Affection

Got7's Jackson, OC // PG-17 // dark; AU! family.

"Aku akan menemanimu ketika bosan, aku janji."
.
.
.

Pada tahap ini, Jackson benar-benar tidak bisa menahan emosi yang kadung membeludak dalam hati. Bagaimana bisa adiknya sampai terdampar di tempat seperti ini? Seingatnya ia sudah memberikan berbagai macam peringatan hingga ancaman agar sosok empat tahun dibawahnya itu tidak mengikuti ke mana Jackson pergi.

"Aku yakin telingamu masih berfungsi dengan baik."

Jackson menarik tangan Sharon hingga meninggalkan bekas merah. Membawanya ke tempat yang lebih sepi, bagaimana pun ia akan menegur adiknya. Hal itu cukup pribadi dan orang-orang tidak perlu tahu, sebagai seorang kakak ia tentu tidak ingin Sharon malu. Dengan tangan bersedekap ia kembali melontar tanya ke udara tanpa melepaskan pandangan pada sang adik.

"Kenapa kau datang kemari?"

Sharon mengangkat kepala pelan, matanya terus menatap sekitar seolah kehilangan fokus dengan jari bertautan. "A-aku bosan," jawabnya ragu.

Jackson cukup mengerti, pada tahap ini ia mungkin sudah keterlaluan karena terus mengabaikan Sharon sendirian. Adiknya bosan, ia tahu. Tapi tempat ini bukan jawaban yang tepat akan kebosanan adiknya.

"Aku..., aku tidak datang sendiri, Kak."

Jackson menyandarkan tubuh ke dinding ketika kepalanya terasa pening, ia menekan pangkal hidungnya dengan jari.

"Aku tahu, aku tahu kau bosan. Tapi--" ucapannya menggantung ketika manik hitam itu memindai tempat mereka berdiri sekarang; cahaya lampu kelap-kelip, dentum lagu yang begitu kuat, asap rokok, alkohol dan orang-orang yang bergumul satu sama lain akibat hilang kesadaran, "--bukan di tempat ini."

Jackson mungkin memang bukan kakak yang baik. Ia selalu mengabaikan Sharon, bermain sepuasnya, merokok serta melakukan tindakan-tindakan amoral lainnya. Ia cukup kebal dengan gunjingan semua orang. Toh ia memang bukan pemuda baik-baik. Ia hanya ingin menjadi dirinya sendiri. Selama pemuda itu tidak merugikan orang lain, maka ia tidak peduli.

Tapi, semua ketidakpedulian Jackson lenyap begitu saja ketika matanya bertumbukan dengan manik seorang gadis yang sangat ia kenal. Sharon, adik semata wayangnya tengah berdiri dengan tubuh gemetar ketika sekumpulan lelaki mulai datang menghampiri.

"Aku akan menemanimu keluar ketika bosan, aku janji." Setelah memasangkan jaket yang ia kenakan pada tubuh Sharon yang sedikit terbuka, Jackson segera merangkul adiknya. Membawanya keluar dari tempat terkutuk itu, "Sekarang kita pulang, ayah akan membunuhku jika dia tahu kau berada di tempat ini bersamaku."

"Maaf, Kak. Aku tidak akan mengulanginya."

Jackson selalu melarang Sharon pergi mengikutinya, karena memang tempat tujuannya bukanlah tempat yang pantas dikunjungi oleh gadis baik-baik seperti adiknya. Cukup ia yang terkontaminasi dan merasakan betapa pahitnya dunia yang ia jalani. Silakan sebut Jackson jahat, ia tidak ingin dekat dengan adiknya dan menjadi pengaruh buruk bagi Sharon.
























Karena Jackson tidak ingin adiknya rusak, sama seperti dirinya.





a/n:
Jangan ditiru yaaa kelakuan Jackson yang satu ini. Aku sama sekali ga setuju sama karakter Jackson sebenernya, dia yg ga peduli sama lingkungannya. Dia yang seneng sama dunianya yang ga baik. Tapi nyatanya orang-orang kayak Jackson ini ada 😂
Jadi, silakan ambil poin plusnya dari cerita ini, dan buang jauh-jauh hal2 negatif yang kalian temuin di sini.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top