan ke akhirat."

***

Kamu mengerjapkan mata beberapa kali ketika sudah berhasil mengumpulkan kesadaranmu. Saat terbangun, kamu menyadari dirimu berada di tempat yang asing. Langit-langit kayu, pemandangan ruangan yang identik dengan oriental.


'Ini di mana?' Kamu membatin dalam hati.

Alam barzah? Ya, minimal bukan siksa kubur. Biarlah. Tempat ini tidak terlihat buruk.

Kamu berdiri dari posisi terbaring di atas lantai, mengerjapkan mata berkali-kali untuk memindai lokasi tempatmu berada sekarang. Kamu mengedarkan pandangan ke sekeliling, lalu mengernyit ketika mengenali pemandangan yang sama sekali tidak asing ini.

"Loh, alam barzah ini mirip seperti Tenshukaku," celutukmu sembari menopang dagumu dengan jari. Netramu kembali membulat ketika mendengar suara yang juga sangat familier ini. "Eh, kok suaraku begini--?"

"Jangan-jangan ...!" Lantas, kamu berlari ke arah pintu yang ada di depan, belum sempat kamu meraih pintu itu dan membukanya, pintunya sudah terbuka duluan dan menampakkan sosok wanita dewasa berambut ungu.

Sumpah.

Wanita di depanmu berperawakan sama persis seperti main DPS kamu di Genshin Impact. "Eh ... kamu ..."

Kamu menelan ludah, dengan ragu-ragu sepasang netra kamu memandang wanita itu dari atas sampai bawah. Tak salah lagi.

"Jangan bilang kalau kamu itu ... Raiden ... Shogun?"

Wanita itu terdiam, kini gantian ia yang memandangi kamu dari atas sampai ke bawah, alisnya sedikit ia kerutkan, mengindikasikan heran ketika melihat reaksimu. Ia menangkup kedua pipimu dengan telapak tangannya, tatapannya ia hadapkan lurus pada sepasang bola matamu. "Boneka ciptaanku ... Raiden Shogun."

"Sejak nama itu aku berikan untukmu, aku sudah bilang kamu cukup panggil aku 'Ei' saja, bukan? Kamu tidak ingat?"

Kamu membulatkan kedua matamu dengan sempurna, disusul dengan satu kata yang keluar ketika mulutmu menganga, "Hah--?"

"Iya. Kenapa kamu terkejut begitu, wahai bonekaku?" Ei memandangmu dengan heran, ia menepuk-nepuk pipi kananmu beberapa kali dengan agak kencang. "Ingatanmu hilang, kah? Jangan-jangan modulmu ada yang rusak?"

"Sebentar, kata Miko kalau kepalamu kuhajar sedikit harusnya otakmu bisa betul--"

Kamu menggelengkan kepalamu dengan cepat, memandang sang penciptamu dengan tatapan takut bercampur ngeri. "Ja-jangan, aku baik-baik saja, kok!"

Meski sudah sangat jelas sebab Ei sudah mengucap fakta bahwa kamu adalah boneka ciptaannya, kamu masih menolak percaya. Setidaknya, sampai kamu melihatnya dengan kedua matamu sendiri.

Kamu berlari, masuk kembali ke dalam Tenshukaku. Sepasang netramu yang sekarang berwarna ungu dengan panik mencari-cari cermin, ah kamu menemukannya menempel di dinding.

Sambil menelan ludahmu sendiri, kamu melihat cermin yang memantulkan wajahmu.

Rambut panjang berwarna ungu yang dikepang, netra sewarna lavender, tahi lalat tepat di bawah mata. Sosok yang serupa dan identik dengan lawan bicaramu barusan. Hanya saja, entah kenapa suara yang keluar dari mulutmu terdengar jauh lebih berat dan sinis--meski maksudmu bukan begitu.

Tidak salah lagi, sosok ini adalah kamu yang sekarang.

"Aku ... reinkarnasi jadi Raiden Shogun?!"

Memang benar jangan sembarangan bicara, sebab orang-orang selalu bilang; 'kata-kata adalah doa.'

Setelah kamu asal ceplos mengucap mau tersambar petir dan isekai ke Inazuma, doamu terkabul dan kamu benar-benar memasuki dunia Genshin Impact.

Sebagai Raiden Shogun, boneka kedua yang diciptakan oleh Raiden Ei.

.

.

.

.

.

.

.

.

YOUKOSO, SELAMAT DATANG KE BOOK BARU RASHI //buset book baru lagi

Yak! Setelah waktu itu Rashi sukses dengan book seri Reincarnated yang sebelumnya, alias Reincarnated as the God of Dust, kali ini Rashi memutuskan untuk membuat book baru! Kali ini, reader-tachi isekai ke Inazuma dan menjadi Raiden Shogun! Gimana, seru kan~? PSPSPSPSSPSP SAMA MOMMY EI--

Untuk book ini sendiri, Rashi ingatkan ceritanya sih Rashi rasa gak akan sepanjang book sebelah. Palingan mentok mentok 5-7 chapter aja. Tapi gak tau ya kalo Rashi berubah pikiran, hehehe. Dan ceritanya juga gak akan sekompleks book sebelah, di sini mah palingan lucu lucuan ajaa. Semoga tetep bisa menghibur reader-tachi yaa!!

Terima kasih udah mampir ke book Rashi! Jangan lupa tinggalkan jejak, vote atau komen dan dua-duanya jauh lebih bagus biar Rashi semangat updatenyaa~

See ya!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top