Recorder 3

Tanda (') berarti dalam hati

Aku pun mengikuti arah yang ditunjuk oleh shela . Tapi tidak ku temukan apapun disana.

"mana ? Tidak ada apa-apa disana " ucapku

Shela bangkit dan berjalan ke arah deretan meja ke 3 dan berhenti di urutan meja no 3 dari depan .

"ini maksudku " ucap shela sambil memperlihatkan buku gambar ukuran sedang berwarna abu-abu.

Aku pun bangun dan berjalan mendekati shela . Ketika aku berada di samping shela . Shela pun membuka buku gambar itu .
Sebuah gambar berinterior loker-loker murid berkarat dan salah satu lokernya di lingkari dan ada tulisan bertinta merah .

"kunci ruang kepala sekolah?" gumanku

Shela pun membalik lembaran buku gambar. Tiba-tiba bukunya mengeluarkan darah sontak shela membuang buku gambar itu . Darah bercucuran dan langsung mengering ketika tergenang .

Raut wajah shela terlihat ketakutan dan hampir terjatuh jika tidak aku menahan tubuh shela agar tidak terjatuh.

"shela ada apa ? Tenanglah shela tenang "ucapku sambil menuntun shela untuk duduk di bangku di belakang shela

" gadis itu,,,,gadis yang menggambar itu,,,,dia-"ucapan shela terputus

Aku pun menunggu apa yang dikatakan shela . "dia disiksa elias "ucap shela menatapku

Aku mengerutkan dahi, tidak mengerti apa maksud shela . Apa dia bisa melihat sesuatu di balik gambar tadi ? .

"apa kita harus pergi ke loker itu ?" tanyaku pada shela

Shela menatapku dan menganguk pelan sebagai jawaban .

"kkkyyyaaa!!!"

"suara itu lyana "ucapku ingin bergegas pergi tapi tanganku di pegang oleh shela.

Aku pun menoleh ke arah shela yang hanya mengeleng pelan .

"aku harus menyelamatkan mereka shela. Mereka berada dalam bahaya "ucapku

"aku tahu elias , tapi bagaimana lagi, kita tidak bisa melakukan apapun, yang ada kita juga ikut terbunuh, jangan keluar jika ingin selamat "ucap shela

Aku pun melepaskan tangan shela dariku . "maaf shela, aku tidak Bisa mementingkan keselamatanku sendiri, jika kau tidak mau, aku bisa melakukan sendiri " ucapku langsung berlari kerah pintu dan segera membuka pintu kelas

"elias jangan !" jerit shela

Aku tidak memperdulikan shela dan terus berlari. Aku pun menjerit memanggil nama lyana. Aku pun berhenti di persimpangan koridor.

"ELIAS , LUCA TOLONG!!!"

Aku pun mendengar suara lyana berasal dari koridor sebelah kanan.

"lyana " ucapku sambil berlari

Aku pun berhenti berlari melihat darah tercecer dari lantai hingga ke dinding . Aku melihat sosok bertubuh besar tanpa kaki . Hanya besi berkarat yang tertancap di sekeliling badannya menjadi tumpuannya.

Mataku terbelalak kaget melihat di bawah bertubuh besar itu ada jasad lyana yang sudah tidak berbentuk lagi . Hanya ada gumpalan dan organ yang berceceran di bawah .

Tubuh besar itu menoleh ke arahku . Aku pun segera melangkah mundur .

"ARGHH!!"

"ELIAS MERUNDUK !!"

Aku pun segera merunduk . Suara hantaman keras terdengar begitu mengema. Aku pun mendongak dan mendapati tubuh besar itu jatuh dan bersamaan itu shela menarik tanganku .

"ayo pergi " ucap shela berlari sambil menarik tanganku.

Tiba-tiba shela berhenti mendadak . Aku pun melihat kedepan . Mayat hidup tanpa kaki merangkak ke arahku dan shela . Segera aku menarik shela ke arah koridor di sebelahku .

Nafasku ngos-ngosan dan detak jantungku berpancu sangat kencang . Aku tidak tahu harus pergi kemana lagi . Pikiranku sangat kacau .

Tiba-tiba shela mendorongku kuat kearah kanan hingga aku terjatuh . Sebuah benda runcing panjang menancap di lantai.

"kalian akan mati "

Suara serak mengerikan mengema di sepanjang lorong. Shela menarikku untuk bangun dan kami pun mulai berlari . Kini shela yang menuntunku .

Shela berusaha membuka pintu hingga terbuka . Shela langsung menarikku masuk bersamaan pintu dibanting tertutup rapat .

Suara nafas tak karuan yang keluar dari mulutku dan juga shela. Pintu itu bergetar , aku dan shela mengambil langkah mundur.

Suara pintu di dobrak terus-menerus melihat pintu itu seakan hancur akibat dobrakan . Aku jatuh terduduk, kini badanku terasa sangat lemas hingga aku tertidur di lantai .

Mataku terasa berat dan aku tidak sangup lagi untuk bangun ataupun membuka mataku . Tubuhku terasa sangat berat dan hanya kegelapan yang menguasai penglihatanku .

***

Aku perlahan membuka mataku . Perlahan-lahan kesadaranku terkumpul. Aku pun menerjapkan mataku dan melihat aku berada dimana. Aku pun perlahan bangun .

"shela " ucapku

Aku melihat sekeliling dan mendapati shela tidur bersandar di lemari besar . Aku pun berjalan ke arah shela dan menguncang bahunya .

"shela ,,,shela sadarlah ,,,shela "ucapku

Matanya yang tertutup terlihat bergerak . Perlahan matanya terbuka dan berkedip beberapa kali hingga sepenuhnya menatapku .

"elias "ucapnya dengan suara serak

"kau baik-baik saja "ucapku

Shela hanya menganguk dan memegang kepalanya.

"kepalamu sakit ?"ucapku

"iya, sedikit tapi gak apa-apa nanti juga hilang, dimana kita ?" ucap shela

"entahlah,mungkin kita berada di perpustakaan " ucapku melihat ke arah rak-rak buku yang besar menjulang tinggi

Shela mengambil sesuatu di kantongnya . Sebuah botol berisi cairan berwarna biru. Dibukanya tutup botol itu dan meminumkannya sedikit .

Lalu shela memyodorkannya padaku .

"apa ini ?" tanyaku

" ramuan stamina, ini akan membantumu memulihkan staminamu , minumlah sedikit "ucap shela

Aku pun menerima botol ramuan itu dan sedikit meneguk cairan dalam botol itu dan memberikannya kembali pada shela .

"terima kasih " ucapku

"tidak masalah "ucap shela tersenyum sambil menutup botol itu dan memasukannya lagi ke dalam kantong roknya .

Tiba-tiba tubuhku mendadak terasa bugar kembali walaupun tidak terlalu segar tapi terasa badanku mendapatkan energi kembali .

"hebat sekali , kau yang membuat ramuan itu ?" tanyaku

" bukan, dulu nenekku seorang peracik ramuan, dia memberiku ini sebagai hadiah ulantahunku "ucap shela

Aku pun bangun dan menepuk-nepuk celanaku dan shela pun ikut bangun sambil menepuk-nepuk roknya .

"lebih baik kita harus cepat menemukan lokernya, sebelum malam "ucap shela sambil melangkah ke arah pintu perpustakaan .

"bisakah kita mencari luca dan mika dulu ?" ucapku membuat shela berbalik ke arahku

"apa ? Elias kita harus menyelesaikan permainan ini, aku tidak yakin jika mereka masih hidup dengan para immortus mengincar mereka termasuk kita" ucap shela

"aku yakin luca dan mika masih hidup, kita harus mencari mereka "ucapku

"tidak ada waktu mencari mereka elias, aku tidak bisa terus-terusan mengunakan kekutanku dan lagi ramuan pemberian nenek sudah hampir habis " ucap shela

"shela aku mohon, aku sudah gagal menyelamatkan lyana" ucapku

"elias ?"

Aku pun tersentak mendengar suara familiar memanggilku. Segera aku menoleh kebelakang dan memdapati luca berjalan ke arahku .

"luca ?" ucapku

"elias kita ada dimana ? Bukankah kita tadi ada di kamar lyana ? Dimana yang lain ? Shela ? Heh ? Shela Rainslina bagaimana bisa-"

"hei. ,,,, hei kau terlalu banyak bertanya luca, ceritanya panjang, apa kau tersadar disini ?"ucap shela

Luca hanya menganguk . Shela pun menghela nafas berat .

" elias kita harus segera mencari loker itu jika kita ingin keluar dari dimensi ini " ucap shela

"dimensi? Apa maksudmu shela ? " ucap luca

"sebaiknya kita bicarakan sambil jalan , ayo kita pergi "ucap shela

Aku dan luca saling bertatapan dan mulai berjalan keluar dari perpustakaan .

Bersambung

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top