13 - Balas Dendam Andra
Tak bosan-bosannya kumengingatkan kalian sayang-sayangkuu untuk meninggalkan jejak ❤
#####
"Pokoknya besok gue harus balas dendam sebelum dia ngusilin gue lagi." guman Andra sambil mengetuk-ngetukkan tangannya di meja.
Andra lalu menghempaskan tubuhnya ke kasur. Ia menatap langit-langit kamarnya sambil menyusun rencana untuk menjahili Shilla. Cowok itu tersenyum membayangkan ekspresi Shilla esok ketika terkena kejahilannya.
Sementara di rumah sebelah Shilla sedang mengetik-ngetik layar handphonenya, mengirimkan pesan pada Wanto yang selama ini menjadi teman curhatnya.
Wan, kayaknya besok gue harus minta maaf sama Andrew.
Andrew Siapa La?
Siapa lagi yang bermasalah sama gue selaim doi.
Oh Andra maksud lo? Bagus deh kalo lo mau ngalah. Gue ngedukung lo La.
Lo bantuin gue ya? Gue takut Andra ngamuk lagi liat gue.
Iya gue bantu lo. Paling besok otaknya udah waras.
Gue tetap takut Wan. Dia horor kalo marah.
Aman, aman. Tenang aja, gue sebagai ketua kelas ngejamin keamanan lo.
Shilla lalu mengakhiri obrolannya dengan Wanto. Ia merasa harus menyiapkan mentalnya untuk meminta maaf pada Andra. Jangan sampai ia terbawa emosi lagi saat berhadapan dengan cowok itu, bisa batal rencana perdamaiannya jika sampai tersulut emosi. Shilla lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur, sambil menatap langit-langit kamarnya. Cewek itu menerawang, mencoba menerka akan seperti apa tanggapan Andra ketika mendengar permintaan maafnya esok.
***
Shilla melangkahkan kaki memasuki kelasnya. Cewek itu sempat menghentikan langkahnya untuk menatap Andra yang duduk di sebelah Beno sebelum melanjutkan untuk duduk di kursinya sendiri, sementara Andra hanya melirik sekilas ke arah Shila lalu kembali menyibukkan diri dengan buku Biologinya.
Shilla menghelas napas, ia sadar Andra masih marah padanya. Shilla meletakkan tasnya di atas meja lalu duduk di kursinya.
BRRRAAAAAKKKK!!!
Kursi yang diduduki Shilla patah, namun cewek itu terlambat menyadari untuk berdiri. Tubuh Shilla lalu terhempas ke lantai bersama dengan kursinya yang telah patah. Shilla refleks menahan tubuhnya dengan tangan.
"Hahahaha rasain lo! Guysss cewek badak jatuh dari kursi tuh. Hahahaha." ucap Andra nyaring sambil tertawa puas, sengaja ingin mempermalukan Shilla yang terjatuh.
Beberapa murid yang melihat kejadian itu ikut menertawakan Shilla, dan beberapa lainnya berlarian menghampiri Shilla bermaksud ingin membantu cewek itu.
Yuda yang baru saja tiba di depan pintu kelas langsung berlari menghampiri Shilla. Terlihat raut khawatir di wajahnya. Yuda lalu membantu Shilla berdiri, namun cowok itu terdiam sejenak.
"Shil, lengan lo berdarah." ucap Yuda sambil menatap wajah Shilla.
Shilla yang tak menyadari lengannya terluka membulatkan matanya terkejut, lalu menatap lengannya yang tadi digunakannya untuk bertumpu. Cewek itu berdecak kesal melihat lengannya yang berdarah.
"Ah iya, mungkin kegores patahan kursi." jawab Shilla.
"Gimana jatuh dari kursi? Malu ya? Rasain tuh balas dendam gue!" ejek Andra dari tempat duduknya. Cowok itu tidak menyadari bahwa Shilla terluka karena terhalang beberapa temannya yang mengerubungi Shilla.
Murid-murid kelas XII Ipa 1 yang melihat mendengar ejekan Andra sontak terkejut. Mereka serempak menoleh ke arah Andra yang masih tertawa dengan tatapan heran. Andra yang melihat tingkah teman-temannya langsung terdiam, cowok itu menyadari ada yang tidak beres.
Shilla lalu berdiri dari jatuhnya. Cewek itu lalu menghampiri Andra dengan ekspresi tak terbaca.
"Jadi ini ulah lo?!" ucap Shilla sambil terus menatap mata Andra. Andra mengernyit melihat ekspresi tak terbaca di wajah cewek itu.
"Kok dia nggak marah? Seharusnya dia marah," batin Andra.
"Gue tanya sekali lagi, jadi ini ulah lo?" ucap Shilla penuh penekanan. Suara cewek itu bergetar seperti sedang menahan tangisnya.
Andra tak tahan melihat wajah Shilla. Ia lalu mengalihkan tatapannya. Namun cowok itu langsung membulatkan matanya ketika tak sengaja melihat lengan Shilla yang berdarah.
"Shil, ta..tanganmu?!" ucap Andra terkejut. Ia berusaha meraih tangan Shilla.
"Le..pasin!" ucap Shilla sambil menepis tangan Andra.
Andra tersentak, ia menatap wajah Shilla. Tampak Shilla mencoba menahan air matanya.
"Segitu kesalnya kah kamu sama aku?" ucap Shilla sambil meneteskan air matanya.
Lalu Shilla membalikkan badan menjauhi Andra. Cewek itu berlari keluar kelas sambil menghapus air matanya. Yuda langsung mengejar Shilla, sementara Andra hanya diam mematung terkejut melihat Shilla menangis.
"Puas lo?! Padahal pagi ini Shilla berniat minta maaf sama lo! Tapi lo malah buat dia luka!" bentak Wanto sambil menunjuk Andra.
Tak biasanya Wanto yang merupakan seorang ketua kelas paling penyabar membentak temannya. Andra yang mendengar bentakan Wanto sontak membulatkan matanya.
"Apa lo bilang?"
"Iya, Shilla tadi malam bilang dia mau minta maaf sama lo hari ini." ucap Wanto pelan, mencoba menahan emosinya.
Rasa bersalah menyelusup di hati Andra. Ia tak menyangka cewek itu akan mengalah dan meminta maaf padanya. Detik berikutnya Andra melangkahkan kakinya sambil setengah berlari. Ia merasa bahwa dirinya harus menyusul Shilla.
***
"Shil, tunggu! Lo mau kemana?" ucap Yuda setengah berteriak pada Shilla yang berada beberapa langkah di depannya.
Shilla lalu menoleh ke arah Yuda. Tampak jelas sisa air mata di wajahnya. Shilla lalu menghapus sisa air matanya, tak ingin dilihat Yuda bahwa ia habis menangis.
"Gue mau ke UKS. Obatin tangan gue." sahut Shilla serak, sambil menunjuk ke arah lengannya yang terluka.
"Gue temanin ya?"
"Nggak usah. Gue bisa sendiri. Lo ke kelas aja, bentar lagi Bu Dewi masuk."
Namun Yuda tetap kekeuh untuk menemani Shilla ke UKS. Cewek itu hanya diam, tak mau mendebat Yuda.
"Gimana? Masih sakit nggak tangan lo?" tanya Yuda.
Tampak jelas kekhawatiran di wajah Yuda.
"Nggak. Gue nggak apa-apa kok. Cuma kegores dikit." jawab Shilla.
"Ih tapi gue khawatir Shil. Gimana kalo ntar tangan lo sampai diamputasi?"
"Lo gila ya? Lo nyumpahin tangan gue diamputasi?" sahut Shilla setengah berteriak. Ia tak menduga sejauh itu pemikiran Yuda. Petugas ruang UKS sempat menoleh ke arah mereka berdua lalu menggelengkan kepala mendengar ucapan berlebihan Yuda.
"Bukan gitu Shil, gue cuma khawatir."
"Lebay lo!" jawab Shilla sambil terkekeh. Sementara Yuda hanya menatap senyum Shilla, ia sedikit merasa lega karena cewek itu sudah bisa tersenyum.
Shilla baru selesai mengobati lukanya ketika Andra muncul di depan pintu UKS. Cewek itu hanya menatap Andra datar. Sementara Andra terlihat seperti salah tingkah.
"Mau ngapain lagi lo?" tanya Yuda sinis.
"Gue mau ngomong sama Shilla." jawab Andra ragu, tampak jelas rasa bersalah di wajahnya.
Shilla lalu memberi isyarat kepada Yuda untuk kembali ke kelas lebih dulu. Yuda segera menuruti isyarat Shilla, walau ia masih sedikit merasa khawatir.
"Apa?" ucap Shilla ketus sambil menatap Andra tajam.
"Gue... Gue.."
***
I love you 3000 gengsss ❤
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top