Recorder 4
Tanda (') berarti dalam hati
Aku pun melihat kiri dan kanan koridor. Tidak ada bekas seperti tusukan , atau bekas seretan besi, atau darah sedikitpun. Hanya sebuah lorong yang kotor dengan cat-cat dinding yang pudar dan ada bagian dinding yang terkelupas catnya.
" ini sekolah siapa ? Ini seperti sekolah tua yang sudah lama ditinggalkan, hei elias apa kau bertemu dengan lyana dan mika ?" tanya luca
Perkataan luca membuatku berhenti melangkah . Luca yang melihatku berhenti tiba-tiba ikut berhenti. Aku mengepalkan kedua tanganku dengan sangat erat .
"elias kau baik-baik saja ?" tanya luca
"lyana ,,,,"
"uh ? Kau bertemu lyana? "
"lyana sudah mati luca "ucapku sambil memejamkan mataku
"a-apa? Ka-kau bercanda kan elias, ti-tidak mung-"
"lyana tertangkap oleh immortus, dan jasadnya sudah tidak berbentuk lagi, elias berusaha menyelamatkannya tapi gagal "ucap shela
" ti-tidak !! Elias , shela kalian bercanda kan , ba-bagimana dengan mika ?" ucap luca
"aku tidak tahu, tapi aku yakin mika masih hidup dan dia berada di suatu tempat di sekolah ini "ucapku
"cih,omong kosong apa ini ? Ini tidak mungkin ! Aku akan mencari mika "ucap luca ingin pergi tapi di cegat oleh shela
"minggir shela "ucap luca
"apa kau mau mati mengenaskan seperti lyana?, jika kita bisa keluar dari sini kita akan selamat "
"cih, kau hanya ingin menyelamatkan dirimu saja kan, aku bukan seperti dirimu yang hanya peduli pada keselamatanmu sendiri " ucap luca nada kesal
"luca !" bentakku
"Elias! Kau juga sama kan , kalian berdua tidak ada pedulinya sama sekali pada teman kalian " ucap luca penuh amarah
Shela pun menyingkir dari hadapan luca dan mempersilahkan luca untuk jalan .
" Pergilah, jika itu keinginanmu, kau pikir kau hebat melawan immortus yang ganas itu , kuharap kau datang kembali pada kami dengan keadaan masih utuh "ucap shela menatap tajam luca
"shela"
"ayo elias, dia tidak akan mengerti maksud kita "ucap shela sambil menarik tanganku
Luca hanya mematung menatap kami yang perlahan menjauh. Aku menatap shela yang kini terlihat murung . Aku dan shela pun menuruni tangga .
"shela apa kita tidak apa-apa meninggalkan luca sendirian disana ?" tanyaku
"dia yang menginginkannya bukan aku , jadi apa hakku melarang dia pergi "ucap shela
Kami pun berbelok menuruni tangga berikutnya. Hingga kami sampai di lantai satu .
Hiks...hiks...hiks...
Suara tangis anak kecil bergema di lorong lantai satu. Aku pun menoleh kebelakang dan tidak menemukan siapapun disana.
Hiks....hiks...hiks...
Suara tangis anak kecil kembali terdengar. Aku pun mencoba melupakan suara itu dan berjalan mengikuti shela hingga kami sampai di depan pintu dengan tulisan ruang loker di papan gantung di atas pintu.
Shela menarik kenop pintu dan terbuka. Shela mendorong pintu itu hingga menimbulkan decingan yang lumayan keras. Shela pun masuk di ikutu aku di belakangnya.
"shela nomor berapa lokernya?" ucapku
"entahlah bagaimana kalau kita periksa satu-satu dengan cepat mana tau salah satunya menyimpan kunci yang kita cari, kau bagian lemari-lemari besar ini, aku Bagian loker kecilnya"ucap shela
Aku pun mengangguk dan mulai membuka lemarinya satu persatu. Ada yang kosong dan ada yang terkunci.
"tidak ada" ucapku
Shela menutup pintu loker yang dilihatnya lagi seperti mencoba mengingat sesuatu. Langkah kakinya berjalan pelan dan kemudian berbelok ke arah kanan. Aku pun mengikutinya sambil membuka lemari yang ada di sebelah kiriku.
Ketika kubuka pintu lemari yang ada di depanku mendadak Sebuah mayat tertidur di lemari dan hampir mengenaiku hingga aku jatuh terduduk saking kagetnya. Detak jantungku berpacu kencang . Aku berusaha menormalkan nafasku.
"apa dia hidup?" gumanku
"sepertinya tidak, para immortus keluar dimalam hari" ucap shela
Hingga aku mendengar suara gedoran dari sebuah loker. Membuatku sedikit terkejut. Belum pulihnya menormalkan jantungku sekarang aku di kejutkan dengan suara gedoran yang kencang dari salah satu loker. Kini shela berdiri di depan loker itu.
"shela apa itu?" ucapku bangkit berjalan mendekati shela
"entahlah, kita harus membukanya?" ucap shela sambil ingin membuka loker tersebut tapi kutahan
"ada apa elias?" ucap shela menyirit heran
"biar aku yang melakukannya"ucapku
"oh, baik silahkan"ucap shela sambil mundur satu langkah ke belakang
Aku pun menelan susah payah air ludahku. Keringat dingin bercucuran di pelipisku . Aku pun memegang kenop loker . Dan langsung aku membuka loker itu dengan cepat.
"tidak ad-"
Drep
Brak
Aku segera menoleh ke arah kanan . Dan mengejutkannya mayat yang tadi sudah tidak ada . Aku menatap shela takut. Shela menghela nafas berat sambil mengelus dadanya .
"kita harus cepat elias"uca shela
Aku pun mengangguk dan kembali menatap loker yang kini terbuka lebar. Ada sebuah kunci dan gulungan kertas di kunci itu.
"apa ini kuncinya?" ucapku sambil mengambil kunci itu dari loker
"sepertinya , liat ada kertas "ucap shela sambil mengambil kertas itu dan membukanya
mendadak shela langsung melempar kertas itu . Aku menatap heran shela yang terlihat mengeluarkan nafas dari mulutnya.
"shela ada apa ? Kau baik-baik saja?" ucapku sambil memegang pundak shela
"iya aku baik, elias ayo kita segera pergi ke toilet "
"uh? Untuk apa?"
"karena kunci yang asli berada di toilet yang tak jauh dari sini, ayo"ucap shela sambil menarik tanganku
Aku heran apa yang dilihat shela sampai dia ketakutan begitu ?
Bersambung
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top