Perpisahan terkeji kedua

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

💕💕💕

Restoran Korea yang pernah Zidan maksud akhirnya dibuka. Resto Hanoi khas Thailand diganti dengan serba serbi khas Korea. Terbukti ini adalah strategi jitu. Luna dan Zidan terlihat puas dengan keadaan Restoran itu yang tadinya harus bangkrut, malah makin ramai pembeli.

"Harus undang NCT kayanya.." Celetuk Luna yang tengah menikmati alunan lagu nct yang sengaja di putar di sana.

"Lun.." Zidan memberikan sebuah simbol hati menggunakan jarinya pada Luna.

"BANGKE!" Luna menepis dengan tawa renyah. Kaisar sempat memperhatikan mereka begitu masuk ke dalam restoran itu. Siapa yang tidak cemburu melihat kedekatan mereka? Bahkan para pelanggan di sana pun sempat memperhatikan dan senyum-senyum sendiri.

Melihat kedatangan Kaisar, Luna mengulurkan tangannya dengan senyuman manis.

"Gila.. Selingkuhan istri gue datang juga." Canda Zidan.

"Sembarangan lu!" Luna tak terima Kaisar disebut seperti itu. "Cape yah di kantor?" Tanya Luna yang melihat wajah Kaisar begitu lelah.

"Enggak.." Jawabnya lalu beralih melihat-lihat menu di restoran Zidan itu.

"Pernah nyoba nasi goreng kimchi gak?" Tanya Zidan.

"Pedes?" Tanya Kaisar.

"Gak terlalu. Mau?" Zidan kembali bertanya.

"Memangnya ada di menu?" Luna heran karena seingatnya tidak ada sama sekali. Sadar atau tidak, apapun yang Luna tau tentang Zidan, membuat Kaisar cemburu sebenarnya. Apalagi setelah dua bulan terlepas dari hukuman penjara itu, Luna dan Zidan masih juga belum mengurus perceraiannya karena harus menunggu Ayahnya lengser tiga bulan kedepan. Merepotkan bukan? Luna dan Zidan bahkan masih sering bersama di apartemen mereka untuk menghindari pemberitaan negatif dari media. Ini siksaan telak bagi Kaisar.

"Gak ada. Gue suruh mereka bikin. Siapa tau bisa jadi menu baru." Ujar Zidan bersemangat.

"Ya udah boleh." Kaisar setuju.

"Oke!" Zidan langsung bergegas menemui pegawainya di kitchen.

"Kamu ketemu Grace?" Tanya Luna penuh selidik.

"Ketemu." Jujur Kaisar yang lalu mengambil gelas Luna dan menyesapnya tanpa ragu.

"Americano? Biasanya teh hijau." Heran Kaisar.

"Iya. Tadi Zidan minta tuker."

Lagi.

Kaisar makin cemburu.

"Oh.." Cemburu itu harus ngapain memangnya?

"Ngapain ketemu sama Grace?" Tanya Luna lagi.

"Bahas bisnis di Jepang. Kita lagi dalam tahap peresmian." Kaisar menjawab lagi apa adanya.

"Kok aku baru tau? Cabang hotel lagi?"

"Proyek lama. Sebelumnya sama Papah." Jawab Kaisar.

"Oh.." Apa yang ini juga cemburu?

Bisa iya bisa tidak.

"Terus.." Luna sempat kembali menyesap cangkir kopi tadi. "Kalian udah bahas soal pernikahan itu?" Tanya Luna meski terlihat ragu.

"Enggak." Jawab Kaisar.

"Kenapa?"

"Kenapa apanya?" Kaisar malah heran dengan pertanyaan Luna. "Kamu pengen aku nikah sama Grace?" Karena cemburu oleh Zidan, Kaisar akhirnya tidak bisa berpikir jernih. Dia kini lebih sensitif.

"Loh? Kenapa mikir gitu?"

"Terus ngapain tanya-tanya pernikahan segala?" Kaisar sedikit kasar sekarang. Tak seperti biasanya.

"Aku cuma pengen tau aja. Memangnya gak boleh?" Luna menjawab selembut mungkin karena tak ingin menyulut.

"Aku aja gak sepenuhnya tau gimana hubungan pernikahan kamu sama Zidan. Jangan-jangan kalian main di belakang aku kan? Makannya kalian gak mau lepas satu sama lain. Iya kan?" Mendengar penuturan Kaisar Luna mematung. Inikah yang ada dalam otaknya selama ini?

"Guys! Mereka katanya juga pernah nyoba bikin. Bakal enak nih kayaknya.." Zidan tiba-tiba datang masih dengan semangat yang sama seperti tadi. Sayangnya, suasana di meja itu sudah berubah drastis sekarang.

"Gue balik dulu Dan.. Ada yang perlu di urus bentar.." Pamit Kaisar tiba-tiba.

"Lah..? Kenapa?" Zidan heran sendiri. Bertanya pada Luna pun percuma saja sepertinya mereka memang sedang bertengkar. "Ada apa sih? Sar!" Zidan masih berusaha memanggil namun tak ada jawaban dari mereka berdua.

Kaisar pergi dengan rasa sesal yang menggunung. Lihat kan? Luna bahkan tidak mengejarnya sama sekali. Artinya dia lebih memilih Zidan. Sakit sekali rasanya. Kaisar sempat berhenti di dekat lift berusaha menenangkan jantung brengseknya yang selalu mengganggu di saat-saat seperti ini.

Mungkin Kaisar memang ditakdirkan hidup bersama penyakit sialan itu.

Ting.

Pintu lift mall terbuka. Gerbong itu terlihat kosong melompong. Syukurlah. Tak ada yang akan melihat Kaisar kesakitan di dalam sana.

Namun..

Gep..

"Aku pun sama. Pengennya cepet-cepet cerai sama Zidan. Tapi bukannya kita udah bahas ini kan? Kenapa kamu malah kesannya gak percaya sama aku?" Itu Luna. Masih dengan pembahasannya tadi. Dia ternyata mengejar. Pikir Kaisar.

Brukkkkkk..

Kaisar tiba-tiba terkulai, menimpa tubuh Luna yang bahkan kesulitan menahannya.

"Eh.. eh.." Luna seketika ikut ambruk tertimpa Kaisar yang lagi-lagi pingsan tanpa aba-aba. "Zidann!!! Bantuin!!!" Teriak Luna.

Beberapa orang mengerubungi termasuk Zidan yang berlari setelah mendengar teriakan Luna.

"Panggil ambulance!" Zidan panik dan meneriaki siapa saja yang ada di sana.

💕💕💕

Mumpung lagi setengah sadar, Luna memutuskan untuk memeriksa tubuh kaisar sepenuhnya. Termasuk melakukan tes MRI dan memeriksa kesehatan jantung saking penasarannya kenapa Kaisar sering kali pingsan.

Butuh waktu dua hari untuk mereka melakukan pemeriksaan menyeluruh. Dokter akhirnya memanggil Zidan dan Luna untuk membicarakan hasilnya.

"Ternyata ada benda asing dalam jantungnya. Kayaknya terbuat dari logam dan bener-bener menganggu. Bisa jadi itu penyebab tersumbatnya pembuluh darah bahkan jika dibiarkan akan menyebabkan pendarahan. Meski ukurannya sangat kecil, tapi itu benda asing dan semakin lama makin mengganggu."

Gila! Kenapa chip itu bisa ada dalam jantung Kaisar? Pikir Zidan.

"Kita harus segera melakukan operasi supaya bisa mengeluarkannya." Tambah dokter.

Ah..

Luna dan Zidan saling melirik satu sama lain. Mereka sadar jika itu adalah chip yang Zidan maksud.

Setuju dengan tindakan operasi itu, Luna dan Zidan  keluar dari ruangan dokter lalu duduk di ruang tunggu.

"Lu bilang chipnya aman?" Luna mempertanyakan.

"Tubuh Kaisar kayaknya pengecualian." Penjelasan sederhana ini yang paling memungkinkan memang. "Tapi tubuh kita juga harus periksa." Ungkap Zidan. Luna hanya mengangguk dengan lutut lemas.

Memang..

Akan ada banyak konsekuensi yang harus ditanggung jika kita merekayasa alam.

Termasuk rasa sakit yang Kaisar alami sekarang.

💕💕💕

Membutuhkan waktu satu Minggu penuh untuk masa pemulihan setelah operasi. Luna masih dengan setia menunggu Kaisar bahkan memperhatikan setiap kebutuhan Kaisar selama masa pemulihan.

Luna dan Zidan pun sudah melakukan pemeriksaan mengenai chip yang ditanam dalam otak mereka dan posisinya sama sekali tidak bergeser. Tidak seperti chip milik Kaisar yang harus dikeluarkan melalui operasi jantung.

Hanya saja..

Paska operasi, Kaisar masih belum mau bicara tentang permasalahan mereka. Kaisar bahkan terlihat tak berani membahas apapun dengan Luna. Tambah lagi, Zidan selalu ada di sana dan sigap membantu Luna mengurus Kaisar. Entah apa yang kini bergelut dalam otaknya. Kaisar terlihat mulai menemukan jawaban atas semua ini.

"Mau buah?" Tanya Luna. Kaisar menggeleng dengan yakin. "Besok kamu bisa pulang. Zidan bilang, kita ke apartemen aja. Yah?" Luna seolah membicarakannya tanpa ada maksud untuk melukai harga diri Kaisar. Tapi jelas. Kaisar lagi-lagi tersinggung.

"Aku mau ke Kanada.." Celetuk Kaisar.

Deg!

"Kenapa jauh-jauh?" Tanya Luna lembut. Ia bahkan mengelus tangan Kaisar berkali-kali pertanda hatinya mulai panik meski ia hiasi wajahnya dengan senyuman ramah.

Kaisar kembali diam. Luna mencari kembali pertanyaan yang kira-kira bisa menjawab rasa penasarannya tanpa menyinggung Kaisar lagi.

"Di sana ada perusahaan yang harus kamu urus?" Tanya Luna.

"Aku mau pindah ke sana." Jawab Kaisar yakin. Luna mengangguk seolah mengerti.

"Iya. Aku ikut kamu." Ungkap Luna bagai jawaban dari pernyataan Kaisar.

"Kamu di sini aja. Lanjutin pernikahan kamu sama Zidan."

Deg!

"Jangan mulai lagi.." Ancam Luna tiba-tiba berubah dingin.

"Aku rela sekarang. Perbaiki hubungan kamu sama dia. Aku gak akan ganggu lagi."

Luna seketika melepas tangannya dari Kaisar. Entah apa yang harus ia katakan supaya dia percaya jika cintanya bukan untuk Zidan.

Rasanya penjelasan apapun percuma saja. Luna menyerah.

Sreert brakkkkkkk..

Semua makanan, buah-buahan bahkan bunga-bunga itu Luna seret hingga berantakan di lantai. Dia bahkan menendang kursi yang ia pakai sebelum akhirnya pergi meninggalkan Kaisar tanpa menjawab apapun.

"BANGSATD!"

💕💕💕

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top