Akhir
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Ada apa sih? Luna kemana?" Zidan datang ke ruangan Kaisar yang sudah hancur berantakan itu dan mempertanyakan. "Kenapa dia marah-marah?" Tanyanya lagi.
"Sar!" Zidan benar-benar membutuhkan jawaban.
"Gue nyerah." Ungkap Kaisar.
"Nyerah apaan?" Zidan terlihat tak paham.
"Lu bisa sama Luna. Gue mau ke Kanada." Kaisar bangkit dari tempat tidurnya hendak berganti pakaian.
"Apa si?" Zidan makin tak paham.
"Lu bisa tetep nikah sama Luna!" Jelas Kaisar.
"Wah.. Gila lu." Zidan terlihat tak percaya. Dia merogoh ponselnya di saku kemudian mengeluarkan sebuah foto dan memberikannya pada Kaisar.
"Kita udah cerai tiga hari lalu." Zidan menunjukkan sebuah dokumen perceraian yang memang sudah mereka tanda tangani bersama. "Parah lu!" Zidan pun terlihat marah. "Pantes aja Luna sampai ngamuk kayak gini." Celetuknya saat melihat kekacauan yang Luna buat.
"Luna kalau udah marah, susah buat balik lagi Sar! Lu harusnya gak macem-macem. Pake ke Kanada segala. Sekalian aja lu bilang mau kutub Utara." Zidan sempat-sempatnya mengambil sebuah apel di lantai, mengusapnya dengan baju lalu memakannya tanpa ragu. "Lu harus sujud-sujud kalau minta maaf ntar." Ungkap Zidan.
"Kenapa lu gak bilang dari awal si?" Kaisar malah kesal sendiri.
"Luna bilang mau ngasih surprise pas lu keluar rumah sakit." Zidan membicarakan itu dengan mulut penuh dengan apel.
"Sialan lu!"
"Elu yang sialan! BANGKE!" Zidan tak mau kalah.
"Makan Lu! Selesain sendiri. Gue gak mau ikut-ikutan." Ledek Zidan yang lalu melenggang pergi meninggalkan Kaisar yang malah makin kebingungan.
"Si Anji**Ng.."
💕💕💕
Resmi keluar dari rumah sakit, Kaisar hanya dijemput sopir pribadinya. Zidan si brengsek itu bahkan hanya mengiriminya pesan karena tidak bisa menjemput. Alasannya karena sibuk di restoran barunya. Terserah. Asalkan bukan sama Luna gak masalah. Kaisar juga sempat bertanya pada Zidan tentang Luna. Katanya dia ada di rumah orang tuanya.
Jadi? Harus apa sekarang? Langsung cari Luna? Atau biarkan kemarahannya mereda dulu kah?
"Kita kemana Mas?" Tanya sopir.
"Mampir cari bunga dulu." Kaisar sepertinya sudah memutuskan.
"Buat mbak Luna?" Sopir Kaisar tiba-tiba banyak bertanya.
Tak berniat menjawab, Kaisar kembali dengan ponselnya. Sempat melihat-lihat riwayat chat-nya dan menyesal karena itu.
Kenapa dia selalu menjawab pertanyaan Luna dengan dingin? Kalau saja Kaisar lebih jujur dia sedang cemburu saat itu, pasti sekarang mereka akan baik-baik saja kan? Padahal tak mudah untuk mendapatkan cinta Luna.
"Sudah sampai Mas.." Tak terasa, toko bunga sudah di depan mata. Namun Kaisar lagi-lagi bingung. Memangnya bunga seperti apa yang harus ia bawa untuk permintaan maaf?"
"Bapak aja yang beli. Tolong.." Ungkap Kaisar lagi.
"Kalau buat Mbak Luna harusnya bukan bunga Mas.." Ujar sang sopir.
"Apa?"
"Makanan. Mbak Luna pasti lebih senang jika di bawakan makanan."
Bahkan sopirnya saja lebih tau. Jadi kemana aja dia selama ini?
"Ya udah, langsung aja ke rumah Luna." Kaisar mengurungkan niatnya membeli bunga dan memutuskan langsung menemuinya.
Beberapa menit perjalanan, mereka hampir sampai dan Kaisar menemukan sebuah toko penjual cemilan. Tempatnya unik. Ada gerobak di depan toko yang sepertinya mereka gunakan untuk melayani pelanggan. Padahal di dalam toko pun ada etalase bahkan kursi untuk sekedar ngopi-ngopi.
"Warung kopi jaman sekarang bagus-bagus Mas.." Ujar sopir yang sudah melepas seatbelt-nya untuk keluar membeli cemilan karena Kaisar memintanya berhenti di depan toko itu.
"Saya aja yang beli Pak." Tahan Kaisar lalu turun dari mobilnya.
Dia berjalan menuju gerobak kue itu, lalu melihat-lihat dengan kikuk.
"Silahkan Mas, mau apa?" Tanya penjual ibu-ibu yang sejak tadi berjaga-jaga dengan seragam kuning mentereng.
"Ada apa aja Bu?" Kaisar malah kebingungan.
"Banyak Mas.. Kue-kue basah, cake, kue ultah, kue jajanan pasar. Di sini khusu jajanan pasar. Ini yang asin-asin, sebelah sini yang manis. Kalau donat atau roti-roti juga ada di dalam." Jelas si ibu yang sepertinya sudah sangat khatam dengan produk yang ia jual. "Kalau mau sambil ngopi-ngopi juga bisa di dalam. Di atas juga bisa lebih luas dan estetik cocok buat anak-anak muda apalagi soal harga kita bersaing Mas. Pas di kantong pelajar." Jelasnya yang malah membuat kaisar makin kebingungan.
"Oh.. Neng Luna! Udah selesai ngopinya?" Ibu-ibu itu malah menoleh ke belakang dan kebetulan yang apik ternyata Luna baru saja turun dari toko kue itu.
Oh?
Ketahuan!
"Udah Bu.." Ujar Luna yang sempat kaget melihat Kaisar tiba-tiba ada di sana.
"Ngapain di sini?" Tanya Luna langsung.
"Mau ke rumah kamu." Jawab Kaisar jujur.
"Loh? Ini temennya Mas?" Tanya Ibu-ibu penjual.
"Pacar saya Bu.." Jawab Kaisar dengan senyuman manis.
"Mantan!" Luna mengelak seolah memperjelas jika dirinya masih marah.
"Ibu sampai kaget masa baru cerai udah punya pacar aja." Celetuk Ibu-ibu itu yang kemudian kembali pada kue-kuenya. "Jadi mau pesan yang mana Mas? Neng Lun bantuin mantan pacarnya atuh siapa tau bisa CLBK.." Goda sang ibu.
Dengan berbagai pertimbangan, Luna akhirnya mendekat lalu memilihkan beberapa kue yang biasa ia beli untuk Kaisar.
"Ini engga?" Tanya Ibu pada sebuah kue brownies yang dibalut coklat itu.
"Boleh deh Bu.. Berapa?" Tanya Luna.
"Jadi 45 ribu."
"Aku aja!" Luna melarang Kaisar mengeluarkan dompet. "Kapan lagi traktir orang Kanada. Ya kan Bu?" Sindirnya kemudian memberikan boks kue itu pada Kaisar.
"Oh.. Masnya orang Kanada? Wah.. Hebat bener mantan Neng Luna.."
"Duluan ya Bu.." Pamit Luna yang langsung pergi begitu saja setelah membayar.
"Makasih Neng.."
Kaisar bergegas mengejar. Kali ini tak boleh terlewatkan. Setidaknya dia harus memperbaiki hubungannya.
"Bentar Lun.." Pinta Kaisar.
"Apa sih? Bukannya mau pergi? Ngapain ke sini?" Luna kembali membahasnya.
"Gak jadi."
"Kenapa?"
"Zidan udah ngasih tau aku kalau kalian udah resmi cerai."
"Terus?"
"Ya.." Kaisar makin bingung dengan reaksi Luna yang masih juga jutek. "Aku mau minta maaf." Luna sempat terdiam beberapa saat.
"Mobil kamu mana?" Tanya Luna tiba-tiba.
"Itu." Tunjuk Kaisar yang memang tak jauh dari sana.
Luna berjalan mendekati mobil itu kemudian masuk tanpa ragu. Kaisar sempat tersenyum. Mana yang Zidan bilang dia harus sujud-sujud dulu sebelum Luna memaafkannya? Ternyata semudah ini. Pikir Kaisar.
Brub..
Kaisar ikut masuk ke dalam mobil dengan wajah sumringah.
"Kamu maafin aku kan?" Tanya Kaisar.
"Pak, bisa keluar sebentar?" Luna dengan sopan meminta sopir Kaisar untuk keluar.
"Baik Mbak." Dia menurut tanpa basa-basi.
Setelah sopir keluar, Luna kembali terdiam sedangkan Kaisar tetap menunggu.
"Apa sih yang kamu pikirin kemarin?" Tanya Luna tak habis pikir.
Kaisar sempat menatap wajah wanita kesayangannya itu penuh makna.
"Aku cemburu sama Zidan." Ungkap Kaisar pada akhirnya.
"Kenapa gak bilang?"
"Takut kamu malah marah sama aku."
"Kenapa harus marah? Justru aku seneng kalau kamu cemburu. Aku bahkan sengaja bikin kamu cemburu tapi kamunya cuek aja. Gimana sih?"
"Jadi kamu sengaja?" Kaisar terlihat senang dan bersyukur mendengarnya.
"Gak peka banget kamu.." Luna masih juga kesal. Namun semakin lama melihat wajah Kaisar hatinya makin luluh. Ayolah.. Cinta selemah ini ternyata.
"Maaf.." Kaisar bahkan menempelkan keningnya di bahu Luna selagi melingkarkan kedua tangannya di lengan kiri Luna.
Ah..
Sudahlah..
Luna mana bisa menolak permintaan manis itu ya kan?
"Lain kali kalau cemburu bilang! Kalau marah pun bilang! Kalau sakit juga bilang! Apalagi sedih. Aku ada, biar kamu bisa berbagi. Aku gak akan maafin kamu kalau kayak gini lagi." Ancam Luna.
"Jangan gitu dong.." Kaisar kembali memelas.
"Gak tau deh.. Kayaknya kamu bener-bener kelemahan aku." Kekeh Luna yang akhirnya mencair.
"Zidan bilang kalau kamu marah bakal susah buat bikin kamu maafin. Aku harus sujud-sujud dulu biar bisa luluhkan hati kamu."
"Sok tau dia." Elak Luna.
"Kamu gituin dia?" Tanya Kaisar.
"Iya lah. Dia gak begitu penting buat aku." Ungkap Luna.
"Terus aku?" Tanya Kaisar lagi.
"Gak tau. Liat kamu di sini aja rasanya pengen langsung peluk.."
"Nih.." Kaisar merentangkan kedua tangannya lagi meminta Luna menyambut.
Apa yang kira-kira terjadi selanjutnya?
Silahkan berimajinasi sendiri.
End
💕💕💕
Bye bye.. Selamat malam..
🖕😒😂
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top