12 - Andra Aneh
Aku selalu menunggu tanda kehadiran kalian, cintaku.
Happy reading yaaaww ❤
#####
"Oi cowok garam!" tegur Shilla.
Andra yang tengah asik merapikan buku-bukunya tak menoleh sedikitpun ke arah cewek itu, ia lalu memasukkannya ke dalam tas dan beranjak pergi dari kursinya.
"ANDREWW!! Gue lagi ngomong sama lo!" ucap Shilla nyaring, cewek itu merasa kesal karena merasa tak dihiraukan.
Andra menghentikan langkahnya. Lalu membalikkan badan sambil menatap Shilla.
"Nama gue Andra. Bukan Andrew!"
"Ah, terserah deh. Mau Andra kek, Anto kek, apalah itu. Pokoknya ada yang mau gue omongin sama lo." ucap Shilla kemudian.
"Sayangnya gue nggak mood buat ngomong sama lo!" jawab Andra singkat, lalu mebalikkan badannya meninggalkan Shilla. Sementara cewek itu hanya tertunduk.
"Gue emang udah keterlaluan ya tadi?" lirih Shilla nyaris tak terdengar.
Shilla lalu melangkahkan kakinya pelan mengikuti Andra dari kejauhan, menuju ke parkiran sepeda di sekolah mereka. Shilla memang selalu menggunakan sepeda untuk pergi dan pulang sekolah, dan itu memang kebiasaan lamanya sejak sebelum pindah ke kota Balikpapan ini.
Shilla berjalan sangat pelan, tak ingin Andra mengetahui bahwa ia sedang mengikuti cowok itu. Shilla sempat bersembunyi ketika Andra menoleh ke belakang, sepertinya cowok itu curiga bahwa ia sedang dibuntuti. Cowok itu lalu mengambil sepeda dan mengayuhnya meninggalkan gerbang sekolah menuju rumahnya.
Shilla menatap Andra yang menjauh lamat-lamat. Cewek itu lalu mengayuh sepedanya menyusul Andra sambil tetap menjaga jarak.
***
Shilla berhenti di depan sebuah kursi taman. Lalu duduk di kursi itu sambil memperhatikan Andra yang sedang memutari taman itu dengan sepedanya sambil menoleh-noleh kebingungan. Sudah setengah jam Andra hanya berputar-putar di sekitar taman seperti orang yang kehilangan arah.
"Apa Andra kehilangan sesuatu?" gumam Shilla pelan.
Shilla terus menerus menatap Andra yang seolah tak menyadari kehadiran cewek itu di sekitarnya. Tak tahan dengan rasa herannya, Shilla lalu menghampiri Andra untuk menanyakan keanehan tingkah cowok itu.
"Woy cowok garam. Ngapain lo?" tanya Shilla sambil menepuk pundak Andra ketika cowok itu baru saja menghentikan minum setelah menghentikan sepedanya sejenak.
Andra mengernyitkan dahinya, seperti tak mengenali Shilla. Sementara Shilla semakin heran melihat tingkah teman yang tidak bisa dikategorikan sebagai temannya itu sebab mereka memang selama ini belum berteman, mungkin lebih tepatnya sebagai teman berkelahi.
"Kamu.." Andra menyipitkan matanya seperti berusaha mengingat cewek di depannya itu.
"Ngapain lo di sini? Lo ngikutin gue?" ucap Andra ketus. Ia tampak terkejut ketika menyadari kehadiran Shilla.
"Lo kenapa sih? Lo sakit?" bukannya menjawab pertanyaan Andra, Shilla malah balik bertanya sambil memegang dahi Andra, seolah memeriksa kondisi kesehatan cowok di depannya. Tampak jelas raut khawatir dan keheranan di wajah cewek itu.
"Apaan sih! Gue sehat-sehat aja. Lo ngapain di sini!?" ucap Andra sambil menepis kasar tangan Shilla. Cewek itu lalu terdiam sesaat sambil masih menatap heran ke arah Andra.
"Lo lupa kalo gue tetangga sebelah rumah lo?"
Andra membulatkan matanya, lalu pergi menjauh meninggalkan Shilla.
"Eh, sepeda lo nih. Masa iya gue bawa dua sepeda." teriak Shilla ketika sadar bahwa Andra meninggalkan sepedanya.
Andra lalu buru-buru mengambil sepedanya yang tergeletak di samping Shilla, dan mengayuh cepat berusaha pergi dari Shilla.
"Aneh banget sih. Mimpi kali tu anak." gerutu Shilla lalu mengayuh sepeda menuju rumahnya, menyusul Andra.
Andra baru saja memasuki pagar rumahnya ketika ia melihat sosok mamanya sedang duduk santai di teras rumah.
"Loh Bang? Baru pulang?" tanya Risa pada anak lelakinya, ia heran tidak biasanya Andra pulang telat.
"Iya Mam, tadi ada piket kelas dulu." jawab Andra berbohong.
Risa hanya manggut-manggut mendengar jawaban putranya. Ia lalu tersenyum ke arah Shilla yang baru saja tiba di depan pagar rumah sebelah. Memang, pagar di samping rumah Andra dan Shilla tidak terlalu tinggi sehingga Risa masih bisa melihat cewek itu yang memasuki halaman rumahnya.
"Oh si Eneng baru pulang juga?" tanya Risa pada Shilla.
"Iya Tante," jawab Shilla sambil tersenyum.
Andra melirik ke arah Shilla dari ujung matanya. Cowok itu buru-buru masuk ke dalam rumah setelah memarkirkan sepedanya. Saat ini ia ingin segera masuk ke dalam kamarnya dan tidur. Ia merasa malu ketika Shilla memergoki tingkah anehnya tadi, ditambah ia tidak ingin mamanya tahu bahwa ia tidak ada jadwal piket kelas.
"Gue tadi kenapa? Kok tiba-tiba ada Shilla di depan gue? Apa gue sedang mengigau?" batin Andra setelah menutup pintu kamarnya.
***
Shilla melirik jam di hpnya yang menunjukkan pukul 4 sore lalu menatap jendela kamar Andra yang kebetulan berhadapan dengan jendela kamarnya. Cewek itu menghela napas ketika dilihatnya jendela kamar cowok itu tertutup gorden.
"Andra kenapa sih tadi? Apa dia sakit? Tapi dahinya nggak panas. Dan tadi kenapa dia seolah menghindar dari gue? Apa tadi siang emang gue udah keterlaluan? Apa dia masih marah sama gue?" ucap Shilla dalam hati sambil terus menatap ke jendela kamar cowok itu.
"Sepertinya besok gue harus minta maaf sama dia." gumam Shilla pelan.
Tak berapa lama Shilla berjengit karena terkejut. Cewek itu melihat sosok Andra yang tengah melongo di jendela sambil menyibakkan gorden jendelanya. Andra lalu menatap ke arah Shilla tak kalah terkejut. Cowok itu sempak membulatkan matanya melihat Shilla sebelum menutup kembali gorden kamarnya.
"Loh kenapa ditutup lagi? Tuh kan! Fix dia masih marah sama gue." ucap Shilla setengah kecewa ketika merasa Andra masih marah padanya.
Sementara tanpa sepengetahuan Shilla, Andra tengah memegang dadanya yang berdebar kencang. Cowok itu merasa heran atas apa yang tengah ia lakukan setelah bertatapan dengan Shilla.
"Kenapa gue kaget gini? Ini kenapa suara jantung gue keras banget? Apa gue kena penyakit jantung?" gumam Andra pelan.
"Ah nggak. Gue nggak kena penyakit jantung. Emang tu cewek aja yang ngagetin. Kayak setan aja nangkring di jendela, pake ngeliatin jendela gue lagi. Pasti dia lagi nyusun rencana buat ngusilin gue. Atau jangan-jangan dia mau maling di kamar gue?" Andra menutup mulutnya seolah terkejut dengan pemikirannya.
"Pokoknya besok gue harus balas dendam, sebelum dia ngusilin gue lagi." guman Andra sambil mengetuk-ngetukkan tangannya di meja.
***
Gimana? Gimana?
Jangan lupa tinggalkan jejak ya sayangkuuuu :*
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top