01

aiden. seorang laki laki yang urakan, tengil, keras kepala, usil, tapi otaknya entah kenapa selalu jalan. aneh.

lo emang laki laki aneh, aiden! dan bisa bisanya gue udah jalan 11 tahun satu sekolah sama lo tolol!

alena mengumpat dalam hati. hatinya kesal, tapi ekspresi diwajahnya tetap terlihat tenang sembari mengayuh sepedanya.

***

MPLS SMP

"ohh, ternyata lo sekolah disini juga". suara aiden sedikit mengagetkan alena.

lo ngapain disinii!!

"gue bakal ngalahin lo di sekolah ini len". aiden berbisik ke perempuan sebelahnya saat upacara awal MPLS berlangsung.

alena tersenyum sinis. "i dare you".

MPLS SMA

"jangan bilang lo anak MIPA juga?". aiden menepuk pundak alena pelan dari arah belakang.

alena tersentak pelan melihat siapa yang menepuk pundaknya. NGAPAIN LO SEKOLAH DISINI TENGIK!!!

"dan jangan bilang lo masih mau nantangin gue lagi". alena menatap aiden dengan ekspresi datar.

aiden merangkul pundak alena. sok akrab. "lo tau, itu nggak bakal bisa berakhir"

***

alena merasa miris mengingat kenangan MPLS nya yang terasa sengit karena tau aiden satu sekolah lagi dengannya.

alena langsung mengayuh sepedanya dengan cepat setelah melihat jam tangannya sudah menunjuk pukul setengah 3 siang.

sialan, gue telat

***

"kakakkk"

alena tersenyum melihat anak laki laki berumur 5 tahun melambaikan tangan ke arahnya. ia berjalan menghampiri anak itu.

"lama ya?". alena memeluk tubuh adeknya yang kecil, membiarkan lehernya diendus oleh adeknya. kebiasaan.

laki laki berukuran kecil itu menggeleng lucu. "nggak kok kak, tadi kian main sama bu guru sama temen temen kian dulu, ituu disanaa". tangannya bergerak menunjuk tempat bermainnya tadi.

"main apa?"

"banyaakk, ada perosotan, ada jungkit jungkitt, terus tadi kian sama temen kian main petak umpet terus......"

alena mendengarkan adeknya yang berceloteh sembari mengambil tas milik adeknya dari tangan sang guru.

"wahh, kian sekolahnya seru dong". alena membalas celotehan kian setelah anak itu selesai bercerita. kian hanya mengangguk sembari mengedipkan matanya lucu.

alena tersenyum kecil sembari mengusap kepala kian. "sebelum pulang, kian pamit sama bu guru dulu ya".

kian mengangguk dan segera berpamitan dengan gurunya tanpa banyak tingkah.

alena ikut berpamitan.

***

sebelum membuka pintu rumahnya, alena mendengar suara gaduh dari balik pintu.

harus banget mereka bertengkar jam segini ya?

ia menarik napas perlahan. tangannya batal membuka pintu rumah lalu balik menghadap kearah adeknya. "kian mau jajan nggak?"

"mauuu"

"beli yuk, sebelum beli jajan kita mampir ke perpustakaan kota dulu ya, kakak mau pinjem buku"

kian mengangguk.

"tasnya taruh situ aja biar nggak berat bawanya". alena menunjuk kursi di teras rumahnya.

"kok nggak masuk aja kak? kalo tasnya ditaro diluar kalo ada maling ambil tas kian gimanaa?? nanti kian dimarahin mama... terus nanti kian nggak bisa belajar lagi dong, kalo nggak bisa belajar nanti kian nggak bisa ketemu sama bu guru sama temen temen kian...". anak kecil itu berbicara sambil mengerjapkan matanya yang bulat.

"tasnya nggak bakal diambil kok, kalo diambil nanti kakak beliin tas baru lagi lengkap sama alat tulis dan bukunya"

"bener ya kak?? kakak harus janji sama kian". kian mengacungkan jari kelingkingnya sebagai tanda janji.

alena meraih jari kelingking kecil kian dengan jari kelingkingnya, saling mengikat. "iya, kakak janji"

kian tersenyum lebar lalu meletakkan tasnya diatas kursi, begitu pula dengan alena.

***

"kian mau baca buku?". alena bertanya lalu dibalas anggukan kecil oleh kian.

"kian duduk disana dulu ya, kakak cariin buku yang bagus buat kian". alena menunjuk kursi panjang dengan meja didepannya yang dikhususkan untuk membaca di perpustakaan.

kian segera berlari dan duduk dengan manis sementara alena berusaha mencari buku yang pas untuk kian. dan yang ia tau, belakangan ini kian sedang tertarik dengan hewan hewan yang belum pernah ia lihat, semacam singa dan sebagainya. alena segera mengambil buku ensiklopedia hewan untuk anak kecil lalu menyerahkannya kepada kian.

"kian baca buku disini dulu ya, kakak mau cari buku di sebelah sana, kalo ada orang nggak kian kenal ganggu kian, kian harus cubit, pukul atau gigit orangnya terus kian harus teriak panggil nama kakak, oke?". alena mewanti wanti adeknya sebelum ia tinggalkan untuk mencari buku yang ingin dia pinjam.

kian mengangguk dengan tatapan mengerti. "oke kak, tapi kalo kian panggil kakak, kakak harus jawab ya"

alena mengangguk.

setelah menyakinkan kian, alena segera mencari buku yang ingin ia pinjam secepat mungkin.

ketemu!

sudah sekitar 15 menit mencari buku yang ia incar, akhirnya alena menemukannya di rak paling pojok.

alena mengambil buku itu. buku materi dan latihan soal serta pembahasannya pelajaran kimia versi lengkap.

setelah meminjam, alena bergegas menuju tempat duduk adeknya.

dari arah belakang, tampak kian sedang bercanda dengan laki laki berkaos hitam disampingnya.

siapa?

"kian!!". alena memangil kian dengan wajah sumringah sembari berjalan kearah adeknya dengan buku tebal ditangan.

kian dan laki laki disampingnya menoleh kebelakang.

"kakakk". kian tersenyum lebar melihat kehadiran kakaknya, ia melambaikan tangan kecilnya.

alena tercengang, wajahnya yang tadinya sumringah seketika berubah menjadi datar.

gue kira om om ternyata...

"lo"

"hai alen". laki laki itu—aiden melambaikan tangannya sembari tersenyum.

"gue baru tau lo punya adek, alen". aiden mencubit gemas pipi kian. sementara kian hanya diam mengerjapkan matanya, menatap kakaknya dan laki laki yang baru ia temui bergantian.

alena tidak menanggapi. ia menghampiri kian dengan tersenyum dan berlutut didepan adeknya.

"kakak, kenal kakak ini?". kian menunjuk ke arah aiden.

alena menarik napasnya perlahan lalu menggeleng sambil tersenyum. aiden menatapnya tidak terima. "gu—"

"tadi kakak kan udah bilang, kalo ada orang nggak dikenal yang ganggu kian, kian harus panggil kakak". alena berkata dengan lembut. sengaja memotong perkataan aiden.

"tapi kakak ini baik ke kian kok, nggak gangguin kian" kian menunjuk aiden yang hanya senyam senyum menatap alena.

"ternyata lo ada sisi lembut kek gini juga ya alen, lo jadi lebih keliatan kayak cewek". aiden meringis.

alena mengepalkan tangannya, berusaha menahan emosi.

"kita pulang aja yuk, kakak udah selesai nih pinjem bukunya". alena menunjuk buku yang baru saja dipinjamnya.

"eh, lo pinjem buku kimia? ohh, gue tau nih, lo pasti ngerasa kalah sama gue gara gara nilai ulangan kimia tadi kan?"

tanpa mengindahkan perkataan aiden, alena menurunkan kian dari kursi lalu menggandengnya keluar perpustakaan dengan mempertahankan ekspresinya seolah tidak ada kekesalan atau seseorang didekatnya selain kian.

cih, cewek batu, awas aja lo!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top