07
Ketika kakiku telah lelah untuk melangkah padamu,
Dan peluh keringat masih terus berkucur membasahi pipiku,
Dengar. Aku katakan bahwa aku tidak akan pernah menyerah.
Seseorang dalam jiwaku membisikkan sebongkah kepercayaan diri ini. Kau adalah motivasi hidupku.
Tak peduli apapun yang menghalangi, yakinlah.. aku akan tetap berakhir denganmu.
Cinta kita memang diperuntukkan untuk lebih dari seumur hidup.
.
.
.
.
.
Sohyun's POV
Peristiwa hari ini telah menyadarkanku betapa Taehyung membutuhkan diriku. Aku tak ingin ia terus membenci orangtuanya.
Selama ini, baik dia ataupun aku sama-sama mengklaim bahwa orangtuanya kejam karena telah menelantarkan dia bertahun-tahun. Namun kami salah.
"Sohyun? Kau belum tidur?"
Eomma datang membuka pintu kamarku ketika aku sedang merenung. Sontak aku langsung merapikan buku-buku dan bersegara menuju kasur karena sekarang sudah lewat tengah malam.
"Iya Eomma.. aku sedang beres-beres. Setelah ini aku akan tidur."
"Baiklah. Jangan tidur terlalu larut ya. Kau tidak boleh kecapaian."
Aku mengiyakan dan Eomma pun menutup pintunya lagi.
Ketika aku tengah merapikan bukuku, tak sengaja tanganku menyenggol kotak lama yang ada di atas meja.
"Ah.. kotak ini.. Bukankah ini pemberian Taehyung?"
Aku membuka isinya dan mengambil boneka yang ada di dalamnya. Beserta foto kami.
"Bahkan aku belum sempat memberikan kadonya hari itu.."
Sekarang bukan saatnya aku menangis lagi.
Aku sadar. Taehyung benar-benar membutuhkanku saat ini.
Jika dia tidak bisa menjangkauku karena Irene, maka aku yang akan menjangkaunya.
Dia harus tahu keberadaan orangtuanya.
.
.
.
.
.
"Oppa.. nanti kau tidak usah menungguku pulang ya?"
Pintaku pada Oppa yang kini selesai memarkirkan motornya di halaman belakang kampus.
"Memangnya kau kemana?"
"Aku.. masih ada urusan."
"Urusan apa?"
Kenapa Oppa ingin tahu sekali sih? Jika aku memberitahunya bahwa selepas kuliah aku hendak menemui Taehyung, ia pasti melarang.
"Aku.. harus menemui dosenku untuk konsultasi tugas."
"Ehm.. baiklah. Jika kau sudah selesai, telponlah aku."
Aku mengangguk dan tersenyum simpul. Oppa pun segera pergi menuju ke kelasnya karena ia memang agak terlambat.
.............................
Kelas Sohyun sudah berakhir sejak setengah jam yang lalu. Seperti tujuannya hari ini, ia bergerak menuju ke falultas Taehyung dan mencari laki-laki itu disana.
Dan apa yang dicari-cari Sohyun akhirnya ketemu juga.
Sohyun sangat risih melihat para gadis mengelilingi Taehyung kemanapun ia pergi.
Bahkan, tak jarang netranya menangkap beberapa gadis itu melakukan skinship dengan Taehyung. Tak perlu dijelaskan, sudah jelas disini Taehyung lah yang merasa tersiksa.
Saat hampir lewat di depan tubuhnya, Sohyun segera menarik tangan Taehyung dari gadis-gadis itu.
"Yak! Tengik! Mau kau bawa kemana Taehyungku?"
"Anak kampung!! Beraninya kau??!"
"Hei!! Kembali!!"
Sohyun menyumpal telinganya dari lengkingan suara mereka dan berfokus membawa lari Taehyung ke suatu tempat, dimana Irene tidak akan menemukannya disana.
Sampailah mereka di dalam gedung perpustakaan. Cukup sepi, bahkan hampir tidak ada pengunjung disana.
Sohyun tampak terengah-engah nafasnya. Salah satu tangannya ia gunakan untuk bertumpu pada rak buku dan satunya lagi berada di depan dadanya agar nafasnya lebih teratur.
Taehyung tak bercecap sedikit pun. Matanya masih tajam menyorot ke arah gadis yang beberapa hari lalu ia buat menangis.
Apa yang sedang ia lakukan padaku?
Pikir Taehyung dalam hati.
Inilah dia.
Sohyun memalingkan pandangannya kembali pada Taehyung. Ia terlihat menelan ludahnya. Lirikannya tak bisa terpacu ke arah Taehyung begitu ia tahu Taehyung juga memerhatikannya sedari tadi.
Ah.. kenapa aku gugup sekali?
Sohyun.. dia Taehyung. Taehyung sahabatmu. Kenapa sekarang ia terlihat seperti orang asing?
"Kenapa kau membawaku lari dari gadis-gadisku?"
Pertanyaan itu mendadak lolos dari benak Taehyung.
Bukan maksudnya hendak berbuat kasar pada Sohyun, tetapi Taehyung penasaran. Kenapa Sohyun menjadi berani menentengnya pergi di hadapan umum?
"Ehm.. aku..."
Taehyung masih setia menatap tajam ke wajah Sohyun. Menunggu jawaban keluar dari bibir mungilnya.
Dia masih tetap cantik seperti yang dulu..
Diam-diam, Taehyung mengukir senyum meski itu tidak tergambar jelas. Apalagi, gadis yang ada di hadapannya terlihat sedang salah tingkah.
Sohyun dengan kacau membuka tasnya. Lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam sana.
Tangan Sohyun bergetar. Namun ia mencoba terlihat tenang dan memberikan sesuatu itu tepat di atas telapak tangan Taehyung yang ia buka.
"Ambilah. Sudah lama aku ingin memberikan itu padamu. Tetapi kau pergi dulu meninggalkanku"
Taehyung tak berkata apapun. Tetapi, binar matanya seolah-olah menunjukkan setitik kebahagiaan.
"A-aku.. Aku pergi dulu!"
Sohyun berlari meninggalkan Taehyung yang masih terpekur heran di dalam gedung perpustakaan.
.........................
"Apa perlu aku menungguimu sampai kau selesai bekerja?"
Sohyun terkejut dengan penawaran Yoongi. Bukannya mau menolak karena tidak suka atau merasa terganggu, Sohyun hanya tidak ingin rekan kerjanya menyangka bahwa Yoongi adalah kekasihnya. Padahal kenyataannya bukan. Lagipula, Sohyun merasa tidak enak jika harus merepotkan Yoongi dengan menyita waktunya seharian hanya demi menemaninya.
"Tidak Oppa. Tidak perlu.. Bukankah kau masih ada kegiatan lain di kampus?"
"Oh.. ya. Kau benar. Untung kau mengingatkanku. Aku masih harus mengikuti seminar. Apa kau tidak masalah jika aku tinggal? Aku bisa batalkan seminarku.."
"Jangan Oppa. Jangan.."
"Pergi saja, aku tidak masalah sendirian. Aku terbiasa bekerja disini.. kenapa Oppa jadi berlebihan? Aku tidak akan diculik kok."
Yoongi malah tertawa. Ia merasa bahwa Sohyun itu sangat lucu kalau sedang panik.
"Iya.. iya bawel."
"Baiklah. Aku ke kampus dulu ya. Kerja yang bagus.. Jika butuh aku, telepon saja. Oke?"
"Oke Oppa."
Sohyun memberikan tanda 'oke' dengan menggunakan kedua tangannya. Setelah itu, Yoongi melajukan motornya ke tujuannya, kampus.
"Wah Sohyun... aku kira pria itu akan menemanimu bekerja lagi.."
Baru saja sampai di ruang ganti, rekan kerja Sohyun sudah mulai menggoda dirinya karena sempat memperhatikan Sohyun bersama dengan Yoongi tadi.
"Ah... eonni..kau ini!"
.............................
"Inget Sohyun! Besok kau harus datang lebih awal karena Cafe ini disewa untuk suatu acara. Kita harus siap-siap lebih awal. Mengerti?"
"Siap Eonni."
"Ya sudah. Pulanglah. Hati-hati di jalan, apa pacarmu lagi yang menjemput?"
"Ck.. Eonni... dia bukan pacarku."
Seseorang yang dipanggil Eonni oleh Sohyun justru tertawa cekikikan. Sohyun sebenarnya agak kesal karenanya.
Dengan acuh tak acuh, Sohyun meninggalkan rekannya itu. Berhubung langit semakin menggelap, artinya malam sudah semakin tak bersahabat, Sohyhn harus segera pulang. Tak baik kan anak perempuan keluar sendirian malam-malam.
Saat mau mengambil telepjn di tasnya untuk menghubungi Yoongi, Sohyun merasakan sebuah pelukan dari arah belakang. Seseorang menyandarkan kepalanya di atas bahu Sohyun. Sohyun bisa merasakan hembusan nafas hangat menerpa lehernya. Ia memejamkan mata.
"Jangan pergi... biarkan seperti ini dulu."
"Aku.. sangatt merindukanmu..."
"Maafkan aku"
"Dan terima kasih, kau sudah mempercayaiku.. bahwa hatiku memang tak pernah bisa berpaling darimu, Kim Sohyun."
To be Continued.
Yeay.. up lagi.. wkwk.
Makasih yang udah minta next. Authornya jd semangat ngetik sampe lupa buka puasa.. 😥😥
Tp udah langsung bataljn pake air putih kok tadi.😋
Ya udah.
Next (?) Lagi...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top