Romantis
Kedip....
Kedip....
Kedip....
Dua pasang kelopak mata saling bergantian mengedip. Seolah ada kesepakatan untuk saling bergantian. Atau mungkin itu gerak reflek, entahlah.
Raka kemudian tersadar. Ia mengembalikan posisi tubuh mereka. Sebenarnya masih ingin memandang muka manis tanpa make-up itu lebih lama lagi. Akan tetapi, pinggangnya sudah meminta untuk ditegakkan. Posisi membungkuk dengan beban 50 Newton tidak baik untuk tulang punggung.
Gadis Lolypop yang tersadar kemudian berbalik ke arah jembatan lagi. Ingin mencoba untuk melompat lagi. Raka menggelengkan kepalanya, untuk menghilangkan keheranan sekaligus rasa marah yang muncul akibat tindakan gadis tadi. Ia segera menarik tangan si gadis dan membuat mereka tersungkur di bahu jalan. Suasana jalan yang lengang membuat aksi mereka tadi tidak begitu menarik perhatian.
Hanya ada satu cara yang terlintas dalam pikiran Raka untuk menghentikan percobaan bunuh diri konyol ini. Ia lalu merealisasikan pemikiran itu dengan bangkit, lalu dengan cepat direngkuhnya badan mungil itu. Tak ingin kejadian tadi terulang kembali, Ia langsung memanggul gadis itu seperti karung beras.
Berat badan si gadis --- yang kurang dari standar berat badan pendonor darah--- membuat Raka dengan mudah membawanya ke sebuah kedai makan tak jauh dari halte. Sepanjang perjalanan gadis itu memberontak. Tangan kecilnya memukul-mukul bahu Raka.
Ketika Raka datang dengan memanggul si gadis, semua orang yang berada di kedai itu menatap ke arah mereka. Gadis yang semula meronta tadi kemudian diam karena malu. Raka menurunkan si gadis dengan lembut. Rasa marah dan malu si gadis membuatnya tak sanggup bertingkah lain selain duduk dan menundukkan kepala.
"Pak Pacar saya yang lagi ngambek ini pesen bakmi godhog sama teh anget. Trus saya jeruk anget saja."
"Pacar ngambek kok diajak makan di pinggir jalan tho mas? Mbok ya di tempat yang romantis gitu lho. Di kafe! Ganteng-ganteng ra modal." ujar bapak penjual bakmi. Beliau masih sigap menambahkan angin pada tungku dengan tangan berkerutnya.
"Tempatnya ga romantis, tapi ke sini nya kan romantis Pak," jawab Raka bermaksud untuk menjelaskan maksud perlakuannya tadi.
Pembicaraan Raka dan Penjual Bakmi kemudian mengarah pada hal-hal romantis yang pernah Penjual Bakmi lakukan untuk istrinya. Raka kemudian mengungkapkan hal-hal gagal romantis lain meskipun tidak mengungkapkan dengan siapa dia melakukannya. Pembicaraan mereka selesai saat bakmi pesanan Raka matang.
"Udah mba, jangan marah lama-lama. Ndak baik. Nanti Mas e cari yang lain lho kalau marahan terus," ujar Pak Tomo, penjual bakmi.
Gadis Lolypop tidak bisa berbuat apa-apa selain mengangguk. Ia tak ingin menjelaskan apapun. cukup Raka saja yang tahu dia ingin bunuh diri. Ia tidak ingin berdebat mengenai apa yang benar dan apa yang salah mengenai hidup. Ia sudah lelah.
"Kruyuk...." Gadis Lolypop mengembuskan napas, bahkan perutnya sendiri tak bisa diajak kompromi. Memalukan.
Raka terkekeh mendengar raungan perut si gadis. Ia memperhatikan bagaimana gadis itu menyantap makanan yang sudah tersedia di depannya. Saat kenangan menyergap di saat ia memandangi hidung mungil itu, Ia cepat-cepat memalingkan muka. Mendistraksi pikirannya dari kenangan menyakitkan satu tahun lalu.
Setelah semua bakmi di piring habis, Raka membayar dan segera mengikuti Gadis Lolypop yang sudah pergi melenggang. Gadis Lolypop berhenti di sebuah bangunan yang di depannya tertera tulisan 'Terima Kos Putri' terpampang besar. Raka mengira ini bukanlah kos-kosan Gadis itu. Dalam pikirannya setelah ia, pergi Gadis itu akan kembali ke jembatan dan melompat ke dalam sungai yang airnya tidak begitu deras itu.
Dugaan Raka salah. Itu memang benar tempat tinggal si Gadis. Buktinya, Gadis itu mengeluarkan kunci dan dengan mudahnya membuka gerbang. Sebelum masuk gerbang Raka menarik tangan sawo matang itu lalu berkata, "Aku anak yatim piatu, kau tidak mau memakan harta anak yatim piatu kan? Besuk temui aku di waktu yang sama lalu bayar hutangmu."
Setelah melihat anggukan kepala si Gadis, Raka melepaskan tangan kurus itu. Ia kemudian berbalik, menuju halte untuk mengambil motor yang ia tinggal. Dalam perjalanan pulang ia menyumpah serapah. Berharap kenangan buruk itu hilang bersamaan dengan makian yang terlontar dari bibirnya. Sepertinya malam ini ia tidak akan bisa tidur.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top