Rose.03
"Minami, mau kuantar sampai stasiun?." Ajak Kou, Yuki yang baru saja berhenti melangkah dibelakangnya mendongakkan wajahnya pelan. "Ah, tidak usah. Lagian keretanya mungkin sudah berlalu duluan, Kou-nii. Aku akan menginap di rumah Rin-chan! Jangan khawatir." Minami menggelengkan kepalanya dan memegang sisi syalnya kuat, Yuki yang melihatnya hanya bisa menatap tangan Minami dari jauh. Entah kenapa tangan Minami gemetar seperti itu, bahkan Yuki seperti melihat beberapa luka gores yang cukup dalam, padahal Yuki yakin saat dia memegang tangan Minami tadi pagi gadis itu tidak melihat ataupun merasakan luka tersebut.
"Nee, Kou-nii. Apa menurutmu Minami menyembunyikan sesuatu dari kita berdua?." Tanya Yuki menggenggam tangan Kou erat, mendongakkan kepala melihat salju yang turun dengan lebatnya. "Dia mungkin akan segera membicarakannya pada kita berdua, kau tidak perlu khawatir Yuki. Minami adalah gadis yang tidak gampang berbohong, sejak dulu kita tahu seperti apa kepribadiannya bukan?." Yuki menggenggam tangan Kou lebih erat sambil mengikuti langkahnya yang lebar, Yuki bersyukur mempunyai Kakak seperti Kou pada saat-saat seperti ini.
***
Sesosok bayangan tengah terdiam di lebatnya badai salju, sosok itu tengah mendongak. "Apa kalian sudah menyingkirkan mereka? Pastikan mereka tertutup, beberapa orang pasti tengah mencari mereka." Segerombol bayangan hitam menakutkan dibelakang sosok tersebut seperti bergerumul dan mengeluarkan suara-suara tidak jelas, seolah mereka tengah menjawab sosok tersebut. "Pergi." Satu kata itu membubarkan segerombolan bayangan, berpencar menelusup di dalam kegelapan malam.
Ditatapnya seenggok jasad tak berdaya yang terbujur kaku di lantai yang amis, memberikan tatapan seolah mengasihani sosok tak bernyawa tersebut. "Tidak akan seorangpun--seorangpun yang tahu. Bahkan orang terkasih sekalipun. Mereka berdosa, mereka terkutuk. Mereka berani mengetahuinya. Jadi mereka pantas menerima akibatnya." Sosok tersebut meraih segenggam rambut yang berlumuran darah, menariknya. Menatap wajah penuh kesedihan tersebut dalam-dalam dan membisikkan beberapa kata terakhir sebelum menghilang dalam keheningan malam.
"Sayang sekali, Amano Rinka-san."
***
Pagi hari yang seharusnya disambut dengan keceriaan berubah drastis, hawa keceriaan itu seolah menghilang tergantikan hawa berat penuh ketakutan. Suasana tegang tersebut mulai membuat siapapun merasa ingin segera pergi menjauh. Itulah yang Kou dan Yuki rasakan saat memasuki sekolah. Disetiap lorong dan tempat-tempat ramai, para siswa membicarakannya.
'Kematian Amano Rinka, 2-3'
Gadis itu ditemukan sudah tidak bernyawa lagi di kamarnya, di leher gadis tersebutpun terdapat tanda sayatan berjumlah tiga. Dengan kata lain, gadis itu meninggal ditangan 'Rose'. Pelaku pembunuhan Red Rose. Diketahui Amano Rinka menuliskan sebuah pesan yang mengatakan, "Apa yang kau lakukan sudah benar bagimu?". Seakan gadis itu menuliskannya untuk Sang Rose, yang telah membunuhnya. Ambil saja kesimpulan, Rose adalah orang yang dikenal gadis tersebut.
Kou sudah mengambil kesimpulan yang ada, sebuah petunjuk. Setelah mendengarkan semua yang di dengarnya dari Minami. Semuanya mencurigai gadis tersebut karena dia adalah orang yang terakhir kali bersama dengan korban, teman dekat klubnya. "Minami, apa yang terjadi malam itu sebenarnya?." Yuki yang berada diantara mereka berdua hanya bisa mengangguk bertanya hal yang sama, Minami seakan lupa diri. "M-malam itu ... setelah kita berpisah, aku bersama Rin pulang bersama. Tidak ada yang aneh sebenarnya. Tapi--karena aku merasa tidak enak aku mengatakan akan pulang saja. Rin menahanku, dia bilang--." Minami menjeda perkataannya, Kou mengernyitkan keningnya. "'Tidak ada yang aneh sebenarnya'? Maksudmu apa, Minami?." Minami gelisah melirik sekitarnya, Yuki yang merasakan keresahan Minami pun menggenggam kedua tangannya. "Tenang saja, Minami. Tidak akan terjadi apapun, kamu aman." Minami menurunkan pandangannya, mengeratkan pegangannya. "Saat pulang--aku merasa ada yang aneh. Seperti ada seseorang yang tengah mengikuti kami. Aku melihat bayang-bayang mereka."
"'Mereka'?." Gumam Kou. "Aku melihatnya dari kaca toko disekitar kami saat itu. Aku takut." Yuki bersyukur mereka tepat waktu menyembunyikan Minami ketempat yang lebih aman, rumah mereka. Gadis itu tidak bisa membayangkan jika Minami setakut ini, gadis itu gemetar ketakutan. Tidak ada yang tahu jika saat malam itu, saat-saat sebelum kejadian Amano Rinka terjadi. Minami berada di dekatnya. Ini adalah informasi yang bagus.
Untungnya Kou dan Yuki kembali dan mencari gadis tersebut. Minami terlihat seakan ingin menangis saat mereka menemukannya, Minami melakukan hal yang tepat dengan berdiri di depan rumah mereka. Sebenarnya kata 'rumah' tidak cocok, orang tua mereka tinggal terpisah dari Kakak beradik tersebut. Jadi mereka aman. "Apakah ada yang lain agar Minami tidak dicurigai, Onii-san?." Yuki bertanya. "Soal itu--apakah orang tua Rin tahu kau datang berkunjung kerumah?." Pertanyaan yang bodoh, pikir Yuki. "Iie, mereka tidak ada dirumah. Hanya ada aku dan Rin saja. Rin bilang mereka sedang pergi. Tapi kurasa Rin seperti sedang membohongi orang tuanya." Kou dan Yuki memelototkan mata mereka bersamaan. "Datte, Rin tidak bilang aku akan datang kerumah. Saat aku tidak sengaja mengecek ponselnya, dia tidak mengirim satupun pesan."
Kakak beradik tersebutpun menghela nafas lega. "Untuk sementara Minami, kau akan tinggal disini sekamar dengan Yuki dan juga kau tidak usah ke Sekolah dulu. Setidaknya sampai keadaannya tenang kembali." Kou beranjak pergi membuka laptopnya. "Lagipula mungkin Minami bisa saja menuntun kita untuk menemukan hal yang sebenarnya dengan Red Rose yang terjadi 2 tahun yang lalu, kau juga termasuk anggota Rose kau tahu." Yuki hanya bisa mendesah berat dengan kelakuan Kakaknya yang semaunya saja tersebut. "Dasar, Minami baru saja terkena musibah. Setidaknya dukung dia, bakaKou." Minami hanya bisa tersenyum melihat kelakuan mereka, kemudian gadis itu teringat sesuatu.
"Ngomong-ngomong. Aku kenal 'mereka'."
***
Readers maaf kalo kali ini cm sedikit dan Authornya kurang update, terdesak banget
Habisnya gr" hujan trs sinyalnya lemot dan Author jg sibuk ama kehidupan real
OM sampai belum update padahal seharusnya udh up karena ceritanya termasuk cepat //short story, ok;)
Diatas termasuk gratis. Maaf kalo jelek, Authornya gk pinter gambar sih😅 masih banyak yang kurang dan perlu diperbaiki, kurang kreatif apalagi🙄 abaikan backgroundnya😂 kualitas gambar tidak terjamin, kalo di zoom keliatan kok😂
Need Vomment^^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top