65. Ara
Ara duduk di depan meja ruang televisi sambil fokus mengerjakan soal dari buku paket mata pelajaran yang besok akan di ujikan.
Tapi bagaimana mungkin ia bisa fokus kalau ada Angka di sampingnya yang terus saja memperhatikan setiap gerakannya dari tadi.
“Agak jauhan dikit bisa gak sih?” Ara menyuruh Angka mengambil sedikit jarak darinya.
“Nggak, gue mau disini dekat lo,” sahut Angka yang semakin mempersempit jarak antara dia dan Ara.
“Terserah lo!” ketus Ara yang kembali mencoba fokus mengerjakan soalnya.
“Ternyata lo itu pinter,” komentar Angka melihat setiap jawaban benar yang Ara isi di buku paketnya.
Ara menoleh, “masa?” sahutnya tak percaya.
“Menurut gue lo itu bahkan lebih pinter dari gue,” puji nya yang membuat Ara tersenyum simpul.
“Lo berlebihan. Gue gak sepintar itu kok.”
“Mau taruhan?” tawar Angka.
“Taruhan?”
Angka mengangguk.
“Kita taruhan, yang nilainya lebih tinggi boleh ngasih satu perintah sama yang kalah.”
Ara memikirkan sebentar tentang taruhan yang Angka tawarkan tadi kemudian ia mengangguk menyetujui taruhan tersebut.
Pukul sebelas malam Angka berpamitan untuk pulang membuat Ara berseru girang.
“Jadi dari tadi lo mau gue pulang?”
Ara mengangguk cepat, “buruan pulang sana, gue ngantuk.”
“Lo gak mau ngucapin selamat malam sama gue sama hati-hati dijalan?” tanya Angka di depan pintu kamar apartemen Ara.
Ara menautkan kedua alisnya, “nggak,” sahutnya yang membuat Angka menghela napas. “Lo tuh yah, masih aja nyebelin,” katanya kemudian meraih bagian belakang kepala Ara, menariknya pelan kemudian Angka mencium dahi Ara singkat.
“Gue sayang sama lo, Shafara. Gue janji akan ngebongkar pelaku yang udah bikin lo kayak gini, Ra,” katanya sambil mendekap Ara erat. “Gue harap, saat lo tahu siapa pelakunya, lo gak kecewa.”
Ara membalas pelukan Angka, “lo gak perlu cari tahu karena gue udah tahu dan lo gak perlu ngebongkarnya. Dia sahabat baik gue,” bisiknya singkat kemudian melepaskan pelukan Angka.
Tentu saja Ara tahu. Dia bisa mencari tahu apa saja jika dia ingin. Jangan lupakan kalau Ara punya orang-orang yang bahkan bisa tanpa izin mencari informasi dan melaporkannya pada Ara.
Angka menatap Ara dengan ekspresi yang benar-benar kaget. “Jadi lo udah tahu kalau-“
“Ella pelaku nya? Gue tahu.”
Mendenger jawaban Ara, membuat Angka tak tahu harus bereaksi seperti apa. Akhirnya ia malah pamit dan mengucapkan selamat malam pada Ara.
Ara mengangguk, kemudian mengingatkan Angka untuk berhati-hati di jalan yang juga dibalasi anggukan oleh Angka.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top