Bagian 04 : The Money

Kamar tempatku beristirahat sepulang misi, biasanya aku selalu merebahkan diri langsung di atas tempat tidur begitu sudah menyelesaikan zona untuk melepas penat dan mengisi kembali energi. Namun, kali ini bahkan di dalam kamar pun energiku harus teruras lagi karena emosi. Sosok Admin Administrasi berpakaian sama seperti Admin 23X17. Maksudku penampilan mereka memang sama, yang membedakan hanya warna helm dan jubahnya saja. Admin Administrasi menggunakan pakaian berwarna emas, pun dengan helm berkaca dengan warna yang sama pula. Kami mengobrol lewat panggilan dan hologram berwujud Admin Administrasi berada di kamarku saat ini.

"Semuanya diatur oleh Admin Atas." Lagi-lagi alasan itu. Setiap admin yang bertugas untuk mengurus organisasi selalu mengatakan alasan yang sama bahwa mereka diatur atau diperintahkan Admin Atas. Yang mereka maksud Admin Atas adalah para pengatur dunia ini, pemilik Real G.

"Harusnya keuangan adalah milik pribadi. Aku bahkan tidak punya uang untuk sekedar membeli sosis." Aku mengutarakan protes yang sama.

Admin Administrasi mulai menjelaskan bahwa keuangan milikku juga dipergunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan diriku. Mulai dari membayar untuk kenaikan persentase kepemilikan skill, menaikkan tingkat kepekaan, reflek, gerak cepat, dan kekuatan otot maksimal. Semua uangku terpakai untuk membeli kekuatan.

Di Real G, kekuatan fisik memang bisa dibeli karena bisa diatur oleh sistem. Proses pengiriman data tentang skill dan kekuatan itu ditransfer langsung melalui chip yang tertanam di tubuh para pejuang. Ada pula skill dan pengetahuan lainnya yang bisa di-install ke tubuh seperti pada saat di ruang persiapan bersama Admin 23X17.

"Saya akan menyampaikan pada Admin Atas atas keluhan Anda, Nona Ann." Admin Administrasi berucap.

"Menyampaikan bagaimana?" tanyaku sedikit tidak berminat lagi karena mau bagaimanapun keputusan Admin Atas sudah final. Uangku yang hilang itu tidak akan pernah kembali lagi.

"Keluhan bahwa tidak seharusnya keuangan pejuang dihabiskan untuk hal yang tidak mereka inginkan. Namun, meski begitu, Admin Atas tetap memiliki kendali penuh atas keuangan milik pejuang demi meningkatkan kemampuan pejuang itu sendiri." Admin Administrasi menjelaskan cukup panjang.

Bola mataku berputar malas, aku berjalan pelan ke atas tempat tidur dan menaruh bokongku cukup keras. "Harusnya seluruh uang pejuang diatur oleh kami sendiri."

Admin Administrasi menolehkan kepala padaku. Aku tidak bisa melihat ekspresi macam apa yang dibuat oleh wajah yang selalu tertutup oleh helm tebal itu. "Nanti uang Nona Ann akan habis dibeli sosis bakar daripada dibuat kebutuhan perjuangan."

"Haha! Kau bisa bercanda juga ternyata," komentarku dengan tawa yang sedikit dipaksakan.

"Setidaknya saran ini akan berguna. Admin Atas bisa menyisakan sejumlah uang untuk dikelola secara pribadi oleh pejuang. Saya akan memastikan Admin Atas menetapkan sistem tersebut." Admin Administrasi kembali menjelaskan.

"Terserah," responku tak berminat.

"Baiklah, jika sudah tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, saya undur diri. Server akan segera dimatikan jadi selamat beristirahat, Nona Ann." Admin Administrasi mengatakan itu sebelum benar-benar menghilang.

Kepalaku berdenyut sedikit terasa pening. Ada banyak tanda tanya yang masih belum terjawab dan semakin memikirkan hal itu membuatku jadi tidak bisa tidur. Server yang dimatikan setiap jam tidur para pejuang. Hal itu saja sudah membuatku bertanya-tanya, kenapa harus dimatikan? Kenapa kami tidak bisa mendapatkan segala akses saat waktunya jam tidur? Kenapa Admin Atas berkuasa atas dunia dan bahkan sampai keuangan? Ini membuatku kesal.

Lebih kesal lagi saat aku menangkap sosok seorang lelaki yang sekarang mengetuk-ngetuk jendela di balkon kamar. Aku lupa menutup tirainya sehingga bisa melihat dengan jelas kehadiran Reys dengan cengiran lebar di bibirnya. Aku lelah. Lelaki itu malah menggangguku dengan terus mengetuk jendela. Namun, di pikiranku, Reys pasti akan pergi begitu saja jika aku mengabaikannya.

Lantas, aku berpaling muka dan bersiap-siap tidur. Dengan menyelimuti tubuh dan memposisikan diri miring ke samping, aku memejamkan mata dan bersiap menuju alam mimpi. Rencananya begitu kalau saja lelaki sialan itu tidak menerobos masuk dengan memecahkan jendela kamar.

"Sialan! Mau apa menggangguku, huh?" Aku pun bangkit dari tiduran dan memandang Reys dengan kesal.

"Sudah aku katakan tadi pagi kalau aku akan menunjukkan sesuatu padamu, Ann." Aku bahkan sudah lupa kalau tadi Reys mengatakan hal demikian.

Sekali lagi, aku memutar bola mataku malas. "Aku lelah."

"Memangnya kau tidak penasaran apa yang terjadi setelah hujan meteor?" Reys bertanya.

Aku terdiam untuk beberapa saat, merenung. Di dalam otakku saat ini terdapat ingatan mengenai hujan meteor. Dulu, saat aku menjalani misi mulai dari zona paling rendah yaitu tingkat pemula Z sampai zona misi level A hingga naik ke misi level SSS. Di akhir zona penyelesaian level SSS, pejuang yang sudah menuntaskan dungeon dikumpulkan di gedung utama. Lagi-lagi kami harus mendengarkan pidato dari pimpinan mengenai misi yang sudah selesai. Namun, setelah itu turun hujan meteor dari langit yang membumihanguskan dunia. Akan tetapi, aku justru kembali terbangun di kamarku dan mendapat perintah menuju ruang persiapan untuk memulai misi level Z.

Kejadian itu tidak hanya terjadi satu kali. Akan tetapi berkali-kali. Memulai misi dari level Z hingga SSS dan berakhir mati setelah menyaksikan hujan meteor untuk yang kedua kali. Ah, tidak bukan kedua kali, tetapi sekian kali. Aku bahkan tidak ingat kehidupanku yang sekarang adalah putaran yang ke berapa.

Hal lainnya yang membuatku bertanya-tanya adalah ketika aku menjelaskan situasiku perihal hujan meteor kepada admin penanggung jawabku yaitu Admin 23X17, ingatanku perihal itu dihapus. Lantas, entah bagaimana caranya aku kembali mendapatkan ingatan tersebut akibat kecelakaan saat melawan monster. Aku tidak ingin kehilangan ingatan penting itu jadi aku tidak menceritakannya pada Admin 23X17 lagi. Aku menyimpan ingatan tersebut lamat-lamat seorang diri.

"Apakah regresor itu nyata?" Aku bertanya balik.

"Nah, sekarang kau sudah tertarik lagi, kan?" Reys dengan tidak tahu dirinya langsung duduk di sisi tempat tidurku.

Aku protes dengan melemparkan bantal ke arahnya. Namun, itu hanyalah bantal biasa yang dengan mudahnya Reys tepis. Aku membaca sebuah buku di perpustakaan yaitu novel tentang regresor. Manusia yang bisa hidup lagi setelah kematian dan mengulang kehidupan dari masa lalunya karena ada penyesalan yang membuatnya tidak bisa mati dengan tenang. Hal semustahil itu sangat tidak mungkin, kan? Apakah aku terlalu bodoh hingga berpikir pada hal fantasi di zaman yang sudah sangat modern ini?

"Mana mungkin hal mistis dan fantasi seperti itu terjadi. Kau terlalu banyak baca buku." Reys menanggapi.

"Lalu?" Aku bertanya lagi.

"Kau benar-benar, ya. Kadang aku merasa jengkel saat berbicara denganmu." Reys justru mengungkapkan hal yang di luar topik.

"Maksudmu?" tanyaku tidak mengerti. "Kalau jengkel seharusnya dari awal tidak usah berbicara denganku."

"Saat kau bersama dengan para admin, bicaramu jadi santai dan panjang lebar. Kenapa jika berbicara padaku selalu pendek-pendek seakan tidak minat?" Reys mempertanyakan dengan ekspresi menelisik.

"Memang tidak minat," jawabku.

"Haha! Padahal tadi kau sangat tertarik pada topik yang kuangkat," balas Reys dengan kekehannya. Anak ini memang pandai sekali bicara.

"Aku tidak minat bicara dengan laki-laki sepertimu," ketusku.

"Kau lesbian?" Pertanyaan Reys membuatku melotot ngeri. Bisa-bisanya dia menyimpulkan begitu.

"Bercandamu tidak lucu!" keluhku.

"Ayo pergi denganku, Ann." Reys mengajak.

"Ke mana?" tanyaku.

Di jam istirahat seperti ini, server sudah ditutup sehingga fitur-fitur yang disediakan oleh Real G tidak berfungsi. Jam tangan yang mampu menteleportasi juga sudah di-shut down sesuai jadwal.

"Aku punya kendaraan yang tidak punya koneksi ke Real G." Seakan mengerti dengan apa yang kupikirlan, Reys menanggapi demikian.

"Awas saja kalau tidak menarik," ancamku. Reys hanya tertawa renyah.

Malam ini, aku tidak jadi tidur dan justru pergi bersama lelaki ini. Memang tidak ada larangan untuk keluar malam sehingga turun dari lantai tempat kamarku tinggal menuju lantai satu tidak ada masalah. Bahkan kami bisa keluar dari ibu kota Real G setelah menunjukkan kartu identitas.

Otakku seketika mengingat kejadian sebelumnya. Kenapa pula Reys harus memanjat gedung dan mengendap melalui jendela? Aku menghela napas dan menggerutu dalam hati karena jendelaku dipecahkan oleh tingkah tidak jelas darinya.

.

.

A/N : AARRGGHH!!! Jempol mau ngebut ngetik~
Besar harapanku untuk bisa menamatkan cerita ini dalam waktu dekat. Semoga saja bisa.

Salam hangat,

🌹Resti Queen.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top