Empat - Si Cewek Pindahan

follow instagramku : @sucierniya

#####

Andra melangkahkan kakinya dengan santai melewati koridor kelas XI menuju kelasnya, XI IPA 1. Saat itu suasana koridor cukup ramai oleh murid-murid yang sedang menunggu bel masuk berbunyi.

KRRIIINNNGGG!!!

Bel yang ditunggu-tunggu akhirnya berbunyi, menandakan bahwa jam pelajaran akan dimulai. Andra mempercepat langkah untuk memasuki kelasnya. Ia baru saja duduk di kursinya ketika Bu Dewi, wali kelas XII IPA 1 memasuki ruang kelas. Wanita itu masuk dengan senyum sumringah terlukis di wajahnya.

"Cieee Ibu, pagi-pagi udah happy aja," celetuk Wanto sang ketua kelas, sekaligus sahabat Andra sedari TK. Teman-teman sekelasnya dan Bu Dewi hanya menggelengkan kepala mendengar celetukkan Wanto.

"Ibu punya kabar baik hari ini," ucap Bu Dewi membuka percakapan, setelah mengawalinya dengan salam terlebih dahulu.

"Kabar baik apa Bu?" tanya Rina, bendahara kelas.

"Pulang cepat ya Bu?" kali ini Tasya yang menyeletuk.

Murid-murid lain sibuk melontarkan pertanyaan untuk menebak kabar baik apa yang mungkin akan disampaikan oleh wali kelasnya itu, sedangkan Andra malah sibuk dengan tali sepatunya yang terlepas. Andra tengah menunduk memperbaiki tali sepatunya ketika cewek berhoodie biru tua itu melangkahkan kakinya memasuki kelas XII IPA 1.

"Kita kedatangan murid pindahan dari Bandung," ucap Bu Dewi seolah mengakhiri berbagai tebakan murid-muridnya, wanita itu lalu menoleh ke arah cewek berhoodie biru tua yang baru saja tiba di sampingnya.

"Perkenalkan dirimu dulu Nak," perintah Bu Dewi pada cewek itu.

Cewek itu mengangguk, mengiyakan perintah Bu Dewi. Ia melepas hoodienya sambil berdeham, lalu memperkenalkan dirinya.

"Selamat pagi, nama saya Arshilla Winata. Panggil saja Shilla. Saya pindahan dari Bandung," ucap Shilla memperkenalkan dirinya singkat.

"Geulis pisan (cantik banget *bahasa sunda)," celetuk Wanto dengan logat sunda yang dibuat-buatnya, dan langsung disambut sorakan oleh teman-temannya, Shilla dan Bu Dewi yang mendengar celetukkan Wanto hanya tersenyum.

Andra yang baru saja selesai mengikat tali sepatunya sontak heran mendengar sorakan teman-teman sekelasnya. Ia lalu bertanya pada teman di depan tempat duduknya, Wanto yang kini tengah cengar-cengir akibat sorakan teman-temannya.

"Apaan To? Siapa yang geulis pisan?" tanya Andra heran melihat teman sekelasnya, ia belum menyadari sosok cewek berhoodie biru itu. Wanto menjawab pertanyaan Andra hanya dengan isyarat, ia memajukan dagunya ke arah Bu Dewi dan cewek itu. Andra lalu mengikuti arah yang ditunjuk Wanto, seketika pandangannya terhenti pada cewek itu.

Cewek berambut bob itu, cewek yang sama dengan yang ditemui Andra di depan minimarket komplek. Cewek itu adalah Cewek Badak yang menjambak rambut dan menendang tulang keringnya kemarin, walaupun tubuhnya tergolong kecil dan tidak mirip badak hanya saja tenaganya yang seperti badak sehingga membuat Andra menyebutnya cewek badak. Cewek yang jidatnya terluka gara-gara tendangan kaleng soda Andra. Andra meringis saat menyadari siapa cewek itu. Sementara cewek itu juga nampak terkejut dengan kehadiran Andra. Cewek itu membulatkan matanya, tampak jelas kilatan dendam di matanya, Andra yang melihat kilatan itu langsung bergidik ngeri.

"Baik anak-anak, jika ada pertanyaan lainnya lebih baik kalian tanyakan nanti ya. Sekarang Shilla, kamu duduk di bangku kosong itu ya," ujar Bu Dewi sambil menunjuk ke arah bangku kosong di samping Andra. Andra yang menyadari bahwa gurunya itu sedang menunjuk bangku kosong di sebelahnya langsung meletakkan tasnya di bangku itu.

"Udah ada isinya Bu, nggak kosong lagi." Celetuk Andra, teman-teman sekelasnya langsung kompak ke arahnya. Teman-temannya menatap heran ke arahnya karena menolak untuk duduk bersebelahan dengan cewek pindahan itu, tak terkecuali Shilla. Cewek itu menatap Andra sambil ternganga, ia heran dengan kelakuan Andra. Bisa-bisanya cowok itu tidak mau duduk bersebelahan dengannya.

"Seharusnya yang nggak mau itu gue," ucap Shilla dalam hati setengah kesal.

"Itu alasan kamu saja Andra, sudah pindahkan tasmu," perintah Bu Dewi sambil memberikan isyarat kepada Shilla untuk segera duduk di kursinya.

"Tapi saya juga nggak mau duduk sama dia Bu," protes Shilla yang langsung membuat teman-teman sekelasnya ternganga mendengarnya, termasuk Bu Dewi.

"Kenapa Nak?" Bu Dewi akhirnya melontarkan pertanyaan.

"Dia nyebelin Bu," jawab Shilla dan Andra bersamaan, jelas terlihat kilatan dendam di mata keduanya. Hal ini langsung membuat teman-teman sekelasnya berfikiran sama, sepertinya bakal ada perang hebat.

"Sudah, Shilla tetap duduk di situ karena tidak ada bangku kosong lagi di kelas ini. Andra berteman baiklah dengan Shilla ya Nak," putus Bu Dewi frustasi melihat kedua muridnya yang sepertinya bakal tidak bisa berteman baik kedepannya.

Shilla mau tidak mau harus menuruti perintah Bu Dewi. Dengan terpaksa ia melangkahkan kakinya ke arah Andra. Sementara Andra dengan terpaksa mengangkat tasnya, lalu duduk kembali di kursinya sambil menatap Shilla penuh curiga.

"Ciee udah mulai tatap-tatapan," celetuk Wanto yang duduk di depan Andra tiba-tiba. Hal itu jelas kembali membuat suasanan kelas ramai.

"Sudah.. sudah.. ayok anak-anak kita kembali belajar," ujar Bu Dewi kembali menyudahi keriuhan di kelasnya dengan sabar. Bu Dewi adalah wali kelas tersabar bagi murid-murid di sekolah itu, tak salah jika para murid di sekolah itu memberikan gelar Ibu Peri padanya. Selain sosoknya yang sabar, Bu Dewi juga terkenal sebagai guru yang ramah, pengertian, suka bercanda dan tidak gampang baper.

Shilla mengeluarkan bukunya ke atas meja, sembari melirik ke arah Andra yang sedang berpura-pura fokus menulis. Sambil tersenyum jahil, Shilla lalu berpura-pura tak sengaja menyenggol Andra yang tengah menulis di bukunya.

"Aishh, apa-apaan sih lo. Kecoret nih," ucap Andra kesal.

"Lo masih punya utang ke gue, dan gue masih punya dendam sama lo."

"Utang apaan sih?" Andra mengerutkan keningnya bingung.

"Utang parkir, dan lagi garam lo masih sama gue," jawab Shilla sambil tersenyum licik.

Andra hanya mendengus kesal mendengarnya, ia terlalu malas untuk berdebat dengan cewek itu.

***

Seperti biasa, budayakan tinggalkan jejak setelah membaca :)

Love you gengss :*

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top