13
"b-b-ba-bagaimana jika aku salah...?" Saat ini Yaomi dan Yukino sedang berdansa. Yukino tersenyum tipis.
"Ikuti saja kakiku"
"U-un, baiklah"
Di lain sisi Ayumu dengan kyoya sedang berciuman dengan mesra. Tentu nya mereka tidak sedang berada di aula.
"Baiklah! Karena semua pasti sudah berdansa! 2 jam ini kalian terserah ingin kemana!" Kata grief, sang guru inggris.
"Yaomi aku butuh bicara denganmu"
".... tidak"
"Tch" Yukino langsung menarik Yaomi menjauhi Yuta. Di sisi lain, Yuto sedang mencarj Yu.
"Are~? Ada cogan~"
"Anjir gans banget"
"Sayang aku udah cinta Yaoki"
"Kalau aku sih yukino hoho~"
"Ha? Bukankah yukino sudah ada yang punya?"
"Ha? Siapa!? Berani-beraninya dia--"
"Yaomi, adik dari shiraishi Yaoki"
"Sou ka? Biarpun begitu aku membencinya! Mengganggu suasa saja"
.
.
.
.
.
"Yuki...! Mou, yukino!" Yukino menghiraukan Yaomi dan terus menariknya.
"Yuki!!" Yaomi langsung menarik lengan nya dengan kasar, untung saja berhasil lepas.
"Kau kenapa?" Tanya Yaomi lembut. Yukino masih diam.
"Maaf... Aku butuh sendirian dulu" lalu meninggalkan Yaomi sendirian. Yukino melangkah pergi. Dan saat Yukino sudah benar-benar pergi Yaomi membalikan tubuhnya.
"Ara ara siapa ini? Cabe murahan ya?" Dia tertawa. Yaomi sebenernya tidak mengenalnya, dan mengapa dia seperti ini Yaomi tak tau.
"Oops" seorang cebol—Akane Rara membuat gadis itu terjatuh dengan menendang tulang keringnya.
Sementara Yaomi--
"A-ah! Rara tidak boleh begitu! A-apa kau tidak apa?"
--dia justru mempunyai rasa empati pada perempuan itu.
"Yaomi biarkan saja jalang itu" Rara langsung menarik tangan Yaomi, dan Yaomi menurutinya saja.
"Yang lain kemana?'
"Kencan bersama orang yang mereka sukai" Rara cemberut. Kenapa? Kenapa hanya Yaomi dan rara yang perempuan sendiri!?
"Yo"
"Saeran"
"Oh ada Yaoki" Yaomi berkata dengan malas.
"Aku bisa sendiri" lalu meninggalkan Rara bersama dua pria itu. Yaomi berjalan-jalan keliling, hingga fia tersesat di sekolahnya sendiri.
.
.
.
.
.
.
.
.
"G-gelap..." Udara dingin menusuk kilit Yaomi. Bahkan saking dinginnya Yaomi memeluk dirinya sendiri.
"A-aku tersesat..." Yaomi terus berjalan. Hingga ada yang menepuk bahunya.
Yaomi tak tahu siapa dia, tapi Yaomi langsung—refleks menendang nya ala-ala anak karate.
"Itte!"
"Yuta...? ...HWEEE YUTA! AKU TAKUT!" Ya, memang benar. Jika Yaomi sudah takut, Jika dia orang yang Yaomi kenal maka Yaomi akan selalu begini.
Tidak peduli dia siapanya.
"Yosh yosh Sekarang tak apa, ada aku" dan tentu saja Yuta mengambil kesempatan ini. Yuta memeluk Yaomi lalu menggendong nya ala bridal.
"Aku akan membawamu keluar" Yaomi mengangguk kecil lalu menyenderkan kepalanya ke dada Yuta.
.
.
.
.
Rara saat ini sedang bersama Saeran dan Yaoki.
"Rara, maukah kau berdansa denganku?" Kata Yaoki dengan lambut lalu membungkuk kan badannya sedikit samnil mengulurkan tangannya pada Rara. Seperti pangeran kalau ngajak berdansa itu lo :v
"Ya, aku mau" belum Rara menyentuh tangan Yaoki Saeran menahannya lalu memeluk Rara. Sementara Rara yang polos, dia hanya diam.
Lagipula cuma pelukan.
"Rara... Punyaku"
"Eh?"
"Hmph! Maksudku kalau kalian pergi nanti aku sendiri" lalu melepaskan pelukan. Rara sendiri hanya mengangguki saja. Dan Yaoki menatap Saeran dengan tatapan cemburu.
"Oi"
"Tch, ayo ikut aku ra" Saeran menarik tangan Rara dengan lembut. Sementara Yaoki ter-shock.
"Wha--!?"
"Jangan ikuti kami" kata Saeran finish. Yaoki benar-benar mereka berdua tinggal.
Gini-gini Yaoki punya hati yang setia walau playboy.
.
.
.
.
Tsukasa dan Aida saat ini sedang berada di taman sekolah.
[Fotonya sudah aku taruh di chap sebelumnya]
Gelap? Memang gelap. Hanya ada 2 lampu yang menerangi taman ini.
"Nee aida"
"Apa?" Tanya aida. Tsukasa mengalihkan pandangannya sambil menggaruk pipi kananannya. Rona merah terlihat di pipinya walau samar-samar.
"Ano--! Sebenernya--"
"Yo tsukasa! Sepertinya kalau aku telat aku kalah satu langkah nih ya~?" Dia, sam tiba-tiba datang. Sementara Tsukasa hanya cemberut.
'kenapa dia datang di waktu yang tidak tepat?' batin Tsukasa. Sementara Aida hanya diam.
"Kami hanya ingin mengatakan..." Sam menarik Tsukasa untuk berdiri di samping dirinya. Sementara Aida tetap duduk di hadapan mereka berdua.
'aku tak ingin menang sendiri dan berlaku curang' -batin Sam
'eh? Kenapa ini?' -batin Tsukasa
"Kami hanya ingin mengatakan kalau kami menyukaimu! Suka terhadap perempuan tentunya bukan laki-laki"
Yang mengatakan hanya Sam. Walau tidak seperti yang ada di bayangan Sam. Padahal rencana seperti di film-film menembak secara bersamaan.
Sementara wajah Tsukasa memerah begitu juga Aida, Sam sendiri dia hanya merona tipis.
"Jadi apa j-jawabanmu?"
.
.
.
.
.
"Kenapa Yaomi kau gendong... Dengan gaya begitu?" Yukino menatap Yuta sinis. Sementara Yaomi yang mungkin sepertinya kelelahan tertidur saat Yuta gendong selama perjalanan.
"Tadi dia tersesat dan tentu saja aku tolong"
"Tapi bisa kah--"
"Shht, dia sedang tidur" Yukino hanya mendecih lalu menatap Yuta dengan dingin. Tidak ada aura bersahabat sama sekali dalam pandangan itu. Sementara Yuta menatap datar Yukino.
Omake
"Tch dasar jalang sialan!"
"Kau baru tau dia jalang? Dia kan memang jalang"
"Sok cantik banget! Centil amat! Aargh keselin!"
"Nee, bagaimana kalau kasih dia pelajaran?"
"Ide bagus"
"Yosh, Akane Rara dan Shiraishi Yaomi akan kami beri pelajaran dalam waktu dekat"
"Kita akan memberinya pelajaran dalam waktu dekat"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top