PROLOG

"Huft, melelahkan."

Menyeret paksa kaki yang sudah seperti jelly, lelaki itu melangkah menyusuri koridor sekolah yang sudah mulai sepi. Mungkin hanya ada beberapa siswa yang masih setia berada di sekolah untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler.

"Kapan sih gue bisa pulang siang. Kalo kayak gini terus bisa-bisa tua sebelum waktunya."

Di setiap pijakan kakinya, remaja lima belas tahun itu terus mengeluarkan gerutuan.

"Aaahh, gue kangen tidur siang."

"Masih kelas satu aja udah sok sibuk gini, gimana nanti kelas 2? Kelas 3?"

Menjadi orang bodoh itu menyulitkan, tetapi menjadi orang yang memiliki kapasitas otak berlebih juga menyebalkan. - Reandra Avelaska E.

"Seharusnya hari ini hari tenang, bukan malah tambahan sampai sore."

Kakinya terus melangkah dan mulutnya pun ikut serta meramaikan setiap derap langkah kakinya. Sampai ketika lelaki itu berjalan melewati ruang guru, tanpa sengaja netranya menangkap seseorang. Seperti ada magnet yang menahan kakinya, lelaki itu diam berdiri di depan ruang guru. Tatapannya terpaku pada seseorang yang sepertinya anak baru di sekolahnya.

'Rasanya tidak asing.'

Lelaki itu masih terdiam di tempatnya. Bahkan ketika tanpa sadar seseorang lain di ruang guru itu turut membalas tatapannya. Dia masih bertahan dalam posisinya, tidak menghiraukan kerutan dari orang yang sedang diperhatikannya.

"Andra, sedang apa di sini?" sampai teguran seorang guru mengagetkan lelaki itu.

"Eh, engga Miss. Cuma lewat aja."

"Ya sudah, sudah sore lebih baik kamu pulang kalau tidak ada keperluan lagi di sekolah."

"Iya, Bu. Ini juga mau pulang kok. Kalau begitu, saya permisi Miss."

Miss Nina mengangguk, kemudian kembali melanjutkan kakinya memasuki ruang guru.

"Oh, Rean, kamu masih di sini. Masih ada yang perlu diurus?


R.E.A.N.D.R.A & R.A.E.N.D.R.A
Story by Jeje Cho
November 2023


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top