3rd Reason

Satu sekolah tau siapa pemilik nilai tertinggi. Uchiha Sasuke, namanya jadi terkenal tidak hanya di Konoha Senior High School, tapi juga sekolah-sekolah lain. Dan nilai terendah, dipanggil BK. Nama Haruno Sakura juga jadi terkenal dan jadi bulan-bulanan siswa lain setiap hari.

Sakura dapat tugas tambahan untuk program remidial. Kali ini, dia ditugaskan merangkum sejumlah buku di perpustakaan dan memberikannya pada guru mapel.

Jangka waktu mengumpulkannya 1 minggu. Ini baru 6 hari namun tugas Sakura selesai. Ada sekitar 35 lembar folio di tangannya. Dengan wajah berseri Sakura bergegas menuju kantor guru. Di tengah perjalanan menuju kantor guru, ia dilempari seember air oleh gadis-gadis yang berseragam olah raga.

"Ups! Maaf, aku tidak lihat ada si bodoh di sana. Hahaha..." mereka tertawa melihat Sakura basah kuyup.

Kertas-kertas di tangan Sakura pun ikut basah dan luntur. Salah satu dari mereka mendekat.

"Apa ini?" Dia menarik dan melihat isi kertas itu. "Waah, remidialnya ya?"

"Kembalikan!" Sakura berusaha meraih namun meleset. Gadis itu sengaja melakukannya.

"Tidak kena. Tangkap ini!" Dia melempar kertas-kertas basah Sakura ke teman-temannya. Kertas-kertas itu dioper ke yang lain hingga semuanya rusak. Gadis di sebelah Sakura mendorongnya hingga jatuh ke tanah yang basah.

"Maaf, ya. Karena kami, remidialmu gagal. Kami hanya ingin mengecek apakah jawabanmu benar. Sampai jumpa, bodoh." Mereka pergi dengan tawa puas. Sementara Sakura masih duduk lemas di tanah. Semua yang melihat Sakura menertawakannya. Di antara semuanya, satu orang yang tidak tertawa. Uchiha Sasuke.

🌸

Sakura mengganti seragamnya dengan seragam cadangan di lokernya. Dia kembali ke perpustakaan. Tenang. Sakura menghela napas lelahnya. Satu per satu buku ia baca dan dirangkum dengan benar sambil mengingat-ingat apa yang pernah ia tulis.

Sudah beberapa menit Sakura melakukannya dengan lancar. Tapi tiba-tiba saja seorang pemuda berseragam sama mondar-mandir di depannya. Suara sepatunya berisik sekali. Dan lagi, di berdehem setiap kali lewat. Sakura yang sedang badmood segera naik pitam.

"Hei, kau! Bisakah kau berhenti menggangguku!?" Pemuda itu berhenti dengan wajah tanpa dosa. Sakura terkejut mengetahui siapa orang yang mengganggunya.

"Oh, maaf kalau aku mengganggumu. Tapi asal kau tahu saja, bukan itu maksudku." Jawabnya dengan santai. Dia, Uchiha Sasuke.

"Kalau begitu bisakah kau tidak mondar-mandir di depanku? Aku sedang mengerjakan tugas untuk besok." Jelas Sakura dengan sedikit marah.

"Tugas? Maksudmu remidial?"

JLEBB....

Kata-kata Sasuke menusuk tepat ke jantung. Orang ini benar-benar menyebalkan, pikir Sakura.

"Kalau kau mau, aku bisa membantumu." Lanju Sasuke. Sakura benar-benar marah dan langsung berdiri.

"Aku tahu aku bodoh. Jadi berhentilah mengejekku!!" Sakura berteriak cukup keras. Matanya berair menahan amarah.

"Ssst!! Jangan berisik!" Ucap petugas perpus. Sakura langsung membenahi barang-barangnya dan berlari pergi dari sana.

Sakura masih belum menyelesaikan program remidialnya sampai bel pulang berbunyi. Dia masih sibuk dengan lembaran-lembaran folio miliknya.

"Sa...ku...ra....!!" Panggil Ino dari kejauhan. Sakura tak langsung menanggapi, masih duduk masih di bangkunya.

"Sakura, apa yang kau lakukan?" Tanya Ino yang langsung duduk di samping Sakura.

"Aku sedang mengerjakan tuga..." Sesuatu melintas di pikiran Sakura. ".. program remidialku."

"Ooh. Sepertinya merepotkan. Mau kubantu?" Sakura salah paham dengan yang dikatakan Ino. Dia langsung marah seperti saat kejadian di perpustakaan.

"Apa maksudmu?! Mengejekku, hah!? Sudahlah, lupakan! Aku muak dengan semua yang ada di sini!" Sakura pergi keluar kelas sambil membawa semua barangnya, kecuali tas dan isinya.

"Sakura." Ino hanya bisa melihat punggung Sakura yang kian menjauh.

Sakura berjalan menjauhi kelas. Ia ingat ada taman kecil di belakang gedung sekolah. Sebenarnya lebih mirip pekarangan dari pada taman. Dan biasanya tempat itu sepi. Sakura menuju ke sana dengan menggerutu sepanjang jalan.

Sakura duduk bersandar pada dinding sekolah. Pangkuannya sebagai meja untuk menulis. Ia masih bersungut-sungut dan terus menggerutu  Lama kelamaan, gerutuannya berubah menjadi air mata. Sesegera mungkin Sakura mengelap air matanya.

"Kenapa? Kenapa? Kenapa ini semua terjadi padaku? Kenapa harus aku?" Ucap Sakura sambil menangis. Diam-diam Sasuke mengintip Sakura dari jauh.

"Aku tahu aku ini bodoh. Tapi ini terlalu tidak adil. Apa salahku? Semua orang menghinaku. Bahkan Ino yang kukira baik juga. Juga, dia. Menyebalkan!"

Sakura menangis sampai hari gelap. Saat dia yakin tak satu pun orang masih di sekolah, Sakura memutuskan keluar dari persembunyiannya. Dia merasa bodoh karena meninggalkan tasnya di kelas. Sekarang dia jadi kerepotan mengambil tas sebelum pulang.

Gelap. Hanya ada beberapa lampu redup yang menerangi lorong-lorong sepi dan menakutkan. Mungkin karena Sakura terlalu lelah, dia jadi tak peduli dengan cerita-cerita horor tentang sekolah. Meski sebenarnya dia ini penakut.

Kelasnya gelap. Sakura meraih stopkontak dan menyalakan lampu kelas. Dan tiba-tiba....

"Aaaarkh.....!!!!!!"

Sakura berteriak melihat sosok berbaju gelap berdiri di belakang mejanya. Dia memojok ke tembok dengan napas terengah-engah. Setelah dilihat baik-baik, rupanya si rambut pantat ayam. Sasuke.

"Apa yang kau lakukan!!?" Tanya Sakura dengan keras menutupi malunya.

"Pfft.... tidak ada." Sasuke berpaling menahan tawa.

"Apa maksudmu!? Kau sengaja, ya?" Wajah Sakura semakin memerah.

"Iya."

"Apa!!?"

"Iya. I-ya. Kau tidak dengar?"

"Bukan itu maksudku!!"

"Lalu?"

"Eeergh... kau ini menyebalkan!!"

"Memang. Kenapa kau baru tahu?"

"Uchiha Sasuke!!"

"Hadir."

"Kenapa kau ada di sini!? Bel pulang sudah berdering 5 jam yang lalu. Kenapa kau masih di sekolah? Di kelasku? Di belakang mejaku? Dalam keadaan gelap, hah!?" Sakura sangat marah dan malu dengan kejadian itu. Sasuke diam sejenak.

"Maaf, bisa kau ulangi?"

"Aaaaaaaaaaaa...!!!!" Sakura menjerit kesal. Sasuke merasa senang dan tertawa puas dalam hati. Ada rasa gemas di sana.

"Ekhem... sepertinya aku tidak perlu menjawab pertanyaanmu satu per satu. Jadi kumulai saja dari kisah legendaris turun temurun sekolah ini." Napas Sakura masih terengah-engah karena kesal. Namun dia mendengarkan Sasuke dengan tenang.

"Seperti yang kau tahu, anak-anak nakal akan pulang lebih lama dari yang lain. Mereka akan menjarah barang-barang tertinggal di setiap kelas. Isi tas yang ketinggalan, barang-barang bernilai yang tertinggal di loker meja, atau barang-barang jatuh di daerah sekolah. Jadi, saat mereka melihatku berdiri di sini, di dekat tasmu, mereka bahkan tak berani masuk. Singkat cerita, aku di sini untuk...."

"Lalu apa?!" Potong Sakura. "Kau mau aku membayarmu atas kebaikanmu menjaga tasku dari para penjarah itu?"

"Tepat."

"Apa?"

"Yah, tapi aku tidak akan meminta bayaranku sekarang. Tapi aku akan meminta bayaranku suatu hari nanti. Kau berutang padaku." Sakura merasa dipermainkan oleh Sasuke.

"Kenapa kau melakukannya? Aku tak memintamu untuk menjaga tasku."

"Memang, aku melakukannya karena keinginanku sendiri."

"Kenapa tasku? Kenapa aku?" Terdengar nada rintihan di sana. Rasanya Sakura pernah mengatakan kalimat yang sama di timing yang berbeda. Masih sedikit terasa sakit.

"Karena... ada sesuatu yang kuinginkan darimu."

Sakura mendongak. Dia bingung. Pertanyaan-pertanyaan muncul di kepalanya.

Apa yang Sasuke inginkan darinya?

Memangnya ada hal pada diri Sakura yang membuat Sasuke tertarik?

Menginginkan sesuatu dari seorang Sakura?

Orang seperti dia?

Apa?

🌸🌸🌸

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top