Recorder 6

Tanda (') berarti dalam hati

"Hahaha..."

"Lihat anak penyihir itu hahaha...Menjijikan"

"Hati-hati kalian bisa di sihir loh"
Sura siraman air dan beberapa lemparan buah busuk mengenai gadis itu.

"Hahaha.... Mati saja kau"

"Kalau aku jadi dia sih... Lebih baik aku mati saja"

Sobekan kertas berterbangan ke langit. Buku gambar yang berisi pemandangan indah tadi di coret coret dengan tinta merah. Pukulan dan tendangan menghantam tubuhnya. Hingga dirinya mengeluarkan cairan merah kental dari mulutnya hingga mengenai buku gambar yang sudah di coret-coret.

Suara tawa orang-orang mengisi pendengarannya.

Aku akan membunuh mereka semua!

***
Mendadak Shela membuka matanya. Nafasnya seakaan tertarik bergitu kuat hingga bahunya sedikit terangkat ke atas.

"Shela kau baik-baik saja? Ada apa dengamu?"ucap Luca beruntun

"Shela?"ucapku sambil menatapnya.

Shela hanya terdiam sambil menerjapakan matanya berberapa kali. Tatapan matanya terlihat kosong. Mendadak tubuhku tertarik ke bawah.

"Elias...hiks...hiks"ucap Shela sambil menagis

"Shel-aduh...Shela"ucapku berusaha melepaskan pleukannya namun Shela tidak mau melepaskannya.

Luca yang melihat ke adaanku hanya bisa menutup mulutnya menahan ledak tawa yang bisa saja mengundang para immortus kemari. Bisa di lihat dari bahunya bergetar.

'bukannya membantuku malah menertawaiku, Dasar!'

Mendadak tubuhku terdorong hingga aku kembali terduduk dan hampir terlentang karena dorongan kuat yang dilakukan Shela. Sepertinya dia sudah sadar sepenuhnya.

Shela pun bangun dengan wajah sedikit merunduk. 'ada apa denganya?' .

"Shela kejam sekali, pertama memeluk Elias kedua mendorongnya hingga hampir terjungkal begitu, ckckck"ucap Luca masih cekikian menertawai kami berdua.

Aku hanya menghela nafas dan ketika aku ingin memukul Luca dengan besi bengkok tadi.

"Aduh... Shela kau kejam!"ucap Luca sambil memegangi puncak kepalanya yang habis di pukul keras oleh Shela.

'Ternyata udah keduluan Shela memukulnya, baguslah '

Shela membuang muka ke sembarang arah sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Tiba-tiba aku merasakan getaran di sekitarku, menimbulkan getaran pada meja dan bangku-bangku yang ada diruangan ini.

Aku pun langsung berdiri dari posisiku dan menatap was-was di sekitar. " Ada apa lagi ini?"ucap Luca yang kini sudah memegang senapannya.

Berhenti....

"Getarannya berhenti?"ucap Shela

Sosok pria berseragam sekolah yang begitu lesu mendadak muncul di depan kami dengan kepala miring dan kulit wajahnya terkelupas. Membuatku berjinjit ngeri dan mengambil langkah mundur.

"Elias di belakangmu!"seru Shela

Membuatku langsung terlonjak kaget dengan menendang makhluk itu hingga lenyap seperti asap. Perlahan mereka muncul satu persatu mendatangi kami. Segera aku menghantamkan makhluk itu dengan besi bengkok dan berlari ke arah pintu.

Brak!

Sret...sret...sret...

" ARGH!!!!!"

"KABUR!!"seru Luca langsung berlari ke arah Koridor bagian Kanan

"Luca! "ucapku ikut berlari mengikuti Luca, Shela juga berada di sampingku

"Bagaimana bisa hantu itu ada di kelas? Kupikir di kelas bakalan aman seperti yang Elias katakan"ucap Luca

"Mana kutahu, kau pikir aku yang mengundangnya. Jangan bercanda!"protesku

Suara erangan terdengar keras dari arah belakang kami. Mendadak di depan kami di hadang zombie yang kepalanya hilang hampir setengah.

"Cih! Minggir kau!"seru Luca sambil menembak Zombie itu

Dan Shela menerjang badan Zombie itu hingga terpental. Kami pun langsung berlari menaiki lantai berikutnya dan menemukan sebuah pintu berada di ujung tangga.

Mau tidak mau kami pun harus masuk kedalam sana dan ternyata tidak terkunci. Suara bantingan pintu terasa memenuhi indra pendengaran.

" ini kan..."ucapku

" Seperti ruang kantor yah"ucap Luca

"Ini ruang kepala sekolah!"seru Shela

"Hah?! "

"Tapi Shela kunci ini "ucapku sambil memperlihatkan kunci yang kami temukan di toilet.

"Aneh sakali...kalau ini bukan kunci ruang kepala sekolah jadi ini kunci apa? " ucap Shela

Brak...brak...brak...

"eh? Hantu zombie lagi?"ucap Luca sambil mengokang senjatanya

"Kuharap bukan"ucap Shela

Brak!

Suara gunting terdengar dari arah loker di sebelah kanan dan menemukan sosok wanita tua penuh keriput dengan mulut lebar melebihi batas normal dengan jahitan di pipi kiri dan kananya.

" yang yang yang BENAR SAJA!!!" jerit Luca heboh

"Cih....pintunya terkunci!"umpat Shela

Aku menatap wanita keriput itu dengan gunting panjang di tangan kananya. Mendadak dia berlari ke arah kami.

" Awas!"ucap Luca langsung menghindar begitu pula aku dengan Shela.

"Luca dia ke arahmu"ucapku

Suara tembakan terdengar berasal dari senapan yang di pegang Luca. Tubuh wanita keriput itu bolong di perutnya.

"kikikiki...." wanita itu kembali menyerang Luca.

"Luca!"ucap Shela

"Woy! Tolongin aku ! "ucap Luca sambil menahan wanita keriput itu dari serangan gunting yang hanya tinggal beberapa senti dari wajahnya.

Aku pun langsung memukul wanita keriput itu dengan besi bengkok itu dan memendangnya menjauh dari Luca.

" Hampir saja aku terbunuh" ucap Luca

"Bagaimana kita bisa membunuhnya? "ucapku

"tembak kepalanya? Biasanya di film-film Zombie begitu kan"ucap Luca.

Aku mendengarnya bersweadrop ria" yang benar saja"ucapku

Wanita keriput itu kembali menyerang kami" Elias!"

Segera aku menghindar . Beberapa kali wanita keriput itu menyerang kami dengan guntingnya. "Hiiyatt...." Luca memukul wanita keriput itu dengan senapannya hingga senapannya sendiri yang hancur.
"heh? Buset.. Kuat bener lo wanita tua"ucap Luca membuatku kembali bersweadrop ria

Srat...

Luca terkena serangan wanita keriput itu hingga pipinya mendapatkan garis panjang yang perlahan mengekuarkan cairan merah kental.

"Sialan kau wanita tua,"ucap Luca sambil menendang wanita itu hingga membentur meja kantor .

Cklek...

'suara apa itu tadi?' aku nelihat sekeliling dan tidak menemukan apapun.

Luca masih memukul wanita keriput itu" Berani sekali kau merusak wajah tampanku! Mati lah kau!"seru Luca

' Dia memang sudah mati Luca....' kambai bersweadrop ria

"Elias...berikan kuncinya!"ucap Shela.

Aku pun menoleh pada Shela yang kini berada di depan loker terbuka: tempat wanita keriput itu muncul.

Aku pun segera menghampirinya dan memberikan kuncinya pada Shela. Shela pun memasukan kuncinya ke dalam lubang kunci.

Cklek .... Terbuka?

"Luca cepat kemari"ucapku

Luca mendengar panggilanku segera mulai melangkaj h ke arah kami hingga .

" Lepaskan aku!"seru Luca sambil menginjak tangan wanita keriput itu

Pegangan wanita itu pun terlepas dan Segera berjalan ke arah kami.

Brak!

"AAAAAA!!!!!"

bersambung

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top