Chapter I

Sama seperti hari-hari biasanya, kepingan salju turun menutupi tanah yang sudah 16 tahun tidak pernah merasakan musim-musim lain selain musim dingin. Tempat yang berada di sisi utara Daratan Nixoid itu kini terlihat seperti kerajaan salju dari dongeng terkenal di sana, The Snow King. Namun, salju tidak menghalangi aktivitas orang-orang. Selama badai salju tidak datang, para penduduk akan beraktivitas seperti biasa.

Kereta kuda berwarna hitam menerobos hamparan salju menuju desa terdekat. Di dalam kereta itu seorang pria muda memakai mantel hitam dengan bulu beruang putih yang melingkari pundaknya, memperhatikan pemandangan luar dari balik jendela. Tidak ada emosi yang terlukis di wajahnya, bahkan sorot mata birunya itu terlihat misterius.

Ketika kereta kuda yang ditumpanginya melewati desa, pria itu mengubah posisi duduk. Sekali lagi ia memperhatikan desa sebelum memalingkan wajah dan menutup jendela dengan tirai. Di benaknya hanya terpikirkan satu hal, seorang gadis yang ia temui dua tahun lalu. Gadis dengan rambut cokelat tua ikal, senyum hangat di wajahnya yang terlihat pucat, dan mata zamrud langka yang tidak bisa ia temukan di negeri ini. Warna mata yang begitu indah dan tidak bisa ia lupakan.

Tanpa sadar pria itu tersenyum sedikit, membuat seseorang yang duduk di hadapannya mengernyit. Namun, ia sama sekali tidak berniat untuk bertanya, sebab pertanyaannya tidak akan dijawab. Jadi, mereka hanya sibuk dengan aktivitas masing-masing sampai kereta kuda mencapai sebuah mansion di perbukitan. Mansion tersebut cukup tersembunyi karena harus melewati hutan.

Setelah kereta kuda menepi ke dekat tangga utama, pria itu langsung turun. Wajahnya terlihat serius ketika menatap butler yang menyambutnya. Bukan hanya butler, kedatangannya disambut oleh beberapa pelayan dan seorang pria muda dengan rambut merah kecokelatan. Pria yang sangat ia kenal.

"Ah, kau lambat sekali, Saudaraku," ujar Alois seraya bersedekap. Senyum jahil menghiasi wajah dan membuat si pria sedikit jengkel. "Aku sudah menghabiskan satu botol wine terbaikmu, lho!"

"Your Highness, Anda harus membatasi minum alkohol," ujar seorang pria lain dengan rambut cokelat. Ia baru saja turun dari kereta kuda.

Alois berdecak. "Alkohol tidak akan membunuhku. Lagi pula, aku baru minum satu botol."

Tak ada yang menimpali perkataan Alois, sebab pria yang ia anggap sebagai saudaranya itu sudah berjalan lebih dahulu ke dalam mansion. Butler tentu saja mengikuti dan pada akhirnya baik Alois maupun pria berambut cokelat mengekor mereka.

Bagian dalam mansion tersebut dihiasi interior berwarna cokelat, sehingga kesan yang didapatkan setelah memasuki tempat tersebut adalah temaram. Di koridor panjang sebelum mengarah ke sebuah ruangan yang menghubungkan banyak koridor, terdapat banyak patung baju zirah. Dindingnya dipenuhi lukisan-lukisan dari berbagai zaman, rata-rata lukisan manusia dengan berbagai pose dan latar.

"Your Highness, ada undangan dari istana untuk pesta ulang tahun Putri Cametra malam ini. Apakah Anda akan hadir?" tanya butler yang membuat pria di depannya berhenti melangkah.

Ia ingat bahwa dirinya sudah pergi cukup lama, undangan-undangan yang ditujukan untuknya pastilah menumpuk di mansion. Sebetulnya, bisa saja butler mengirimkan undangan padanya, tetapi pria itu sendiri yang meminta agar tidak dikirimkan undangan tersebut. Sekarang, setelah ia kembali ke mansion, undangan pertama yang ia terima berasal dari istana. Bisa saja ia menolak untuk hadir, tetapi ia tidak bisa melewatkan kesempatan tersebut.

"Oh, rupanya kau diundang keluarga kerajaan. Saranku, kau hadir saja, Ash. Nanti aku temani," celetuk Alois yang tiba-tiba sudah berada di sampingnya.

Pria yang dipanggil Ash itu melirik saudaranya, kemudian kembali melangkah menuju ruangan di depan mereka. "Butler, aku dan Alois akan pergi ke istana. Siapkan pakaiannya."

Butler menunduk hormat dan mengiyakan perintah majikannya. Lalu, ia pun meminta para pelayan untuk menyiapkan keperluan Ash dan Alois. Sementara dua bersaudara itu kini berjalan menuju lantai dua. Alois terus-terusan mengoceh tentang perbedaan suhu antara Dermoulh dan Merenorth, lalu mengoceh tentang tanah hijau yang subur di selatan dan betapa ruginya Ash kebagian tinggal di tanah terkutuk. Akan tetapi, Ash sama sekali tidak menjawab apa pun, ia mendengarkan serta membiarkan saudaranya mengoceh hingga lelah.

Barulah setelah itu, Ash akan memotong ucapan saudaranya seperti sekarang. "Alois, kau sudah menemukan penyihir itu?"

Alois tersenyum miring, iris hijaunya lantas menatap lekat Ash. "Sudah. Kau harus tahu dia itu susah sekali dilacak. Ciel bahkan sampai ingin memakannya, tuh. Pokoknya bisa gawat kalau Ciel menangkap penyihir itu duluan sebelum kita. Untungnya aku sudah tahu ia akan lari ke mana setelah ini."

"Bagus. Awasi dia. Ayah bilang misi ini harus tuntas."

~o0o~

Tidak seperti musim dingin pada umumnya, malam di Merenorth saat pertengahan tahun justru terjadi agak lambat. Tentu saja anomali yang terjadi ini karena musim dingin berkepanjangan dan berbeda dari kerajaan-kerajaan di sekitar mereka. Matahari tenggelam mulai pada pukul 19.30, di jam itu pula antrean kereta kuda mulai memadati halaman istana. Karena hal ini pula pemeriksaan ketat pun dilakukan. Begitu kereta kuda memasuki gerbang pertama istana, para penjaga berpakaian seragam prajurit istana mulai memeriksa identitas serta barang bawaan. Setelah itu, kereta kuda diperbolehkan masuk.

Pemeriksaan kedua dilakukan sebelum memasuki istana. Di sana para tamu undangan menunjukkan undangan mereka beserta identitas, dan mereka akan mengantre untuk memasuki aula dansa. Seraya menunggu, para tamu biasanya akan mengobrol satu sama lain, kecuali Ash. Pria itu hanya memperhatikan lukisan di dinding dan gerak-gerik Alois yang terlalu sering berkenalan dengan wanita bangsawan. Sampai-sampai Ash merasa bahwa seharusnya bukan Alois yang datang bersamanya.

Begitu tiba giliran dua bersaudara itu memasuki aula, Ash bisa melihat kesungguhan keluarga kerajaan dalam mendekorasi. Sama sekali tidak terbayangkan jika kerajaan yang ditimpa musim dingin berkepanjangan itu memiliki dana yang cukup untuk membuat pesta semewah mungkin.

Selain itu, aula dansa di Istana Merenorth terlihat ramai oleh para tamu yang datang dari berbagai wilayah, termasuk diplomat. Ash mengenali salah satunya, diplomat asal Dermoulh yang juga mengenal Alois. Selain para tamu yang asyik membicarakan dekorasi, hal berbau politik, dan bisnis, mereka juga membicarakan tentang tokoh utama pesta, Putri Cametra Merenorth. Sudah lama sekali ia tidak terlihat di publik, rumornya bahwa sang putri selalu berlindung di kehangatan istana ketimbang melihat kondisi rakyatnya sendiri. Namun, pembicaraan itu tidak sekali pun membuat Ash tergiur untuk ikut-ikutan bergosip.

Baru semenit Ash menginjak aula, Alois sudah menghilang dari sampingnya. Ia punya dugaan dan matanya segera memperhatikan setiap tempat di aula. Persis seperti yang dibayangkan, saudaranya itu telah dikerumuni oleh para wanita sembari memegang segelas champagne. Beberapa wanita di sana bertingkah genit demi membalas godaan yang dilontarkan Alois, sedangkan sisanya malu-malu sambil menutupi setengah wajah mereka dengan kipas. Sebenarnya, Ash ingin sekali menyeret Alois keluar dari aula, tetapi ia punya tujuannya tersendiri untuk mencari seseorang. Gadis yang ia temui dua tahun lalu.

Tatkala musik mengalun lembut mengiringi setiap pergerakan para tamu, Ash hanya bersandar di dekat jendela besar sembari melihat langit malam. Tidak seperti biasanya, langit di Merenorth bertaburkan bintang walau tidak banyak.

"Hei, Ash! Tidak bersenang-senang? Padahal kau tampan, pasti banyak yang mau menjadi teman dansamu malam ini," ucap Alois seraya membawa dua gelas champagne. Satu gelasnya diberikan pada Ash.

Alih-alih membalas ucapan Alois, Ash hanya mengambil gelas tersebut dan mengalihkan pandangannya ke arah tangga besar di aula tersebut. Sontak saja Alois pun mengikuti arah pandang saudaranya, netranya kemudian berbinar ketika melihat siapa yang ada di ujung anak tangga teratas.

"Menyedihkan sekali," pungkas Alois. Lalu, ia menyesap sedikit champagne. "Satu-satunya putri kerajaan yang tidak pernah muncul ke publik. Tapi anehnya, dia menarik banyak perhatian."

Lagi, Ash tidak menjawab. Matanya terpaku pada setiap gerakan Cametra, seolah-olah ia terhipnotis untuk tetap memperhatikan ke mana sang putri pergi. Bahkan, tatkala Cametra berdansa dengan raja pun Ash memilih untuk berjalan mendekat ke barisan paling depan para tamu, menonton gerakan tarian sang putri yang terlihat seperti tarian para peri di Valskif. Suara Alois yang berbicara saja tidak ia pedulikan, sebab telinganya sudah terpaku pada alunan musik yang indah.

Akan tetapi, dansa dan musik yang menghipnotis Ash mendadak terhenti ketika semua lilin di sana padam. Aroma yang sangat familiar menyeruak menusuk hidungnya, cahaya hijau yang ia yakini berasal dari sihir tertangkap matanya. Di saat yang bersamaan, Alois berdecak kesal sembari mengumpat.

"Mundur, Alois." Ash lekas menarik saudaranya untuk mundur dari kerumunan yang panik. Kemudian, mereka bersembunyi di antara para tamu penasaran yang memilih berdiam, menyaksikan kejadian magis sekaligus menyeramkan.

"Sial! Kenapa kita mundur? Ini kesempatan kita, Ash!" seru Alois.

Namun, Ash menggeleng. Tidak ada lagi suara yang dikeluarkan oleh pria itu. Tentu saja sikap Ash ini membuat Alois pun jadi mau tidak mau mengikutinya. Padahal dalam hatinya, Alois ingin sekali menerjang si pemilik sihir. Ia tahu jika saudaranya memiliki rencana, tetapi ia sama sekali tidak tahu detail rencananya.

"Kau tahu penyihir itu akan kabur lagi setelah ini, kan? Lalu, kapan kita akan menangkapnya?" tanya Alois dengan nada berbisik.

"Setelah aku tahu apa yang akan dia lakukan saat ini."

~o0o~

(Chapter ini diambil dari sudut pandang Ash dan Alois. Lanjutan yang sebenarnya ada di works Red Bird)

***

A/N dulu~
Halo, setelah ... tunggu saya lupa kapan, akhirnya seri kedua ini kembali saya publish. Tapi, ini masih coming soon ehehe. Saya masih harus menamatkan dulu A Crown of Season baru bisa fokus ke cerita ini.

Jadi, anggap saja chapter ini sebagai teaser, ya! Selain itu, saya sarankan untuk membaca dulu seri pertamanya, sebab akan berkaitan dengan isi cerita ini~

Sampai ketemu di chapter 2 nanti~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top