Rose.07


Di bulan yang cukup dingin ini, hawa-hawa hangat mulai tergantikan. Seorang wanita yang kesepian beserta dengan payung transparan miliknya tengah melamun, matanya tidak menunjuk kan semangat untuk melakukan apapun. Pikirannya menjelajah sekedar untuk mendalami kasus yang baru diberikan tadi pagi oleh atasannya. Nama wanita itu adalah Suzoaki Rie, wanita itu blasteran Amerika. Menjadi wanita termuda dalam divisi kerjanya.

Menatap kepingan salju yang turun perlahan, mengingatkan akan beberapa memori kecil. Keluarga tanpa Ayah di umur ke-enamnya membuat pribadi ceroboh dan ceria menjadi hal yang lalu, seolah tidak cukup merenggut kebahagian Rie kecil, Ibunya mengalami sakit jiwa beberapa tahun kemudian. Menghadapi sifat Ibunya yang berbeda setelah sembuh membuat mentalnya terguncang, dan akhirnya di kelas delapan, Rie depresi dan menutup lingkungan keluarga juga dunia luar.

Sekarang di umurnya yang ke dua puluh dua, menjadi wanita pendiam tidak banyak berbicara juga mulai menutup perasaannya. Menjadikan dunia kecilnya penuh dengan hitam putih. Sudah banyak rekan kerjanya yang mencoba mendukungnya dan menyapa setiap kali bertemu, dukungan ia buang dan beberapa sapaan ditanggapi. Yang tersisa darinya tinggal keinginan untuk keluar dari jalan yang gelap dan dia akan terbebas.

Rie merasakan telepon pintar di saku jaketnya bergetar, tangannya yang bebas mengambil benda tersebut dan melihat siapa yang menelpon. Terdiam sebentar melihat layar telponnya dan mengangkat panggilan tersebut.

"Halo."

"Rie, kamu ada dimana?."

"Di kantor. Ada apa?."

"Kenapa pintunya terkunci?."

"Akan merepotkan kalau kau keluar."

"Apa maksudmu Rie?! Kau sengaja melakukannya!? Cepat pulang dan buka pintunya!."

"Tidak mau."

"Aku akan memasak! Kau pasti belum makan setelah bekerja, jadi segera pulang!."

"Di dapur tidak ada bahan-bahan, aku sudah mengosongkannya."

"Kau bercanda ... RIE! SEGERA PULANG!!."

"Aku tidak mau."

"Aku akan membunuh dirimu jika kau tidak segera pulang!!."

"Kalau begitu aku tidak akan pulang nanti malam."

"Apa!? RIE PULANG!."

Dia memutuskan panggilan tersebut, ia sudah tidak peduli lagi dengan orang tersebut. Kalian pasti bisa menebak siapa orang yang menelpon Rie. Karena tidak ingin kembali diganggu olehnya dia memblok nomor tersebut. "Menyebalkan, orang itu."

▪▪▪

Mood yang dibangun beberapa saat yang lalu hancur begitu mendengar suaranya. Perasaannya masih sama seperti saat di kelas lima dulu, penuh kebencian yang membungkam ketakutannya untuk menerima. Makin lama, orang tersebut berubah sedikit demi sedikit hingga kini tidak ada yang tersisa darinya. Rie menggertakkan giginya penuh hasrat kebencian, tangannya menggenggam ponsel itu keras, ada kemungkinan layarnya akan retak jika terus bertahan seperti itu. "Jika orang itu membesarkanku dengan benar, pribadi dan isi duniaku tidak akan seperti ini."

"Aku sudah lelah, aku ingin ini selesai. Aku sudah tidak peduli." Rie membuang payungnya. Menatap tajam jalan di depannya yang luas. Lobi yang dipijakinya saat ini sudah benar-benar kosong, memudahkannya ingin menapaki jalan yang tidak tertutupi atap di depannya. "Kalau aku mati juga, tidak akan ada orang yang mencariku." Rie melangkah besar menuju beberapa meter ke depan untuk segera memijak benda berwarna putih yang menumpuk itu.

"Kau tidak berniat bunuh diri lagi, bukan?." Tangannya ditahan seseorang, menggenggam erat tapi tidak menyakiti. "Bukan urusanmu. Lagian kau tahu apa soal aku ingin bunuh diri atau sekedar ingin pergi keluar kantor?." Orang tersebut terkekeh, seolah hal itu sungguh lucu. Menarik tangan Rie hingga badan yang lebih kecil darinya itu membentur dadanya. Masih dengan menggenggam tangannya, ia berbisik di telinga. "Aku ini atasanmu, dan aku tidak bisa menerima bawahan satu-satunya yang berguna daripada orang-orang rendahan itu ingin bunuh diri di depan mataku. Dengar, hanya kau yang berguna di divisi ini sebagai bawahanku." Rie menghentakkan tangannya agar genggaman erat di lengannya terlepas, segera setelah terbebas dan menjaga jarak. "Bukan urusanku. Hanya kau yang mencap rendahan pada ketiga orang lainnya." Tekannya.

"Bagaimana hasilnya? Sudah kau cari di kepala rumitmu itu? Sungguh, aku tidak mengerti apa yang dipikirkan perempuan-perempuan di dunia ini." Tersenyum secerah matahari, juga selicik rubah. Hanya atasan divisinya yang menunjukkan wajah seperti itu. Otak pintarnya mampu membalikkan kasus sulit secepat perubahan raut wajahnya. Orang yang tidak pernah bisa ditebak. Meskipun begitu, dia termasuk dalam golongan manusia yang cukup baik. "Pelaku dan buktinya ada di Shinjuku. Jangan libatkan aku untuk turun lapangan, lagi. Aku sudah lelah."

Hanya sebuah kasus yang tidak bisa dipecahkannya, kasus dua tahun yang lalu. Red Rose, itulah namanya. "Itu karena kau adalah orang termalas dari beratus-ratus orang yang tinggal disini. Pada dasarnya ingin berlari, tapi tidak bisa. Itu karena kau akan terkena kram perut karena kurang berolahraga." Rie berdecih pelan, orang di hadapannya saat ini benar-benar mengetahui keadaannya saat ini hanya sekedar untuk mengejeknya. Hanya dialah orang pendiam yang menghidari kekacuan seperti Rie bisa merubahnya menjadi seperti manusia biasa. Merasakan perasaan kesal, malu, sedih, bahagia, dan marah. Hanya dari kata-kata hingga nada bicaranya dia benar-benar bisa merubah pribadi Rie.

"Kau selalu terdengar seperti tengah menggodaku, rubah licik. Aku tidak ingin orang yang mencari diriku hanyalah orang sepertimu, selamanya. Auramu sungguh berbeda setiap kali bertemu denganku." Dan nama rubah licik itu adalah, Nichole Enzenauer. Dia secara perlahan akan memakan dan melumatmu dalam permainan gelapnya. "Kau benar. Sekarang ini aku sedang melamarmu untuk menjadi tunanganku secara khusus." Senyum licik secerah matahari itu tertera di wajahnya.

▪▪▪

Ini bener yang Author ketik kan? Rie akan dilamar Nichole? Sebuah kebenaran dari mana itu😂

Rasanya greget mau koar" baca bagian Rie sama Nichole. Lupakan, Author pura-pura amnesia aj nginget adegannya.

Manusia biasa sama orang biasa itu beda lho artinya, asalnya Author bingung gimana mau isinya pake orang atau manusia. Soalnya ini yang dimaksud itu orang kyk Rie bukan manusia kyk Rie, pribadinya Rie gt.

Gr" kurang trep aj pas isi orang biasa jd Author ubah ke manusia biasa, secara tak langsung udh ngasih spoiler kalau Rie itu berbeda sama manusia lain. Wkwkwkwk

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top