Rose.09
"Kau mau kemana, Rie?." Langkahnya terhenti. Tangan Nichole menghentikan langkahnya yang kian menjauhkan jarak diantara mereka, manik gelap itu tidak ingin menatap Nichole bahkan untuk sekedar melirik. "Mencari sesuatu yang hilang. Jangan mencegahku." Menarik tangannya keras dan memperluas jarak diantaranya.
"Astaga, dia masih seperti anak-anak. Umurnya sudah dua puluh dua padahal." Shigemi menatap kepergian Rie tanpa ada rasa, sesuatu itu. Tidak ada perasaan ingin mencegahnya, tidak akan ada yang bisa mencegahnya jika seperti itu. "Apakah dia sedang dalam mood yang buruk hingga seperti itu?." Nichole mengangkat bahunya acuh. Manik biru itu masih menatap kepergian Rie yang semakin lama ditelan kegelapan.
"Dia harus segera berhenti mendengar sisi gelapnya, dengan itu mood-nya tidak akan cepat berubah. Orang bergolongan O seperti dirinya memang suka berganti mood, hampir semudah mengedipkan mata. Dan itu menyusahkan, bahkan bagi dirinya sendiri." Nichole sudah menyeledikinya sendiri masa lalu wanita itu. Tidak ada tempat pulang yang nyaman, semua teman yang dimilikinya hampir tidak mengetahui keadaannya, tidak ada yang menunggunya untuk pulang, keberadaannya bahkan tidak dibutuhkan oleh siapapun. "Karena itu kau melamarnya? Membuatnya sadar kalau masih ada kau di dekatnya." Shigemi mengetahuinya, apa yang Nichole lakukan selama tidak ada Rie. Mencari masa lalunya.
"Mungkin benar." Mengendikkan bahunya, Nichole tersenyum tipis menatap Shigemi. "Biarkan saja dia. Dia adalah orang yang bahkan tidak peduli dengan masa lalunya diketahui oleh orang asing. Dasar, wanita yang mengasihani dirinya sendiri." Shigemi tetap menatap kepergian itu dengan lamat-lamat.
"Jadi, mari kita selesaikan saja pekerjaan ini. Tenang saja, sebelum jam dua belas dia akan kembali."
▪▪▪
Kasus itu langsung saja ramai diperbincangkan walau dua puluh empat jam belum terlewati. Ditayangkan dengan jelas di perkotaan Tokyo yang ramai dan padat. Hawa dingin masih menyelimuti sekitarnya, cahaya matahari pun terhalang awan gelap.
Banyak orang berada pada simpangan itu, menggigil kedinginan mengeratkan mantel mereka. Diantara mereka terdapat Rie, dengan membawa payung transparan miliknya. Gemerincing lonceng yang terpasang pada payung tersebut seolah menjadi penggiring lullaby.
"Diantara persimpangan hidup dan mati terdapat warna merah yang menjadi petunjuk bahwa dia ada." Rie mengatakannya tanpa pikir, melihat sebuah kertas di tangannya. Isi kertas itu sama dengan apa yang diucapkannya beberapa saat yang lalu. Tidak ada nama pemberinya, kertas yang aneh. Di ujung kertas terdapat tiga garis yang ditulis dalam satu baris. "Siapa dia?." Sesaat setelah melirik lampu penyebrangan berubah, matanya menemukan warna merah itu. Seorang pemuda berseragam SMA bersyal merah. Syal merah itu yang menandakan dia ada.
▪▪▪
Yey, kebuka!
Selamat datang di bagian keempat!
Di bagian ini Author akan menyajikan pemandangan dari sisi divisi Rie dan Nichole:)
Maapkeun kalo semisalnya ada genre drama dan romance yang nyempil gara" ni couple.
Nah, untuk bagian ini nanti sepertinya kita bakal diajak Rie sama divisinya buat mecahin beberapa masalah yang berkaitan dengan Rose. Bagian berikutnya akan kita kembalikan ke pandangan Kou dkk.
Semoga terhibur💕
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top