20 - Eneng kenapa?
Happy reading.. ❤
#####
Hari terakhir ujian tiba. Selama beberapa hari yang lalu, Shilla, Andra dan Yuda selalu belajar bareng. Terkadang Yuda ikut, dan terkadang ditambah dengan Wanto, Beno, Rina, Nina dan beberapa teman lainnya.
Hari ini adalah hari ujian terakhir mereka, Shilla tampak sangat anrusias untuk menyelesaikan ujiannya. Yang ada di fikiran cewek itu sekarang adalah tidur nyenyak dan menonton drama. Ia merasa sudah cukup tersisa dengan ujian akhir di masa SMAnya, walaupun ia sadar setelah ini masih ada tes masuk universitas yang menunggu. "Toh, istirahat beberapa hati tidak masalah," fikirnya.
Shilla meluruskan tangannya saat selesai membulati jawaban terakhir di lembar jawabannya. Ada perasaan lega di hati cewek itu. Ia lalu melirik jam di tangannya, "Masih lima belas menit lagi," batinnya lalu memeriksa kembali lembar jawabannya.
KRIIIINNGGGG!!!
Bel tanda waktu ujian berakhir berbunyi. Pengawas langsung menyuruh seluruh murid kelas XII Ipa 1 untuk mengumpulkan lembar jawaban mereka. Beberapa murid terlihat buru-buru mengisi lembar jawaban yang masih kosong, sedangkan beberapa lagi buru-buru mengumpulkan lembar jawaban agar bisa segera pulang.
"Neng! Pulang bareng ya!" ajak Andra pada Shilla saat cewek itu memasukkan alat tulisnya ke dalam tas. Shilla hanya mengangkat alisnya sebelah sambil tersenyum.
"Yuk!" sambung Andra lagi saat ia telah mengambil tasnya. Mereka lalu berjalan bersisian meninggalkan kelas.
"Woyyy!! Mau kemana kalian?" cegat Yuda yang tiba-tiba sudah berdiri di depan Andra dan Shilla.
"Mau balik," jawab Shilla singkat.
"Masa nggak mau nongkrong dulu bareng anak-anak? Hari terakhir nih di sekolah," tanya Yuda yang datang entah darimana.
"Nggak deh Yud, gue lagi capek," jawab Shilla lemah, tampak jelas raut kelelahan di wajah cewek itu.
"Lo pulang naik sepeda? Gue antarin deh," ucap Yuda dengan wajah khawatir.
"Nggak usah Yud, ada Andrew yang nemenin gue," sahut Shilla sambil melirik ke arah Andra. Shilla merasa tak enak jika harus diantar oleh Yuda.
"Tenang bro, ada Mas Andra yang bisa diandalkan," celetuk Andra sambil menepuk-nepuk dadanya, membanggakan diri sendiri.
Yuda hanya mencebikkan bibirnya ke arah Andra. Lalu cowok itu berkata kepada Shilla, "Tapi perpisahan nanti, lo datang kan?" tanyanya.
"Entah, liat aja ntar," jawab Shilla sambil mengangkat bahu.
Setelah berpamitan pada Yuda, Shilla dan Andra segera menuju ke tempat parkiran sepeda mereka dan bergegas meninggalkan sekolah.
***
"Thanks Ndrew," ucap Shilla ketika sampai di depan rumahnya. Cewek itu menuntun sepeda sambil memasuki halaman rumahnya. Dilihatnya sang mami sudah berdiri di depan pintu dengan senyuman. Namun senyum wanita itu langsung hilang berganti wajah cemas tatkala melihat wajah pucat putrinya.
"Eneng kenapa Ndra?" tanya Reva pada Andra yang masih berdiri di depan rumahnya.
"Nggak tau Tan, tadi katanya capek. Andra udah tanyain tapi Eneng cuma diem aja, " jawab Andra sambil menunjuk ke arah Shilla dengan dagunya.
"Ya ampun Eneng, kamu kenapa Nak?" tanya Reva sambil menghampiri putrinya.
"Yaudah, kami masuk dulu ya Nak Andra. Kamu juga jangan lupa istirahat," pesan Reva pada Andra.
Andra tersenyum ke arah Reva. Kemudian cowok itu berkata, "Tidur yang banyak, puas-puasin dah besok libur," pesannya pada Shilla.
Shilla hanya melirik ke arah Andra sambil mengangkat sebelah jempolnya, tanda ia mendengarkan pesan Andra dengan baik. Andra yang melihat hal itu tersenyum, lalu segera masuk ke dalam rumahnya.
"Mam, ada makanan apa?" tanya Andra saat baru saja melangkahkan kaki memasuki rumahnya.
"Astaga Abang, baru nyampe bukannya ngucap salam malah nanya makan," sahut Risa sambil berdecak heran ke arah putranya, sementara cowok itu hanya cengar-cengir dengan wajah polosnya.
"Sana, ganti baju dulu. Setelah itu baru kita makan bareng," pungkas Risa sambil berlalu ke ruang makan.
"Siap, Bos!" sahut Andra sambil meletakkan tangannya di pelipis, seolah sedang hormat. Risa yang melihat tingkah putranya hanya geleng-geleng kepala.
***
"Mam, tadi anak sebelah kayak aneh gitu," ucap Andra sambil menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya.
"Aneh kenapa Bang?" tanya Risa heran.
"Ya aneh gitu. Mukanya pucet kaya setan, ditanyain cuma diem," ucap Andra dengan wajah dibuat-buat.
"Abang nyebelin kali, jadi kak Eneng marah," kali ini Renna yang menyeletuk, mewakili mamanya.
"Ini juga, anak kecil ikut-ikutan. Makan yang bener, biar cepat gede," ucap Andra pada Renna, adiknya yang masih duduk di kelas IX.
"Udah gede kelesss," jawab Renna sambil mencebikkan bibirnya kesal.
"Udah, udah. Makan dulu jangan berdebat," potong Risa, berusaha menengahi perdebatan anak-anaknya.
"Abang nggak mau jenguk?" tanya Risa, melanjutkan percakapan awal.
"Jenguk siapa Mam?" tanya Andra bingung.
"Jenguk Eneng lah, kali aja dia sakit," sahut Risa sedikit gemas.
Andra hanya mengangkat bahunya sambil fokus menyuapkan nasi ke mulutnya.
"Dijenguk atuh Bang. Sebelah rumah doang, sekalian silaturahmi," ujar Risa.
"Ngapain jenguk ke sebelah. Kan lewat jendela kamar juga bisa," sahut Andra.
"Bener sih, kan jendela kalian saling berhadapan. Tapi tetap aja nggak sopan, masa jenguk orang lewat jendela," ucap Risa yang mulai gemas dengan putranya.
"Iya deh Mam, iyaa. Ntar malam Andra ke sebelah, bareng anak-anak lain. Mama mau ikut?" tanya Andra.
"Ya maulah! Kan Mama mau ketemu Maminya si Eneng," jawab Risa sambil terkekeh.
"Hedeh, ternyata alasan doang myuruh gue jenguk. Taunya emang mau nongkrong di sebelah. Ckckck," gumam Andra pelan.
"Apa?" tanya Risa.
"Eh, nggak Mam. Masakan Mama enak," jawab Andra berusaha mengalihkan mamanya. Sementara Renna yang mendengar gumaman Andra dengan jelas hanya memutar bola matanya.
Tok tok tok!!
Suara ketukan di pintu membuat Risa dan anak-anaknya menghentikan kegiatan makan siang mereka. Risa lalu memberi kode kepada putranya untuk melihat siapa yang mengetuk pintu. Dengan malas Andra beranjak menuju pintu.
"Eh, Tante Reva. Ada apa Tan? Masuk dulu," ucap Andra saat mengetahui Reva yang mengetuk pintu rumahnya.
Risa yang mengetahui bahwa sahabatnya yang mengetuk pintu, langsung menghampirinya.
"Eh, Reva. Masuk dulu Va," ajak Risa, sambil memandang lekat ke arah sahabatnya itu. Ia melihat ekspresi khawatir di wajah sahabatnya.
"Va? Kamu kenapa?" tanya Risa lagi saat melihat sahabatnya itu hanya terdiam dengan wajah cemas.
"Neng.. Eneng.." ucap Reva terbata-bata.
***
Jangan lupa tinggalkan jejak :)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top