Rose.11


"Hei, kamu." Tangannya terangkat sementara lalu menariknya kembali menyadari hal yang dilakukannya. Pemuda itu berbalik dan menunjukan wajah keheranan. "Apa ada yang bisa saya bantu?." Dia takut untuk menduganya, sementara dia akan mencoba untuk melihat responnya. "Apa kau tahu siapa yang menulis ini?." Sebuah awal yang baik, dia tidak tahu apakah ini akan bekerja dengan baik.

Menyerahkan sebuah kertas yang selama ini di genggamannya pada pemuda itu. Dari respon raut wajahnya ada setitik rasa keheranan tapi langsung disamarkan. "Teka-teki? Saya belum pernah melihatnya. Maaf jika lancang, apakah kita pernah berkenalan atau bertemu sebelumnya?." Itu adalah reaksi normal orang biasanya, tidak ada yang aneh. Apakah dia sebelumnya membuat kesalahan dan salah mengira pemuda di depannya ini adalah pelakunya? Ada kemungkinan yang jelas.

"Tidak pernah sepertinya. Maaf, sepertinya aku menghambatmu untuk pergi ke sekolah. Terimakasih atas waktunya." Pemuda tersebut seperti mencurigainya. Dan terlihat samar tengah mengendus sesuatu lalu tersenyum ramah. "Ah, tidak apa-apa. Saya sendiri tidak keberatan. Jika ada hal yang bisa saya bantu lagi, dengan senang hati anda bisa menanyakan sesuatu." Pemuda tersebut meneliti orang di hadapannya dengan seksama dan masih mengendus sesuatu. Rie merasakan sesuatu yang dipercayainya sebagai jebakan atas jawaban pemuda tersebut. "Jika tidak keberatan, bisa beritahukan nama dan kelasmu?." Pemuda itu melirik lagi dengan seksama sebelum menjawab.

"Tentu. Nama saya Kurosawa Kou, kelas 2-1."

▪▪▪

"A-apaan ini, anak SMA? Sungguh mengerikan." Shigemi yang mendapat kertas hasil dari salah satu orang divisi Forensik benar-benar terkejut dengan informasi yang tertera. "Ada dua korban dalam kasus kali ini. Korban pertama, Koizumi Arisu. Anak kelas dua SMA. Hampir seluruh wajahnya dan beberapa bagian tubuh hancur, korban dapat dikenali dari kartu siswa yang ada di dompet yang diyakini milik korban. Korban kedua, Tachibana Suzu. Sama, anak kelas dua SMA. Ciri-ciri kondisi tubuh mereka sama, sekolah juga sama, mereka juga dari kelas yang sama. Tanda di leher mereka juga bukti yang melakukannya adalah Rose." Nichole menyimak dan juga menyadari kedua korban adalah hal lain.

"Sekilas, ini berbeda dari pembunuhan Rose yang biasanya. Dari kasus pertama hingga kasus kedua kali ini, tidak salah lagi Rose adalah anak SMA." Kunio agak terkejut, selama ini belum ada hasil yang didapatkan tentang ciri-ciri ataupun latar belakang Rose. "Anak SMA? Senpai, itu tidak mungkin. Bagaimana kau bisa sangat yakin." Aono menyandarkan tangannya untuk melihat lebih jelas lagi dari balik kaca ruangan, melihat divisi Forensik yang masih bekerja dengan jasad kedua korban. "Apa kau bodoh? Kemungkinan itu bisa terjadi. Yang membingungkan hanyalah kenapa ada bekas yang bisa dibuat oleh hantaman benda berkecepatan tinggi ada disana."

Shigemi tampak akan membantah kemudian memikirkannya lagi. Benar, itulah yang membingungkan divisi Keamanan. "Tidak ada tanda-tanda kendaraan atau sesuatu yang meninggalkan jejak disana, tidak ada juga jejak darah dan kejadian kecelakaan yang menabrak pembatas jalan itu. Tapi kenapa pembatas jalan tersebut meninggalkan jejak seperti itu adalah pertanyaan kali ini."

"Lagian jika Rose melakukan hal seperti ini, apa motifnya yang sesungguhnya?." Ponsel pintar di saku jas Nichole bergetar, Nichole segera membukanya dan terkejut. Kunio yang menangkap basah raut wajah Nichole segera bertanya. "Ada apa, Nichole?." Nichole memejamkan matanya sesaat dan tampak sedang berpikir. "Tidak, tidak ada apa-apa. Kunio tolong kembali ke kantor divisi, sedangkan itu Aono pergilah ke Shinjuku, mereka sedang kekurangan seorang lagi untuk tugas lapangan. Sekarang." Kunio segera mengerti apa yang dimaksud dan melangkah keluar. Aono tidak bereaksi apa-apa dan langsung pergi mendahului Kunio.

"Lalu, Shigemi. Ikuti aku."

▪▪▪

What happen nih, misteri telah dimulai. Selanjutnya bakal ada penjelasan, sepertinya Rie bakal muncul juga bersama dengan Nichole dan divisi Penyelidik khusus.

Uhh, penjelasannya terlalu sedikit di bagian kedua. Fase ini kayak kembali ke fase Kou dkk yang ribet, kudu banyak omong. Lagi sakit kepala Author mikir lebih detail buat alur cerita kedepannya hehehehe:v

Btw, kali ini agak lebih panjang kata-katanya:')

Kepala udh panas jd, sekian untuk kali ini.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top