06 : SMA SATRIA GARUDA

18 - One Direction

1:27 ━━━○─────── 4:08

⇄ ◁◁ II ▷▷ ↻

|

Ini adalah kisah kami. Bercerita tentang petualangan kami di masa pencarian jati diri. Ini tentang kami ketika remaja. Masa-masa di mana kami jatuh, terluka, bangkit, belajar, tumbuh, dan mencintai.

|

REGALO BAGIAN 06 : SMA SATRIA GARUDA

(Seragam SMA Saga)

(Yg pink itu buat seragam hari Senin-Selasa)
(Yg ijo itu buat seragam hari Rabu-Kamis)
(Jumat pakenya olahraga)

***

'SELAMAT DATANG DI SMA SATRIA GARUDA!"

Hari Senin. Hari ini adalah hari pertama Ken kembali bersekolah di sekolah lamanya, Satria Garuda. Lebih tepatnya ini adalah hari pertamanya bersekolah di SMA Satria Garuda karena ia mengikuti pertukaran pelajar sejak kelas tiga SMP. Ken sudah bersekolah di yayasan Satria Garuda sejak taman kanak-kanak.

Sebuah papan berukuran besar menyambut kedatangannya dengan kalimat sapaan tadi. Begitu menginjakkan kaki di sekolah tercinta, banyak sekali memori yang berebut masuk ke dalam kepalanya. Gadis itu melangkah melewati area parkir dan area rumput yang luas. SMA Satria Garuda berada di komplek tersendiri yang di dalamnya terdapat TK, SD, SMP, serta panti asuhan dan panti jompo Satria Garuda. Komplek ini sangatlah luas. Mata Ken sibuk mengamati arsitektur sekolahnya yang modern. Banyak sekali fasilitas yang disediakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran, tak heran jika sekolah yang berada di bawah naungan yayasan Saga masuk ke dalam jajaran sekolah paling bergengsi di seluruh ibukota.

Ken tiba di koridor utama SMA Saga. Kakinya menyusuri area tersebut seraya menatap mading-mading yang tersusun rapi di kanan-kiri dinding koridor. Mading-mading tersebut berisi tentang profil SMA Saga, prestasi-prestasi yang peran diraih sekolah atau pun murid-muridnya, serta dokumentasi dari kegiatan tahunan sekolah dari tahun ke tahun.

Ken sukses menarik perhatian seluruh murid yang ada di koridor utama. Puluhan bahkan ratusan pasang mata kini tengah menatapnya dengan tatapan terkejut sekaligus tak percaya.

"Eh, itu Kenya Agatha?"

"Dia cewek yang ikut pertukaran pelajar ke Amerika, kan?"

"Kapan dia balik?"

"Setahun di Amrik tampangnya udah kayak bule aja, tuh, cewek."

"Gila, kulitnya jadi eksotis banget kayak mbak-mbak Hollywood woi!"

Ken yang semula sedang mengagumi arsitektur sekolahnya jadi memasang tampang datar. Gadis itu merotasikan bola matanya dengan malas. Apakah fungsi mulut manusia memang hanya untuk makan dan membicarakan orang lain?

Careez merangkul Ken. "Udah nggak usah didengerin. Emang dasarnya manusia udah kayak gitu."

Ken mengangguk. Memang tidak ada faedahnya jika ia mendengarkan apa kata orang. Bukannya memberi semangat, itu hanya akan membuat dirinya merasa terpuruk.

Dari kejauhan, tepat di pelataran salah satu kelas sepuluh jurusan IPS, segerombolan siswa yang semula sedang bercanda ria kini menoleh dan memperhatikan Ken dari kejauhan. Mereka sama seperti murid-murid di koridor utama tadi; memperhatikan Ken dengan tatapan terkejut sekaligus tak percaya.

KOMPLEK. Gerombolan siswa itu adalah KOMPLEK. Salah satu dari tiga squad besar yang jadi most wanted-nya SMA Saga di angkatan ke-17.

Di bawah tatapan terkejut dan tidak percayanya KOMPLEK, Ken berbelok menyusuri lorong kelas sepuluh Bahasa untuk tiba di lorong kelas sepuluh IPA. Lagi-lagi ia harus berpapasan dengan salah satu dari tiga squad besar yang jadi most wanted di angkatannya, KENCAN. Gerombolan siswi itu terdiam ketika Ken lewat di depan mereka. Seperti KOMPLEK tadi, mereka terkejut dan tidak percaya melihat kehadiran Ken di sekolah hari ini.

Langkah Ken akhirnya tiba di lorong kelas sepuluh IPA. Tidak jauh dari tempatnya berada, sahabat-sahabatnya──GEMAZ──sedang duduk membentuk formasi lingkaran di depan kelas. Mereka sukses memblokir setengah jalan. Ken yang melihatnya pun tersenyum, pemandangan yang sudah lama tidak Ken saksikan. Ken menghampiri GEMAZ, sedangkan Careez dan Jihan sudah masuk ke dalam kelas terlebih dahulu. Kebetulan mereka bertiga sekelas.

"Sialan, Jaenab! Lo kalo dateng bilang-bilang, dong, Ken! Suka banget bikin gue jantungan," cibir Nana dengan heboh karena saking terkejutnya mendapati Ken yang tiba-tiba sudah ada di sampingnya. Ken hanya menyeringai sesaat.

"Tumben kalian nggak berangkat bareng?" tanya Ghea.

"Eh, iya juga. Biasanya, kan, lo pada hobi banget keroyokan kalo berangkat sama pulang sekolah bareng Darga sama abang-abangnya Ken," sahut Kayla.

"Bahasa lo keroyokan," timpal Syafa sambil tertawa.

"Apaan, sih, Fa, humor lo sumpah!" gemas Fidel karena tidak mengerti di mana bagian yang dianggap Syafa itu 'lucu' hingga gadis itu tertawa.

Ken kemudian mulai mengikuti arus percakapan yang tengah menjadi topik pembicaraan sahabat-sahabatnya pagi ini. Rupanya mereka tengah berburu spesies cogan. Skill penglihatan yang dimiliki oleh cogan hunter memanglah berbeda. Setiap ada siswa yang mereka anggap 'bening' berjalan melewati mereka, siswa tersebut auto menjadi topik pembicaraan mereka.

Begitulah suasana SMA Saga pagi ini, khususnya di angkatan ke-17. Jangan heran jika pagi-pagi, istirahat, bahkan ketika pulang sekolah kalian menemui GEMAZ, KENCAN, dan KOMPLEK sedang duduk-duduk di pelataran kelas yang berbeda jurusan. Lorong kelas sepuluh IPA adalah daerah GEMAZ, lorong kelas sepuluh Bahasa adalah daerah KENCAN, sedangkan lorong kelas sepuluh IPS adalah daerah KOMPLEK. Ketiganya memang tidak pernah mematenkan daerah kekuasaan mereka, hanya saja itu sudah seperti peraturan tidak tertulis.

Bagaimana pun juga, GEMAZ, KENCAN, dan KOMPLEK adalah tiga dunia berbeda yang nyaris mustahil apabila dipersatukan. Entah apa yang akan terjadi pada dunia jika ketiganya disatukan. Persentase kemungkinan hal itu akan terjadi hanyalah 0,1%.

Tapi takdir tidak ada yang tahu, kan?

***

Pelajaran sejarah di kelas X IPA 2 berjalan dengan baik. Suasana sangat kondusif sehingga para murid dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru dengan mudah. Ditambah, cara gurunya mengajar pun menyenangkan sehingga para murid tidak mudah bosan.

Pelajaran sejarah bukanlah pelajaran favorit Ken. Tetapi Bu Wijaya, guru sejarah kelas sepuluh, mampu membuat Ken duduk manis dan mendengarkan materi yang disampaikan dengan antusias. Wanita paruh baya itu memiliki selera humor yang bagus dan mengerti lelucon remaja zaman sekarang sehingga proses pembelajaran tidak terasa monoton.

Tok Tok Tok

Seisi kelas memusatkan perhatian mereka pada pintu kelas yang diketuk. Bu Wijaya pun menjeda penjelasannya untuk membukakan pintu. Begitu Bu Wijaya meraih gagang pintu dan ketika pintu tersebut dibuka, muncullah sosok pemuda tampan dengan seragamnya yang rapi dan senyum yang menawan.

"Maaf, Bu, saya mengganggu pembelajaran."

"Eh, Nak Adam. Tidak apa-apa. Ayo masuk dan segera bergabung dengan kelas," ujar Bu Wijaya memaklumi.

Ken menatap pemuda tersebut dari pintu hingga duduk di bangkunya. Kebetulan macam apa ini? Ada dua bangku kosong di kelas Ken dan dua-duanya berada di kanan-kiri bangku gadis itu. Salah satu bangku tersebut diisi oleh Adam. Adam berada di sisi kiri Ken. Kebetulan yang sangat kebetulan.

"Bagaimana latihan OSNmu, Dam? Lancar?" tanya Bu Wijaya.

"Lancar, Bu," jawab Adam.

Kelas pun berlanjut. Ken sempat berkontak mata dengan Adam. Pemuda itu juga terkejut seperti Ken. Sepertinya Adam tidak menyangka bahwa mereka akan satu kelas. Mereka lalu saling melempar senyum dan kemudian memperhatikan Bu Wijaya yang kembali menerangkan materi di depan kelas.

Brakk

"Maaf, Bu, saya mengganggu pembelajaran."

Pintu kelas tiba-tiba dibuka dengan memunculkan sosok pemuda berpenampilan urakan yang masuk ke dalam kelas. Rambutnya berantakan, kemejanya kusut dan dikeluarkan dari celana, celananya robek di bagian lutut, serta sepatu vans-nya yang lusuh. Sangat jauh dari penampilan siswa teladan.

"Na," panggil Ken dengan berbisik pada Nana yang duduk di depannya.

"Apaan?"

"Tuh, cowok anak kelas kita?" tanya Ken.

Nana mengangguk.

"Mampus," gumam Ken tanpa sadar.

"Apakah kamu tahu etika untuk masuk ke suatu ruangan, Arsen?" tanya Bu Wijaya dengan intonasi menegur.

Pemuda bernama Arsen itu sudah duduk di bangkunya.

"Arsen, kamu mendengarkan saya atau tidak?!" seru Bu Wijaya. Dari nada suaranya sudah dapat ditebak jika beliau sedang marah. Ken merasakan duality yang sangat berbeda dengan Bu Wijaya yang sebelumnya sedang melucu dan tertawa bersama ia dan teman-teman sekelas.

"Maaf, Bu."

Hanya itu yang Arsen ucapkan.

Bu Wijaya geleng-geleng dibuatnya. Beliau lalu memutuskan untuk melanjutkan pembelajaran.

Ada apa dengan hari ini? Ken merasa semuanya adalah bentuk kebetulan. Jika bangku kosong di sebelah kirinya diisi oleh Adam, maka kini bangku kosong di sebelah kanannya diisi oleh Arsen. Lagi, kebetulan yang terjadi secara kebetulan di waktu yang kebetulan. Dua orang pemuda yang ia temui secara tidak sengaja di perjalanan pulang dari Amerika kini berada di kedua sisinya pada satu kelas dan sekolah yang sama.

Ken menoleh dalam rangka iseng. Namun, yang ia dapat justru tatapan dari iris hitam pekat milik Arsen yang sangat misterius. Mereka beradu pandang selama beberapa detik.

"Kau?" tanya Arsen tak percaya.

Ken buru-buru mengalihkan pandangannya.

"Kau gadis yang menumpahkan sari buah apel ke kemejaku saat di LA, kan?" tanya Arsen memastikan. Cowok itu memutuskan menggunakan bahasa Inggris karena ia mengira Ken ini bule yang baru saja pindah sekolah. Jangan salahkan Arsen jika mengira Ken ini orang luar, siapa pun yang baru pertama kali melihat Ken pasti akan mengira gadis itu bukanlah orang Indonesia.

"Dari sekian banyak orang yang pengen gue temuin, gue nggak nyangka dan sama sekali nggak berharap ditakdirin buat ketemu sama lo. So, stop bothering me with that sentence!" ujar Ken tanpa menatap Arsen sedikit pun.

Ken rasa hari ini akan berjalan lebih lambat dari biasanya.

REGALO

Hellaw swag people!

Welkam tu mai nyu stori. Ai hop yu laik it. So, apa first impression kalian terhadap cerita baruku ini?

Mulai detik ini juga, hari indah kalian akan ditemani oleh Ken yang ambis, Adam yang easy going, dan Arsen yang bodo amatan. Selamat berpetualang di semesta mereka!

Tinggalkan jejak sebagai bukti bahwa kalian telah membaca bagian ini dengan pemberian vote dan komen, biar nggak jadi sider aja.

Maaf bila ada kesalahan dalam penulisan.

Read REGALO until the end.

Thanks and see you 💙


Best regards,
Styakna

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top