Satu

Andra menoleh ke arah cewek itu dengan tatapan sebal. Berani-beraninya cewek itu menjambak rambut dan menendang tulang keringnya, hanya karena ia tidak sengaja menabrak cewek itu. Lalu menumpahkan minuman soda yang dibawanya ke jaket cewek berambut bob itu, saat keluar menuju parkiran mini market di dekat rumahnya.

"Lo gila ya! gimana kalo kepala gue botak? Gimana kalo kaki gue patah? Bisa-bisa gue gak mampu jalan lagi ntar, jadi ilang kegantengan gue!" omel Andra.

"Bodo Amat!" sahut cewek cuek sambil memutar bola matanya - kemudian melenggang pergi menjauh dari Andra.

"Ah sial!" umpat Andra sambil menumpahkan kekesalan pada kaleng soda yang sudah tumpah dan tergeletak di tanah. Andra menendang kaleng itu asal - dan...

Pletakk!!!

Kaleng itu mengenai jidat cewek berambut bob itu, tepat ketika ia menoleh hendak menyeberang jalan. Hening tiba-tiba, hanya terdengar suara burung gagak memecah keheningan. Waktu bagai berhenti sesaat, menyisakan Andra yang tengah ternganga tidak menyangka bahwa tendangannya mampu mengenai lapangan luas - ralat! Jidat cewek yang menjambaknya tadi. Dan cewek itu yang kini tengah melongo sambil memelototi kaleng soda yang mendarat sempurna di kakinya, tepat setelah menyerang jidatnya. Serta mang parkir yang tertegun melihat drama sepasang manusia di depannya.

Beberapa detik kemudian waktu kembali berjalan normal. Andra segera menutup mulutnya kembali dan langsung berlari ke arah sepedanya yang terparkir di depan mini market tersebut, tepat ketika ia mendengar cewek tersebut berteriak ke arahnya.

"WOII! NGAJAK RIBUT LU YA! ANJIR SIH!" sumpah serapah keluar dari bibir cewek mungil dengan rambut potongan bob itu.

Tanpa komando Andra langsung tancap gas mengayuh sepedanya sambil sesekali menoleh ke arah cewek itu, seraya mengejek dengan menjulurkan lidahnya ke arah cewek tersebut. Sementara cewek itu tengah bersiap untuk mengejarnya dengan tampang menyeramkan. Namun cekalan mang parkir di tas cewek itu mencegahnya untuk mengejar Andra. Andra yang melihat kejadian itu dengan segera mempercepat kayuhan sepedanya, ia berfikir untuk segera pergi sebelum kejadian yang lebih mengerikan terjadi. Cewek itu menoleh ke arah Andra yang menghilang di balik tikungan jalan tak jauh dari mini market itu. Cewek berambut bob itu mendengus kesal dan menoleh ke arah mang parkir yang masih menarik tasnya.

"Apaan sih, Mas, tarik-tarik tas saya!"

"Neng, bayar dulu itu ongkos parkir sepeda gebetannya tadi! Jangan cuma parkir terus berantem!" ujar mang parkir itu sambil menatap cewek itu sinis.

"Gila kali, kenal sama tuh orang aja kagak dibilang gebetan lagi. Iih ogah gue! Nih liat jidat gue jadi sasaran kaleng soda! Mana ada gebetan yang begitu. Lagian masa sepeda aja pake ditarik ongkos parkir sih!"

"Yee, Neng baru ya di daerah sini? Di sini emang begitu Neng, selama masih dalam bentuk kendaraan yang dibawa, maka wajib bayar ongkos parkir. Noh ada tulisannya noh, baik itu kendaraan dalam bentuk apapun selagi menggunakan roda,"

"Yaudah nih bayarannya," kata cewek berambut bob itu mengalah tidak mau memperpanjang debatnya dengan tukang parkir itu, ia lalu mengeluarkan uang receh seribu rupiah kepada tukang parkir.

"Lah, kurang Neng. Tarifnya dua ribu,"

"Ah elah sepeda doang Mas, masa dua ribu sih bukan sepeda motor ini mah,"

"Biarpun sepeda tapi rodanya tetap dua Neng, parkir di sini dihitung berdasarkan rodanya Neng. Kalau satu roda seribu, kalo dua roda ya dua ribu, kalau mobil dengan empat roda berarti empat ribu Neng,"

"Nih dah ah gue tambahin. Cukupkan?!"

"Iya Neng, makasih ya. Lain kali parkir di sini lagi ya Neng, bawa kendaraan yang banyak rodanya sekalian," cewek berambut bob itu hanya mendengus mendengar ocehan menyebalkan tukang parkir itu.

"Ah elah tukang parkir rese, masa iya sepeda aja kena tarif parkir. Nggak bisa dibiarin nih, harus gue laporin nih sama orang tua gue, biar nggak jadi pindah ke daerah ini. Daerah aneh ini mah, belum lagi orang-orangnya yang nyebelin," gerutu cewek itu sambil berjalan menuju ke arah rumahnya yang ada di beberapa blok dari mini market itu.

"Lagian ngapain juga gue bayarin ongkos parkir tu cowok nyebelin tadi? Kenal aja nggak, dia kan udah numpahin minuman sodanya ke gue. Ditambah dia udah nendang kaleng soda itu dan kena jidat gue. Oh iya dia pasti sengaja tuh dendam gara-gara gue jambak tadi, pasti tuh!" cewek berambut bob itu melanjutkan gerutuannya sambil meraba jidatnya yang baru saja terasa sakit karena kaleng soda tadi dengan menggunakan tangan kanannya - matanya lalu membulat saat merasakan perih di jidatnya. Tangan kirinya mencari handphone dan membuka kamera untuk melihat apa yang tengah terjadi pada jidatnya.

"Ah, tuh kan luka, bengkak lagi." Keluhnya ketika melihat jidatnya yang membengkak dan sedikit berdarah. Ia lalu duduk di kursi taman tak jauh dari tempat dia berdiri tadi -- hanya beberapa meter dari mini market tadi, dengan niat menutup lukanya dengan plester luka.

"Awas lu ya cowok sialan! Sekali lagi gue ketemu akan gue bales lu! Gue tagih utang ongkos parkir lu! Tunggu aja lu cowok sialan!" umpatnya kesal sambil berdecak karena sakit di jidatnya ketika ia memasang plester luka itu. Tiba-tiba handphone yang digunakannya untuk bercermin berdering karena panggilan masuk, ia mendengus kesal ketika melihat yang menelponnya adalah mamanya yang pasti menyuruh ia untuk segera pulang. Ia segera mengangkat telepon dari mamanya tersebut.

"Iya, Mi. Bentar lagi Eneng pulang,"

Baru saja cewek itu hendak berdiri -- beranjak dari tempat duduknya ketika didapatinya mang parkir tadi sudah berdiri di depannya sambil menyengir.

"Etdah, apaan lagi sih Mas," keluh cewek itu dengan frustasi

"Bayarannya masih kurang ya?" sambungnya sambil menatap kesal ke arah mang parkir.

"Nggak Neng, cuma ini.. Garamnya gebetan Neng jatuh tadi," jawab mang parkir itu sambil menyodorkan bungkusan putih yang berisi garam tersebut.

"Hah? Garam? Gebetan?" cewek itu menatap bungkusan garam tersebut, lalu tampak berfikir sejenak.

"Cowok sialan itu bukan gebetan gue, Mas," bantah cewek itu sambil menoleh ke arah mang parkir tadi berdiri, tapi yang dibantah malah sudah menghilang kembali ke lahan parkir di depan mini market.

"Ah elah, nyebelin emang tu cowok garam!" umpat cewek itu sambil memasukkan garam itu ke dalam tasnya dan berlalu pergi.

***

Jangan lupa tinggalkan vomment ya! Vomment dari kalian sangat ditunggu 😊

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top