Ten
"Kamu mau apa Andre?" ucap orang itu mendekat ke arah kami.
Andre langsung melepas tangannya dari kerah bajuku.
"Eh ada Rayhan. Kenapa ada di sini? Bukannya tadi kamu nggak masuk sekolah ya?" ucap Andre ramah.
Sebenarnya aku sudah tau kalo ada Rayhan yang sedang berjalan ke sini, makannya aku tidak melawan Andre dan membiarkannya terjerumus dalam kesalahannya sendiri.
"Kayanya lo mau mengalihkan pembicaraan ya?" ucap Rayhan tersenyum sinis.
"Nggak kok," ucap Andre.
"Andre Andre, gue tau kok gerak gerik orang berbicara, jadi lo nggak akan bisa bohongin gue."
"Nggak kok."
"Ayo ikut gue! lo harus dapat hukuman," ucap Rayhan sambil berjalan pergi, diikuti Andre di belakangnya.
"Awas lo!" ucapnya pelan, lalu pergi.
"Noval," panggil Rahman.
"Kenapa?"
"Harusnya gue yang nanya lo, kenapa lama? Yang lain sudah nungguin airnya dari tadi tau."
"Eh maaf, tadi ada urusan."
"Ya sudah ayo keburu siang!" ucapnya membantu mengangkat ember berisi air.
***
Kami membersihkan kelas VIIIA dengang tenang, karena guru yang mengajar baik banget, malah nyuruh anak kelas VIIIA bantuin bersihin kelas jadi lebih cepat selesai. Ditambah Rayhan membantu kami. Dia datang membantu, karena dihukum juga.
"Terimakaih bu atas bantuannya," ucap kami.
"Ya sama-sama," ucap ibu Novi.
Dan beruntungnya lagi, kelas VIIIB mereka sedang membersihkan kelas mereka sendiri. Wah sebuah keberuntungan yang hakiki. Jadi kami langsung berjalan ke kelas VIIA. Tapi di perjalanan kami bertemu pak Alimun.
"Sudah selesai bersihkannya?" ucap pak Alimun.
"Sudah pak tinggal kelas VII aja," ucap Rahman.
"Ooo... yasudah kalian kembali ke kelas saja!"
"Yang bener pak?" ucap kami semua.
"Ya sana! Keburu bapak berubah pikiran nih."
"Makasih pak," ucap kami lalu berjalan ke kelas kami.
***
Sesampainya di kelas, kelas sangatlah ribut karena sekarang sedang jamkos. Aku berjalan ke kursiku lalu duduk, diikuti Lana dari belakang.
"Besok senin kita ulangan loh," ucap Putri. Saat melihat aku dan Lana.
"Apa... senin? kapan diberitahu?" ucap Lana.
"Tadi pasupacara."
"Ooo..."
"Belajar bareng yuk," ucap Lana antusias.
"Boleh," ucap Putri.
"Val lo ikut nggak?" tanya Putri.
"Iya tapi jangan di rum..."
"Di rumah lo ya Val," ucap Lana memotong ucapanku.
"Kenapa harus dirumahku-_?"
"Ya.. kan rumah kamu letaknya di pertengahan antara rumah aku dan Putri."
"Kamu tau rumah Putri aja nggak."
"Tau kok."
"Kamu jadi stalker ya?"
"Nggak kok, aku kebetulan aja tau."
"Tap.."
"Deal di rumah Noval," ucap Putri. Memotong ucapanku.
"Ok." ucap Lana.
"Hem... "
***
"Val Noval, kamu kok nggak pernah nungguin aku sih? pas pulang sekolah?" ucap Lana sambil berlari menghampiriku.
"Emang harus?" ucapku sambil terus berjalan.
"Tungguin kek!" ucap Lana. "Aduh!" Lana merintih kesakitan, ternyata ada yang melempar kepala Lana dengan Kerikil.
"Woy apa-apan sih anak nakal suka mencuri timun eh salah. Nakal banget sih kamu," ucap Lana marah-marah nggak jelas.
"Hahahaha... kakak jelek marah-marah weee.." ucap anak kecil itu lalu berlari.
"Sudah lah Lan, anak kecil juga," ucapku.
"Sakit tau!"
"Iya aku tau sakit, tapi lebih sakitan aku."
"Kamu sakit kenapa?"
"Kaki aku kamu injek."
"Eh maaf.. nggak lihat gara-gara kebawa emosi."
Aku dan Lana pulang bareng.
~~~~
"Lan kamu ngapain?" ucapku. Saat aku dan Lana sudah sampai di rumahku. Tapi Lana tidak berjalan pergi.
"Kamu nggak bilang hati-hati di jalan gitu ke aku?"
"Lana rumah kamu itu cuma berjarak sejauh lima rumah sama rumah aku. Ngapain aku harus bilang kaya gitu?"
"Biar afdal."
"Serah kamu aja."
Aku membuka pintu lalu menutupnya lagi. Masa bodo dengan Lana.
***
"Noval!" ucap Lana sambil membuka pintu kamarku.
"Kamu kok bisa masuk ke rumahku?"
"Ya iya lah, kan rumah kamu ada pintunya."
"Bukan itu maksudku-_."
"Hahaha... kan ada ibu kamu Val, kamu serasa hidup sendiri ya."
"Oh iya."
"Kak Noval," ucap Ayu.
"Loh kamu kok ke sini? ini kan bukan hari minggu?"
"Emang gue kesini harus hari minggu gitu?"
"Nggak sih."
"Iya nih Noval," ucap Lana.
"Tapi kalian jangan berisik! kakakku lagi sakit loh!"
"Ya..." ucap mereka berdua.
"Lagian aku ke sini mau jenguk kak Rama kok," ucap Ayu lalu pergi dari kamarku.
"Dia sering ke sini?"
"Siapa? Ayu."
"Iya Ayu."
"Nggak juga."
"Mana buku mu?"
"Aduh... lupa," ucapnya sambil menepuk kepalanya.
"Kamu niat belajar nggak sih?"
"Niat lah."
"Itu pasti Putri," ucap Lana saat mendengar bunyi bel rumah.
Aku lalu beranjak dari tempat tidurku. Lalu berjalan keluar kamarku.
"Kenapa Lan mukamu kaya gitu?" ucapku saat melihat raut wajah Lana, yang terlihat kecewa.
"Bukan Putri," ucapnya.
Aku melihat keluar ternyata di luar ada Eva dan Amel.
"Kalian mau apa?" ucapku.
"Mau belajar lah," ucap Amel.
"Aku nggak ngajakin kamu kok," ucap Lana.
"Gue diajak Putri kok," ucap Eva.
"Putrinya mana?" tanya Lana.
"Gue di sini," ucap Putri berjalan ke arah kami. Diikuti Mia, Fijri dan Sinta di belakangnya.
"Dari mana lo Put?" ucap Eva.
"Nyari orang."
"Btw lo ikut juga Miayam," ucap Amel.
"Woy! siapa yang lo sebut MIAYAM hah?!" ucap Mia.
"Itu kan nama lo hahahahaha.." ucap Amel.
"Nama gue MIA bukan MIAYAM tau," ucap Mia.
"Sudahlah malah bikin keributan di rumah orang!" ucap Fijri.
"Diam lo!" ucap Mia dan Amel.
"Dasar!" ucap Fijri.
Mereka bertiga malah teriak-teriak.
"Jangan berisik dong! Kakakku lagi sakit tau," ucapku.
"Diam lo udik!" ucap mereka.
"Woy buhanmu diam!" ucap putri.
"Kenapa?" ucap mereka.
"Em.. ya diam to! kita jadi nggak belajarnya?" ucap Putri.
"Jadi," ucap Mia.
"Ta..."
"Sudahlah Mel! ayo masuk," ucap Eva. Memotong omongan Amel.
Mereka semua masuk ke dalam.
***
Saat kami sedang belajar.
"Siapa?" seseorang berucap dari balik pintu depan.
"Apa tuh?" ucap Lana. Sambil mengangkat sebelah alisnya.
***
"Kamu yang tidak bisa menerima diri kamu sendiri, pada akhirnya akan selalu gagal."
Sorry typo...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top