Six

"Perkenalkan, nama saya Rindi Yusnita Putri. Panggil aja Putri, salam kenal." ucap cewek itu sambil tersenyum.

"Silahkan duduk di kursi yang kosong!" ucap ibu Melda.

Dia berjalan, lalu duduk di kursi samping Iwan, karena Adi pemilik tempat itu pindah, ke tempat duduk bekas Lana, di samping ketua kelas.

"Hai Putri, gue Iwan," ucap Iwan. Tapi tidak dihiraukan oleh Putri. Dia malah menghadap ke belakang.

"Hai Noval," ucap Putri menyapaku.

"Kapan kamu ganti baju?" tanya Lana.

"Emang penting?" ucap Putri.

"Nggak sih." ucap Lana sambil mengaruk-ngaruk kepalanya.

"Ko kamu tau namaku?" ucapku heran.

"Tau lah. Kitakan pernah satu kelas."

"Nggak pernah tuh." ucapku.

"Apa iya? Val? Kamu pernah satu kelas sama Putri? Terus bla bal bal, Lana malah memberi pertanyaan yang panjang, yang membuat aku malas meladeninya. Sedangkan Putri dia malah senyum-senyum sendiri.

"Put mending kamu hadap ke depan deh! kalo nggak, kamu bakal kena marah," ucapku datar.

"Ciee perhatian," ucap Lana dan Putri bersamaan.

Mereka saling memandang, lalu tartawa.

"Kenapa yang di belakang tertawa? apa ada yang lucu?" ucap ibu Melda.

"Nggak bu," ucap Lana dan Putri.

"Kalo gitu diam!!"

Mereka berdua langsung diam. Dua jam berlalu pelajaran pun selesai.

"Pelajaran kita akhiri sampai di sini. Tapi sebelum itu, ibu mau membagikan kertas ulangan Mtk minggu lalu. Noval kamu dapat nilai paling tinggi." ucap ibu Melada, yang sukses membuat semua mata memandangku, dengan tatapan yang tak bisa kuartikan.

Aku berdiri dari tempat duduku, lalu mengambil kertas ualanganku. Disusul dengan teman-teman yang lain. Setelah semuanya sudah dibagi, ibu Melda lalu keluar dari kelasku.

"Wah.. Val, kamu keren bisa dapat nilai paling tinggi, ternyata kamu banyak berubah ya." ucap Putri.

"Selamat ya Val, kamu bisa mengalahkan aku yang pintar ini." ucap Lana.

"Siapa nilai yang paling tinggi ke tiga?" tanya Putri.

"Ketua kelas." ucap Lana.

"Siapa namanya?" tanya Putri.

"Lili," ucap Lana.

"Noval kamu mau kemana?" tanya Putri, saat aku berdiri dari tempat dudukku.

"Kami mau ke perputakaan, setiap jam istirahat aku dan Noval selalu ke perpustakaan. mau ikut?" ucap Lana.

Dia melihatku sekilas lalu menganggukkan kepalanya. Disepanjang perjalanan ke perpustakaan. Lana dan Putri ngmong terus, tapi yang paling mendominan ya, Lana. Entah kenapa? itu mayat hidup hari ini ngomong terus.

"Putri, kamu lagi ngomong sama aku. Kok ngeliatin Noval terus sih?"

"Eh.. enggak ko."

"Kenapa?"

"Nggak papa. Oh ya, gue pernah satu kelas loh, sama Noval."

"Masa?"

"Iya."

"Apa iya Val?" ucap Lana.

"Nggak, aku baru ketemu sama dia tadi pagi, tepatnya di koridor sekolah ini."

"Sebelum itu?"

"Nggak."

"Nggak?" ucap Putri.

"Emang kenapa Put?"

"Ah kamu lupa ya Val. Aku Putri yang dulu pernah kamu suka, di kelas lima SD."

Aku mengerutkan dahiku.
"Suka?" ucapku.

"Iya suka."

"Nggak ada."

"Coba inget inget deh!"

"Ya ya aku inget, aku emang pernah dikira suka sama Putri. Waktu kelas lima SD. Tapi itu cuma salah paham doang."

"Salah paham apa?" tanya Lana.

"Iya apa??" ucap Putri.

"Aku cuma bilang Putri cantik. Eh aku malah dikira suka sama Putri padahal nggak."

"Oh.. gitu, lo nggak suka sama gue?"

"Nggak."

"Eh Val kamu jang..." ucapan Lana di potong Putri.

"Udah nggak papa Lan."

"Ta... "

"Sudah diam Lan! kita sudah sampai di perpustakaan!" ucapku memotong ucapan Lana.

"Nyebelin.." ucap Lana sambil menghentak-hentakan kakinya.

Kami bertiga, masuk ke dalam perpustakaan. Setelah masuk, aku mulai mencari buku. Saat aku sedang mencari-cari buku. Tiba-tiba ada yang memegang pundaku.

"Apa lagi sih Lan...." ucapan ku tehenti, saat aku melihat siapa yang memegang pundaku.

"Maaf aku kira Lana." ucapku menghadap ke rak buku lagi.

"Nggak, gue juga yang salah kok. Btw lo masih inget gue kan?"

"Iya kamu Mia, anak kals IXA."

"Sukur deh, kalo lo masih inget gue. Lagi apa?"

"Seperti yang kamu lihat."

"Em... cari buku apa?"

"Mtk."

"Oh..."

"Val," panggi Putri.

Aku menoleh sekilas lalu melanjukan mencari buku.

"Siapa dia Val," tanya Putri, sambil menunjuk Mia.

"Dia Mia," ucap Lana menyahut.

"Oh.."

"Lo murid baru itu ya? Kenalin gue Mia."

"Gue Putri." Mereka berdua berjabat tangan.

"Bener kata orang-orang, lo cantik." ucap Mia.

"Makasih." ucap Putri, Malu-malu.

"Val mau kemana?" tanya Lana.

"Ke kelas," ucapku.

"Tunggu aku. Put ayo ke kelas!" ucap Lana.

"Ya. Kapan-kapan kita ngobrol lagi ya, Mia." ucap Putri, sambil melambaikan tanganya.

Lalu Putri menyusul aku dan Lana.

***

"Val," ucap Putri.

"Hem..."

"Lo, kok cuek amat sih?"

"Terus?"

"Jangan gitu dong!"

"Kenapa?"

"Dia emang gitu orangnya. Sabar ya." ucap Lana.

"Kalian sudah temanan berapa lama?" tanya Putri.

"Seminggu yang lalu." ucap Lana.

"Seminggu yang lalu? Kok sudah akrab?"

"Itulah, kekuatan sahabat sejati." ucap Lana. Sambil tersenyum.

Kayanya si Lana baper deh. Padahal Putri bilang kalian, tapi dia menganggap Putri ngomong untuk dia. Hem.. kayanya gara-gara kelamaan jomblo deh kasihan aku sama Lana.

"Sok puitis lo. Tapi gue salut sama kalian berdua."

"Makasih." ucap Lana tersenyum, tambah lebar yang melihatkan dereta giginya yang kuning.

"Ternyata Noval sudah mau berteman, dulu sih enggak."

"Dulu?"

"Kan gue sudah pernah bilang, kalo kita pernah satu kelas. Walau cuma kelas lima SD doang sih."

"Oh iya, aku lupa. Btw gimana sih kata orang tentang Noval. Yang dia suka sama kamu?"

"Nggak usah dibahas!!!" ucapku perotes. Omonganku tidak dihiraukan, Putri malah menceritakannya. Menyebalkan.

"Gini katanya 'Noval suka banget, sama lo Put.' Kata temen gue gitu."

"Terus apa lagi? Masa gitu doang?"

"Iya gitu doang. Soalnya habis temen gue ngomong kaya gitu, besoknya gue pindah sekolah."

"Oh..." ucap Lana menganguk-angukan kepala. Tapi aku yakin dia nggak paham sama apa yang Putri bilang.

"Hai Putri." ucap seorang cewek. Dan di belakanya ada dua orang cewek lagi.

"Hai."

"Kenalin nama gue Sabrina panggil aja Bina. Dan yang di sebelah kiri gue namanya Sinta dan yang di sebelah kanan gue Vivin. Salam kenal ya." ucap Bina. ( Sabrina kelas IXA)

"Salam kenal ya," ucap Sinta dan Vivin bersamaan. ( Sinta dan Vivin kelas IXA)

"Salam kenal juga," ucap Putri.

Mereka berempat asik ngobrol sampai guru masuk. Sunguh menganggu. Tapi aku kasihan sama Lana, di jadi nggak ada teman ngobrol.

"Selamat siang."

"Siang buu..." ucap kami serentak.

"Udah dulu ya, nanti lagi kita ngobrolnya. Oh ya. Boleh minta no wa lo nggak?" ucap Vivin.

"Boleh, catat ya!"

"Tunggu! Heh udik minta kertas lo dong!"

Aku lalu memberikan buku dan pulpen ke dia. Lalu dia menyobek sedikit bukuku.

"Apa?"

"Em... 0822 ..... "

"Ok thanks." ucap Vivin setelah mencatat, no wa Puput. Lalu dia dan teman-temanya keluar dari kelasku. Karena mereka diusir ibu Novi.

"Val.."

"Hem..."

"Kok lo dipanggil udik diam aja?" tanya Puput.

"Emang kola aku dipanggil udik, aku harus apa?"

"Marah kek!"

"Kalo aku marah. Berarti aku itu meras udik, mending aku diam aku kan bukan udik."

"Oh... gitu ternyata selain pinter, pemikiran lo dewasa juga."

"Hem... "

"Kenapa yang di belakang ngombrol?" ucap ibu Novi.

"Nggak bu saya cuma nanya pelajara yang nggak ngerti doang kok." ucap Putri nyengir.

"Pelajaran yang nggak ngerti? Lebih baik tanya ibu. Kamu murid baru ya? Lain kali kalo nggak ngerti tanya aja langsung ke guru! kalo malu tanya temen tapi jangan tanya Noval!"

"Emang kenapa kalo tanya Noval? Noval kan pintar."

"Pintar dari mana?" ucap ibu Novi, sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Buktinya dia dapat nilai sempurna, ulangan mtk."

"Masa? Mana ibu mau lihat!" ucap ibu Novi sambil berdiri dari kursinya.

Terpakasa aku harus mengeluarakan kertas ulangan mtk ku dari tas.

"Ini bu," ucapku meberikan kertas ulanganku ke ibu Novi. Saat ibu Novi, sudah berada di depan mejaku. Ibu Novi diam melihat kertas ulanganku.

"Kamu nyontek lagi ya?!"

"Saya nggak pernah nyontek bu."

"Yang dia bilang bener bu." ucap Lana.

"Kenapa kamu membela di Lana?!!"

"Saya nggak membela dia bu. Kalo nggak percaya ibu tanya aja sama temen satu kelas, kalo Noval nggak nyontek!"

"Apa benar?" tanya ibu Novi mengeraskan suaranya.

Semua teman-teman yang ada di kelas diam.

"Benar bu," ucap ketua kelas.

"Oh..."

Setelah berucap seperti itu ibupun berjalan ke mejanya. Lalu duduk.

"Kita lanjutkan, pelajaran yang tertunda!"

Dua jam berlalu pelajaran selesai. Ibu Novi lalu keluar dari kelasku. Lalu bel pulang pun berbunyi. Semua teman-temanku keluar dari kelas.

***

"Jangan membenci mereka yg mengatakan hal buruk tuk menjatuhkanmu! karena mereka lah yg membuatmu kuat setiap hari"

Makasih sudah mau baca^^. Sori typo...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top