56. Ara

Ara
Terakhir dilihat kemarin

Ra, lo dmn?
Gw nyariin lo
Online, Ra
Ra
P
P
P

Sudah berpuluh chat dari Angka tak kunjung dapat balasan dari Ara, bahkan masuk ke ponsel nya saja tidak.

“De, makan dulu.” Aluna mengetuk kamar Angka.

“Nanti aja, Kak,” tolak Angka. Ia sedang tak bernafsu makan.

“Sekarang, nanti kamu sakit,” ucap Aluna tegas.

Angka tidak bisa berkutik lagi kalau Aluna sudah bersikap tegas. Terkadang kakaknya itu bersikap sangat protektif padanya, seperti sekarang ini.

Angka beranjak dari tempatnya, membuka pintunya dan menatap Aluna yang sudah menyilangkan kedua lengannya di depan dada.

“Kamu tuh yah, khawatir sama Ara boleh, tapi jangan nyiksa diri begini,” omel Aluna.

Angka tidak menghiraukan Aluna. Berjalan ke meja makan dan duduk disana. Tidak mengambil apapun yang sudah tersedia disana.

Aluna berdecak, “Kakak doain kamu sakit biar gak bisa ketemu Ara.” Angka tidak menghiraukannya. Astaga anak ini. Akhirnya Aluna mengambil piring dan menyendokkan nasi juga lauknya. Memaksa adiknya tersebut untuk makan.

“Gue kira Ara bakal langsung dikeluarin,” protes Tiara apada cewek didepannya.

Cewek itu tersenyum sinis, “lo gak percaya sama yang gue bilang?”

Tiara mengangguk, “buktinya dia sekarang Cuma di skorsing.”

“Ini baru permulaan, Tiara.” Cewek itu bicara menghadap cermin. “lo baru gue kasih tahu satu cara untuk menjatuhkan Shafara Kamila, dan gue punya sejuta cara buat menjatuhkannya.”

“Gue gak nyangka ternyata lo selicik ini,” komentar Tiara.

Cewek itu berbalik, “gue emang licik. Dan gue bisa lebih berbahaya dari yang lo bisa bayangin.”

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top