Where?

Seperti biasa, hari ini aku berangkat menggunakan sepedaku.

                           *****

Jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 08.00 kulihat arah kanan tepat di bangku sebelahku, seseorang yang biasanya duduk dan sekarang tidak ada yang menempatinya.

"Kemana dia?" gumamku.

Aku pun tersentak setelah ada seseorang yang memegang pundak kiriku.

"Loui," ucapnya.

"Eh, Ressa!" balasku dengan sedikit kaget.

Dia Ressa Cre anak yang duduk tepat di belakangku, tapi sekian lama aku dan dia berteman belum juga terlalu akrab.

"Kenapa kamu melihat bangku sebelahmu?" ucap Ressa.

"Tidak apa-apa kok," ucapku dengan menggelengkan kepala.

"Ayolah, jujur aja." Duduk di sebelahku yang merupakan tempat duduknya Mike.

"Tidak kok."

"Masih belum jujur juga ya?" ucapnya dengan menatapku.
"Ini," lanjutnya, dengan menyerahkan sebuah amplop yang bertuliskan to Louis.

"Apa ini?" tanyaku yang sedari tadi sedikit kebingungan.

"Itu dari Mike! Katanya titip buat kamu gitu."

"Emang apa isinya?"

"Ya nggak tau lah, itu surat kan buat kamu."

"Ini orang ditanya kok sinis banget ya, mungkin lagi PMS kali ya," gumamku dalam hati.

"Ya udah, aku mau keluar bentar!" Ucapnya sembari meninggalkan kelas.

Kubuka amplop yang bertuliskan namaku itu dan...

Hy.. Loui,
Maafkan aku ya, sebelumnya tidak bilang apa-apa ke kamu. Untuk beberapa hari ke depan aku tidak bisa menjagamu dengan jarak begitu dekat, tapi kuharap aku bisa menjagamu walau jaraknya cukup jauh.
Jadi begini, aku disuruh orangtuaku untuk menyusulnya ke luar kota dan mungkin sekitar dua sampai tiga hari.
Kuharap kamu mengerti. Oh iya, satu lagi tetap ceria ya, meski aku tidak berada di sampingmu. Aku sudah menyuruh seseorang untuk menemanimu disaat aku tidak didekatmu.

Mike Carol.

"Jadi kamu sudah membacanya?!" tanya Ressa, yang lagi-lagi mengagetkanku.

"Iya," balasku dengan singkat.

"Iya, mulai sekarang aku yang akan jadi temen curhat, tertawa, pokoknya semua," ucap Ressa yang dengan tersenyum.

"Tadi aja ditanya sinis banget, malah sekarang udah sok akrab lagi. Apa mungkin Mike yang menyuruhnya?!" gumamku dalam hati.

"Aku disuruh Mike untuk menemanimu, disaat dia tidak ada di sini maksudnya di dekat mu," ucapnya.

"Kami sudah berteman cukup lama, sejak kecil Mike sudah ku anggap seperti saudaraku sendiri, makanya Mike mempercayaiku untuk menjagamu," lanjutnya.

"Terima kasih ya," ucapku dengan melihat ke arahnya.

"Kamu beruntung banget, mendapatkan seseorang yang begitu memperdulikan tentang keadaanmu," balas Ressa kembali tersenyum kepadaku.

"Tidak! Aku dan Mike hanya berteman."

"Sudahlah Loui. Jangan membohongi dirimu sendiri, tapi ya terserah lah aku tidak akan memaksamu untuk jujur padaku."

Aku hanya terdiam tidak menjawab pertanyaannya.

"Mike udah cerita banyak tentangmu Loui."

"Cerita apa?" sahutku.

"Ya, banyak. Kamu pengen tau ya?"

"Ressa, ayolah cerita." Sembari memegang lengannya.

"Emang seberapa penting bagimu?" ucapnya dengan melirikku.

"Ya, penting."

"Kamu aja masih belum bisa jujur pada dirimu sendiri. Apalagi pada Mike," ucapnya dengan sedikit kesal.

"Iya, jujur aku masih bingung. Aku nggak tau harus gimana," jawabku, melepas genggamanku pada lengannya.

"Pertama kamu harus percaya pada dirimu sendiri, apa yang menurutmu benar. Lakukan!" ucapnya dengan melihatku.

"Iya aku akan mencobanya!"

"Ayolah Loui, jangan sedih gitu. Masih mau dengar ceritaku nggak?" Sembari tersenyum.

"Iyaa mau," jawabku kembali membalas senyumannya.

"Gini ya dulu aku sama Mike sangat dekat, sampai sekarang pun juga masih dekat. Sudah kuanggap seperti saudaraku sendiri. Mike sudah cerita banyak tentangmu, banyak sekali...." Melirikku.

"Cerita apa sih, makin penasaran aja," ucapku.

"Sebenarnya Mike sudah menantikanmu sejak dulu Loui."

"Apa maksudnya?"

"Kamu sudah tau kan tentang Mike?!"

"Tau tentang apa?"

"Ya tahu tentang Mike sebenarnya bukan seorang manusia," ucapnya dengan suara yang lirih.

"Iya, kamu juga tau ya?" tanyaku dengan sedikit kaget.

"Ya tahu lah Loui," balasnya, sedikit tertawa.

"Kok kamu malah ketawa? Emang ada yang lucu?" Sedikit bingung.

"Ya lucu aja."

"Tapi kamu kok bisa tahu, Mike yang bilang ya?!"

"Tidak!" ucapnya dengan singkat.
"Aku berteman sudah sejak kecil Loui, aku tau semua tentang Mike! Dan aku juga makhluk seperti Mike," lanjutnya dengan melirikku.

"Apa?" Terkejut.

"Tapi kamu jangan takut, aku sudah jinak kok." Sembari tersenyum.

"Iya kami merupakan vampir, tapi kami bukanlah vampir yang akan memangsa manusia apalagi membunuh manusia. Kami para vampir mempunyai...." Belum sempat Ressa melanjutkan. Aku langsung menyahutnya.

"Keputusan!"

"Iya, kamu kok bisa tau Loui?" Terkejut.

"Iya, Mike yang menceritakan."

"Oh jadi Mike yang memberi tahumu." Melirik.

"Iya Res. Apa maksud perkataanmu tadi?"

"Perkataan yang mana sih?"

"Tadi Mike sudah menantikanmu sejak dulu. Apa maksudnya?"

"Oh iya, sampai lupa aku. Maaf ya." Melihatku sembari tersenyum.

"Iya nggak apa-apa kok."

"Begini Loui, kami para vampir sebenarnya disaat usia 17 sampai 25 tahun harus mempunyai pasangan, untuk memulai hidup baru entah manusia atau vampir lain. Disaat usia sampai 25 tahun belum juga mendapat pasangan, kami para vampir akan kehilangan kekuatan yang merupakan kelebihan yang dimiliki para vampir. Dan sebaliknya disaat kami sudah mendapat pasangan, kami para vampir akan merasa memiliki keabadian lebih," jelas Ressa.

"Terus apa hubungannya denganku?"

"Belum tahu apa belum paham sih Loui." Menatapku dengan kesal.

"Aku perjelas ya, sekarang umur Mike sudah beranjak ke 20 tahun. Jadi disaat inilah dia ingin mencari seseorang untuk menemani sisa hidupnya, meski vampir bisa hidup bertahun-tahun lamanya. Seseorang yang akan menemani hidupnya, dia tepat di depan mataku," jelasnya.

"Apa? Tidak, tidak, tidak," ucapku dengan sedikit tidak percaya.

"Apa maksudmu tidak Loui? Ini sudah ditentukan, kamu adalah sosok yang akan mendampinginya."

"Bagaimana bisa?" balasku.

"Aku bisa melihat masa depan Loui, lebih tepatnya kelebihan vampirku."

"Apa kamu meramal Mike?"

"Tidak. Hem, maksudku bukan Mike. Tapi kamu Loui, aku tidak bisa meramal seorang vampir, aku hanya bisa meramal seorang manusia," katanya dengan menatap tajam mataku.

"Apa sih, enggak kamu pasti salah!"

"Tidak! Apa yang aku lihat pasti benar. Tapi terserah kalau kamu tidak percaya, seiring berjalannya waktu kamu pasti menyadarinya," ucapnya sembari tersenyum.

"Iya. Pasti itu salah!"

"Tapi, kuharap kamu tidak melukai hatinya."

"Ya tergantung," balasku dengan santai.

"Loui! Dia sudah kuanggap seperti saudara sendiri. Aku tidak bisa kalau harus melihat dia sampai sakit hati. Tolong jaga perasaannya Loui," katanya dengan memegang tanganku.

"Kupikir manusia saja yang bisa sakit hati, ternyata vampir juga ya," gumamku dalam hati.

"Iya, iya," ucapku sembari tersenyum.

"Beneran ya. Awas kalau sampai kamu melukai hatinya, aku tidak segan-segan menggigit lehermu!" Kembali melirikku dengan tajam.

"Haa!! apaa?!" teriakku dan langsung berdiri.

Tak kusadari teman-teman sekelas melihatku dengan heran, mungkin mereka pikir aku sedang lagi melihat hantu, aku pun seraya duduk kembali.

"Hehe, tidak.. tidak.. Loui. Aku hanya bercanda kok!" ucapnya dengan tertawa jail.

"Bikin kaget saja."

"Sesekali pengen nakut-nakutin kamu." Seraya tersenyum.
"Oh iya, udah dulu ya Loui aku mau pulang dulu. Ada urusan mendadak nih. Kita lanjut besok aja ya!" Bergegas mengambil tas dan seraya keluar dari kelas.

Aku hanya menganggukkan kepala.

"Jangan kapok-kapok ya bicara sama aku!" kata Ressa yang tepat di depan pintu kelas.

Aku hanya tersenyum padanya.

Ressa yang dulu aku kira orangnya jutek, tapi kalau sudah kenal dekat seru juga. Walau kadang perkataannya bisa membuatku takut.

________________

Author pov

Jam kuliah pun seraya selesai. Louis bergegas untuk pulang dengan sepeda kesayangannya. Belum sempat sampai di rumah, di tengah perjalanan yang mungkin jarak tempuhnya gak jauh sekitar 20 menit dari rumah.

Bertemu dengan Claria... ya apa kalian masih ingat Claria?  Vampir yang merupakan musuh terbesar keluarga Mike dan bangsa vampir lainnya....

Bagaimakah kisah selanjutnya tetap tunggu eps. Selanjutnya ya!

Bagi kalian yang suka ceritaku dan gak mau ketinggalan add ke library ya..
Jangan lupa yg sudah baca, untuk vomment dan votenya☺
Setidaknya tinggalkan jejak!
Terima kasih😍

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top