Bab 3: Gadis Gila
BRAK!
Pintu terbuka kasar, suara teriakan terdengar nyaring, "Mia Bevel! Dasar gadis jahat! Perbuatanmu itu sangat keterlaluan, kau tahu!"
Alih - alih putra mahkota, tahu - tahu seorang wanita muda masuk begitu saja. Menyerobot tanpa mempedulikan apa itu sopan santun, dan berteriak kasar ke arah Mia. Dia bahkan menunjuk dengan kasar sambil mengoceh.
"Kau pikir kau bisa selamat dari semua ini, hah?!" Wanita itu melotot tajam, "lihat saja, riwayatmu akan tamat sebentar lagi!"
"Hah?"
Saat Mia masih bingung dengan keadaannya, tiba-tiba seorang gadis memasuki kamarnya tanpa permisi.
"Tunggu, siapa kau?" Mia mencoba mencerna hal yang bertubi - tubi menyerangnya. "Bukankah yang akan masuk itu putra mahkota? Kenapa kau...."
"Hah! Jangan banyak bicara! Kau kira Yang Mulia akan membantumu? Cih!" Gadis itu terlihat seperti bangsawan yang bermartabat dan memperkenalkan dirinya sebagai Lady Ivanka Yuran. "Jangan pura - pura bodoh! Aku Ivankan Yuran, jangan berpura - pura tidak mengenaliku, Mia Bevel yang jahat!"
Mia terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa.
"Sebagai sahabat Tricia, aku tidak bisa menerima perilaku jahatmu itu! Dasar ular! Sampai kapanpun kau tidak akan pernah bisa mnedapatkan Yang Mulia Damian Forence! Sadar dirilah, Yang Mulia Putra Mahkota adalah kekasih Tricia, dan kau tidak akan pernah mendapatkannya!"
"Lady Ivanka, pelankan suara Anda, Lady Mia sedang sakit, dan dia bahkan tidak ingat apa - apa!"
Zoey dengan cepat berteriak memanggilnya dan mengatakan agar tidak mengganggu Mia. Namun, Ivanka membalas dengan nada sombong bahwa seharusnya Mia yang tidak mengganggu tunangan Tricia Moore, yang ternyata adalah kekasih dari Pangeran Damian Forence.
"Yang Mulia Damian membencimu! Kau tidak akan pernah bisa mendapatkan hatinya! Selamanya dia hanya akan mencintai Tricia!"
Mia semakin bingung. Siapa Tricia dan Damian? Apa yang sebenarnya terjadi di dunia ini?
"Seharusnya kau tidak mengganggu Tricia lagi, Mia Bevel. Yang Mulia Damian akan sangat marah jika mengetahui ini," ujar Ivanka dengan nada tegas."Kau kira bisa selamat setelah membuat Tricia jatuh ke danau dan hampir tenggelam?!"
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Mia menatap Zoey dan bertanya dengan hati-hati, "Siapa mereka?"
Zoey menatap Mia dengan prihatin. "Tricia Moore adalah kekasih Yang Mulia Putra Mahkota, Damian Forence. Mereka adalah pasangan yang cukup terkenal dan di kerajaan ini."
"Apa hubungan kedua orang itu dengan Mia Bevel?" Mia memanggil dirinya sendiri dengan aneh. Tentu saja, jelas karena Mia Bevel bukan dirinya yang asli. Bahkan kerajaan Forence yang di sebut - sebut ini sama sekali tidak pernah Mia ketahui di kehidupan sebelumnya.
"Kau memanggil dirimu dengan cara seperti itu, Lady Bevel? Apa kepalamu terbentur dengan sangat keras saat jatuh ke danau tadi?"
Mia terperangah saat mendapati suara bariton terdengar nyaring, dan begitu ia menoleh sudah ada sosok pria bertubuh tinggi tegap, dengan rambut perak dan mata amber yang menawan. Pria itu memicing menatap Mia dengan tidak suka.
'Apa ini? Bukankah aku hanya kecelakaan? Apa aku juga jadi gila?' Mia berbicara pada dirinya sendiri di dalam hati, ia sungguh tidak bisa memahami apapun lagi. 'Kenapa semuanya jadi rumit begini?'
"Aku memang tidak tahu apa yang terjadi, lagi pula siapa kau? Apa kau putra mahkotanya?" Mia bersedekap, dia tampak kesal dan tidak terima di hakimi seperti itu.
"La- Lady...." Zoey mencicit pelan, dia takut saat melihat sikap Mia terhadap Damian.
"Diam, Zoey." Mia melotot, kemudian beralih menatap sosok putra mahkota yang acuh tak acuh. "Hei, memangnya kau boleh bersikap begitu hanya karena kau putra mahkota? Lalu apa bedanya kau dengan aku?"
Damian berbalik, dia hendak marah, tapi Ivanka sudah berteriak lebih dulu.
"Dasar tidak sopan! Mia Bevel, apa kau tidak tahu siapa yang sedang kau hadapi ini, hah?!" Ivanka memkik dengan suara keras, "sudah tidak tahu malu, sekarang bersikap tidak sopan!"
"Memangnya sikapmu itu sopan, Lady... ehm," Mia terhenti, dia lupa nama Ivanka. "Maaf, siapa namamu tadi?"
"Lady Ivanka." Zoey mencicit.
"Ah, ya, Ivanka. Memangnya kau sudah bersikap sopan padaku? Apa aku harus bersikap sopan pada orang yang jelas - jelas menghinaku sambil berteriak seperti orang kesetanan? Aku sungguh tidak tahu apa - apa."
"Jangan bercanda! Kau tidak tahu apa yang terjadi?" Ivanka mendengus kesal. "Kau sudah mendorong perahu milik Tricia dan Putri Olivia sehingga mereka hampir tenggelam di danau istana!"
"Loh, bukankah aku juga ikut tenggelam? Aku juga korban, kan?" Mia mengacak rambutnya frustrasi, kemudian memukul kepalanya sendiri. "Hei, Mia Bevel! Cepat katakan padanya, sebenarnya apa yang sudah kau lakukan?! Jangan buat aku dalam masalah!"
Mia merasa semakin kewalahan. Dia tidak bisa mengingat siapa pun dari masa lalunya, apalagi tentang pasangan bangsawan ini. Wanita muda itu hanya bisa meringis sambil berharap ada sisa - sisa ingatan Mia Bevel yang asli tertaut di kepalanya.
"Lady, kau serius akan berakting begini?" Damian menarik napas dengan tidak sabar.
"Akh! Pokoknya aku tidak tahu apa-apa tentang semua ini. Aku tidak pernah mengganggu siapapun," kata Mia dengan suara tertahan. "Sudahlah, kalau kalian tidak puas, bunuh saja aku sekalian!"
"Jangan berpura - pura bodoh. Siapa di dunia ini orang yang begitu tidak tahu malu sepertimu, Mia Bevel? Kau kira ayahmu akan terus berada di sisimu? Mimpi! Kau akan segera mendapatkan ganjarannya, Baginda Raja pasti menghukum dirimu kali ini, sebab kau sudah membuat Putri Olivia sakit!" Ivanka hanya tertawa sinis dan mengabaikan Mia. Dia meninggalkan kamar tanpa sepatah kata pun lagi.
"Siapa lagi Putri Olivia?" Mia benar - benar tercengang dengan tampang bodohnya karena sama sekali tidak tahu apa - apa.
Damian hanya menghela napas, dia kemudian menatap Zoey yang berdiri dengan gemetar di samping ranjang Mia.
"Apa majikanmu begini sejak tadi?"
"Y- ya, yang Mulia... se- sepertinya.... sepertinya Lady Mia mengalami gangguan di kepalanya, dia tidak ingat siapa dirinya sendiri dan bahkan bertanya - tanya tentang keluarganya sendiri." Zoey mencoba menjawab dengan tepat.
Damian tidak mau percaya, tapi sikap Mia menunjukkan bahwa ada yang salah dengan gadis itu. Biasanya Mia Bevel akan langsung menempel padanya, bertingkah menyebalkan dan tidak tahu malu. Tapi kali ini ada yang aneh.
Dia memang tidak menempel padaku seperti biasanya.
Tidak ada jeritan manja menjijikkan.
Tidak ada rayuan gombal yang memuakkan.
Tidak ada sentuhan - sentuhan seduktif yang menggelikan.
Akan sangat bagus kalau Mia Bevel benar - benar kehilangan ingatan karena jatuh ke danau, kan?
Damian menarik napas, kepalanya berpikir cepat dan menimbang keuntungan - keuntungan yang bisa dia dapatkan karena Mia Bevel hilang ingatan. Pria itu kemudian mengangguk singkat. Dia lantas mendekati ranjang Mia, dan menyentuh keningnya. Memeriksa suhu tubuh Mia sekaligus mengetes apakah wanita itu benar - benar tidak ingat, atau hanya berpura - pura.
Namun, Mia memundurkan tubuhnya dan menjauh dari jangkauan tangan Damian. Dengan waspada dia bertanya ketus, "a- apa yang mau kau lakukan?!"
Damian tersenyum miring, Mia Bevel yang seperti orang gila ini boleh juga. Menarik. Dia mengurungkan niat untuk menyentuh kening Mia, lalu berbalik menatap Zoey.
"Biarkan Lady Bevel istirahat di sini, aku akan memanggil dokter untuk memastikan tidak ada yang salah pada kepala atau ingatannya." Damian kemudian berbalik, tapi sebelum pergi dia berbisik pada Mia, "kalau kau mau jadi wanita gila, teruslah menjadi gila, Mia. Itu akan lebih baik bagiku."
Mia mengerutkan keningnya, dia hampir saja protes kalau Zoey tidak membekap mulutnya dan membiarkan pria itu keluar dari kamar tersebut dengan tenang.
"Lady!" Zoey berseru ketakutan, "kenapa Anda bersikap begitu pada Yang Mulia Putra Mahkota?!"
"Memangnya aku harus bersikap seperti apa pada laki - laki sok tampan itu?!" Mia bersedekap, terlintas di pikirannya kata - kata yang sebelumnya dibisikkan oleh Damian.
Hah! Apa katanya?
Kalau aku mau jadi wanita gila, terusla bersikap seperti orang gila?!
Akh! Rasanya aku ingin sekali menjahit mulutnya!
Memang apa bagusnya dia?!
Siapa lagi Tricia, dan Putri Olivia?
Mia menjambak rambutnya kasar, Hei, Mia Bevel yang asli! Sebenarnya apa yang sudah kau lakukan selama ini dalam hidupmu, hah?!
"Nona, jangan lakukan itu!" Zoey kembali berseru panik. "Saya akan memanggil dokter, tahan sebentar rasa sakitnya!"
Mia mencibir bersama kepergian Zoey. Dia lantas berbaring di atas ranjang sambil menatap langit - langit. Terlintas lagi bayangan saat Brian dan Grace bercinta di apartemennya. Kemudian lintasan peristiwa saat kecelakaan itu terjadi.
Apa aku ke sini setelah kecelakaan?
Bagaimana kabar ayah?
Bagaimana uang seratus ribu dolar yang kupinjam?
Ah... padahal aku belum membalas dendam pada Brian dan Grace!
Tuhan, apa tidak bisa aku menarik kembali kata - kataku?
Aku tidak mau hidup di dunia aneh ini!
Tolong kembalikan saja aku ke dunia asalku!
Hening.
Sungguh tidak terjadi apa - apa, bahkan setelah Mia memohon dan bersungguh - sungguh berdoa dalam hati.
Akh! Aku tetap di dunia antah berantah sialan ini!
Tuhan, awas kau ya!
Aku mengutukmu!
Kembalikan aku ke dunia asalku sekarang!
JEDER...!!!
Petir tiba - tiba saja menyambar dngan keras, Mia berjengit. Dia melotot sambil meringkuk di tempat tidur.
Oh, tidak Tuhan.
Aku menarik kata - kataku, tolong biarkan aku hidup dengan tenang di sini!
Mia merasa terombang-ambing dalam dunia yang asing dan tidak mengerti dengan semua yang terjadi di sekelilingnya. Namun, ia bertekad untuk mencari tahu siapa Mia Bevel yang asli sebenarnya. Setidaknya kalau mau hidup di sini, Mia harus tahu bagaimana cara bersikap dan berperilaku seperti Mia Bevel yang asli, kan?
>>><<<
A/N: Baca lebih cepat bisa ke KaryaKarsa atau Bestory ya guys... Gratis 10 Bab pertama, dan untuk bab selanjutnya hanya 2000 rupiah!
Akun KaryaKarsa: bluebellsberry
Judul Cerita: Really, I'm Not Antagonist!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top