Sebelas - Andra Marah
Happy reading ❤
#####
Sudah satu minggu sejak insiden pecahnya kaca jendela kelas XII Ipa 1 akibat perang antara Andra dan Shilla. Dan selama itu pula Shilla dan Andra tidak terlibat cekcok serta perkelahian secara langsung. Suasana ruang kelas yang adem ayem tanpa perkelahian dua orang itu membuat murid-murid XII Ipa 1 sedikit heran. Selain karena tempat duduk Shilla dan Andra yang terpisah, mereka berdua juga sepertinya sama-sama enggan untuk memulai keributan.
"Lo sadar gak sih? Shilla sama Andra udah satu minggu ini nggak ribut." ucap Rina kepada Wanto yang duduk di kursi sebelahnya.
Saat ini sedang jam istirahat, dan kebetulan Andra sedang pergi ke kantin sejak bel istirahat berbunyi. Sementara Shilla lebih memilih ke perpustakaan. Hal ini menguntungkan bagi Rina, Wanto, Beno, Nina dan Yuda untuk bergosip. Sementara beberapa murid lainnya ada yang lebih memilih tidur dan mendengarkan musik di hp mereka.
"Iya juga ya, pantes kok rasanya kelas kaya adeeemmm gitu." sahut Nina.
Rina lalu menatap Nina karena merasa gadis itu sependapat dengannya. Wanto hanya manggut-manggut mendengar penuturan kedua cewek itu. Sementara Beno dan Yuda hanya diam.
"Apa yang menyebabkan mereka berdua diem-dieman? Apa mereka sudah akur?" kali ini Wanto yang bergumam sembari menerawang seolah mencari jawaban dari hasil terawangannya.
"Akur apaan. Tiap jam, eh bukan. Tiap detik malah Andra selalu natap sinis ke arah Shilla, seolah menyimpan dendam kesumat." omel Beno.
"Bener tuh. Shilla juga gitu. Tiap detik dia ngelirik sinis ke arah Andra. Tinggal kasih pemicu kayaknya bakal meledak dah tuh bomnya." Yuda membenarkan omelan Beno.
"Ah masa iya sih? Bahaya kalau gini terus. Bisa-bisa nanti bukan cuma kaca jendela yang pecah tapi bisa jadi kelas ini rata dengan tanah." ucap Wanto sambil bergidik ngeri membayangkannya.
"Ah elo terlalu melebih-lebihkan To." sahut Rina sambil menoyor kepala Wanto.
"Gimana kalo kita bikin akur?" usul Nina.
"Gimana caranya?" tanya Beno yang terlihat penasaran.
"Eh bener tuh. Kali aja ntar mereka jadian. Hahaha." celetuk Wanto sambil tertawa.
Namun tidak dengan teman-temannya. Mereka serempak menatap ke arah Wanto, lalu menatap ke arah Yuda secara bergantian. Sementara Yuda hanya diam. Rina lalu menyenggol lengan Wanto berusaha memberi kode pada cowok itu.
Wanto terdiam, kemudian berdeham. Ia merasa tak enak pada Yuda. Ia lupa bahwa Yuda memiliki rasa ketertarikan pada Shilla.
"Maaf Yud. Gue lupa kalo lu suka sama Shilla." sesal Wanto.
"Hah? Ng.. Nggak apa kok. Santai aja. Gue cuma di tahap suka kok belum tahap cinta." jawab Yuda berusaha santai.
Tak berapa lama Andra kembali dari kantin. Disusul oleh Shilla di belakangnya yang hanya berselang beberapa langkah.
"Kalian udah akur?" tanya Nina yang heran melihat kedatangan Andra dan Shilla yang hampir bersamaan.
"Hah? Akur apaan?" tanya Andra sambil menoleh ke belakang. Ia lalu melihat Shilla yang sudah berdiri di belakangnya sambil menatap Andra.
"Gue akur sama ni cowok rese? OGAH KALII!" jawab Shilla pada Nina namun masih sambil menatap Andra tajam.
"IIHHH... GUE JUGA OGAH KALI!" sahut Andra tak mau kalah.
"Udah kecil, tengil, dekil, hidup lagi. Ogah banget gue akur apalagi berteman sama dia." gerutu Andra sambil menuju tempat duduknya. Sementara Nina dan teman-temannya hanya meringis mendengar gerutuan Andra.
Shilla yang mendengar gerutuan Andra, jelas merasa tidak terima. Cewek itu lalu menjegal kaki Andra sehingga cowok itu terjerambab. Sontak murid-murid XII Ipa 1 tertawa melihat Andra terjatuh. Kapan lagi bisa melihat salah satu pangeran sekolah terjatuh.
"Rasain tuh jegalan cewek tengil!" ucap Shilla sambil menahan tawa.
Andra mengepalkan tangannya. Ia merasa malu sekaligus kesal. Bagaimana bisa ia terjerambab karena jegalan kaki Shilla dan ditertawakan oleh teman-teman kelasnya.
Andra lalu bangkit dari jatuhnya. Ia kemudian melangkahkan kaki mendekati cewek itu sambil terus menatap kesal ke arah Shilla.
"APA-APAAN LO?" bentak Andra pada Shilla sambil menggebrak meja. Shilla berjengit mendengar bentakkan Andra. Tampak jelas keterkejutan di mata cewek itu. Andra menatap Shilla tajam, dan cewek itu menatap balik ke arah Andra seolah menantang.
Wanto yang melihat hal itu lalu menahan tangan Andra. Ia melihat kilatan amarah di mata Andra. Wanto merasa ia harus menyudahi pertengkaran Andra dan Shilla sebelum menjadi lebih parah.
"LEPASIN!" bentak Andra sambil menyentak kasar tangan Wanto yang menahannya.
Yuda yang melihat hal itu langsung berdiri di samping Andra, berusaha menahan cowok itu agar tidak melampiaskan kekesalannya pada Shilla.
"ARIANDRA! Dia itu cewek. Tahan emosi lo." ucap Yuda pada Andra yang membuat cowok itu tersadar dari amarahnya.
Andra lalu menatap ke arah Shilla. Cewek itu masih menatapnya dengan ekspresi yang sama. Andra mendengus kesal, berusaha mengabaikan rasa kesalnya pada Shilla. Ia sadar tidak seharusnya ia bersikap berlebihan hanya karena jegalan Shilla. Cowok itu kembali duduk di kursinya di samping Beno, lalu menelungkupkan wajah di meja berusaha menenangkan emosinya.
Shilla menatap Andra dari tempat duduknya. Ia merasa ada sedikit perasaan bersalah pada cowok itu. Tidak seharusnya Shilla membuat cowok itu terjatuh, ia merasa sudah bersikap keterlaluan pada Andra. Ingin rasanya ia meminta maaf pada pada Andra tentang sikapnya yang keterlaluan tadi, namun ia mengurungkan niatnya melihat betapa kesalnya Andra saat ini.
"Kenapa Shil?" tanya Wanto yang melihat gelagat aneh Shilla.
"Nggak.. Nggak apa-apa kok. Gue cuma ngerasa sedikit bersalah aja pada tu cowok." jawab Shilla sambil menunjuk Andra dengan dagunya.
"Ya kalo ngerasa bersalah minta maaf sono."
"Ntar aja deh, besok-besok. Takut dia tambah marah."
Wanto hanya manggut-manggut mendengar jawaban Shilla. Dalam hati ia merasa sedikit lega karena sepertinya hubungan Shilla dan Andra sebentar lagi akan membaik. Wanto sangat mendukung keputusan Shilla yang memilih untuk mengalah. Biar bagaimanapun Wanto tidak bisa membiarkan sahabat dari TKnya terus berselisihpaham dengan Shilla, demi menjaga keamanan dan kenyamanan kelas.
Namun tidak dengan Andra. Cowok itu ternyata sedang mempersiapkan rencana balas dendam atas kejahilan Shilla barusan. Ia merasa perang tetap harus dilanjutkan. Dan sepertinya ia sudah mendapatkan ide untuk menjahili cewek itu.
***
Seperti biasa, tinggalkan jejak ya cintakuuuu :*
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top