36. Ara
Jangan lupa tekan tanda bintang yg di pojok kiri yah 🌟
Plus komen nya jangan lupa!
Selamat membaca cerita Ara ♥️
---
Jangan bermimpi untuk jadi superhero bagi semua orang di dunia.
---
Ara bagian Tiga Puluh Enam
Mereka mampir di sebuah Kafe. Kafe Sederhana namanya. Sesuai namanya disana menyediakan berbagai jenis masakan-masakan sederhana ala rumahan seperti nasi goreng, ayam goreng, dan lainnya.
Ara memesan seporsi nasi goreng sosis dan diikuti Angka yang juga memesan menu yang sama dengan Ara.
Setelah selesai mencatat pesanan mereka, pelayan yang melayani mereka pergi untuk mengambilkannya.
“Ngapain sih lo ngajakin gue lunch bareng?” Ara bertanya ketus, padahal dalam hatinya ia berteriak kegirangan, bahkan kalau bisa ia ingin melompat dari atas gunung Everest saking girangnya.
“Sekali-kali ngajak lo,” jawab Angka santai, “lagian lo sebenarnya seneng kan gue ajakin makan,” ucapnya sambil menyeringai.
Ara menendang kaki Angka membuat sang empu terlonjak kaget. “Aww, sakit Ra!” serunya pelan agar tak mengganggu pelanggan yang lain.
“Halah, lemah lo,” ejek Ara yang membuat Angka mendelik. Gadis ini yang benar saja.
Dalam hati Ara berteriak girang, rasa sebalnya mendadak hilang setelah ia berhasil mengusili Angka tadi.
Beberapa menit kemudian pelayan tadi datang lagi membawakan pesanan mereka. Ara berterima kasih dan pelayan itu segera pergi.
Ara melihat melihat makanan yang telah terhidang didepannya, terlihat sangat enak. Ia tidak sabar lagi untuk menikmatinya.
Setelah berdoa, Ara bersiap hendak menyuap tapi matanya kemudian teralih ke arah jendela didekat pintu masuk. Angka yang melihat tangan Ara yang berhenti bergerak saat makanan itu hampir mendekati mulutnya mengikuti arah pandangan Ara. Disana ada anak kecil dengan pakaian lusuh sedang menatap ke arah etalase cemilan.
Ara berdiri, menghampiri anak kecil berbeda dengan Angka yang hanya diam ditempat karena tak menduga kejadian seperti ini. Apakah Ara ingin mengusir anak itu? pikir Angka dalam hatinya.
Tapi ternyata aku dan Angka salah. Setelah mengajak anak itu mengobrol sebentar didepan kafe, Ara membawa anak kecil itu masuk dan mendudukkannya disamping Ara.
“Kamu suka nasi goreng kan, Yasmin?” Ara bertanya lembut. Anak kecil yang dipanggil Ara dengan nama Yasmin itu mengangguk bersemangat membuat Ara tersenyum. Kemudian Ara menyerahkan nasi gorengnya pada Yasmin membuat senyum anak itu semakin melebar.
“Makasih, Kakak Cantik,” kata Yasmin saat menerima nasi goreng itu.
Angka hanya terpaku melihat interaksi Ara pada anak itu. Ia sama sekali tak menduga kalau Ara sepertinya punya perikemanusiaan yang cukup tinggi. Bahkan ia sama sekali tidak kelihatan terganggu dengan penampilan Yasmin yang terlihat lusuh tersebut.
“Siip, sama-sama,” balas Ara mengacak-acak rambut Yasmin gemas, “oh ya, kamu tadi ngeliat kue-kue disana kan,” Ara menunjuk kearah etalase yang berisi bermacam jenis kue tersebut. Yasmin mengikuti arah tunjukkannya Ara kemudian mengangguk.
Angka juga ikut melihat ke arah yang ditunjukkan Ara. Seakan mengerti dengan apa yang akan dilakukan Ara ia kemudian berkata, “kamu mau yang mana, Dek?” tawar Angka membuat Yasmin berseru girang.
“Aku mau yang coklat sama stroberi, Kak,” jawab Yasmin bersemangat.
Angka berdiri, memesankan kue yang diinginkan Yasmin dan kembali ke tempat duduknya. Tak lama kemudian pelayan datang membawakan dua potong kue coklat dan sepotong kue stroberi. Lalu menyerahkan sepotong kue coklat dan stroberi pada Yasmin.
“Makasih juga, Kakak Ganteng,” ucap Yasmin saat menerima kue-kue tersebut. Angka hanya tersenyum kemudian menyerahkan satu potong sisanya pada Ara. “Buat lo,” katanya.
Ara menoleh, menaikkan sebelah alisnya kemudian berkata terima kasih. Angka hanya menggendikkan bahu. Bersikap seolah tak peduli. Kemudian Ara memesan seporsi nasi goreng lagi dan mereka makan bersama Yasmin sampai tandas.
“Makasih ya Kakak,” kata Yasmin ketika gadis kecil itu hendak berpamitan. Ara mengangguk, kemudian membuka tas nya, mengambil dompetnya lalu membukanya. Ia mengambil beberapa kartu penting dari sana kemudian menyerahkan dompet tersebut pada Yasmin.
“Yasmin, ini buat kamu ya. Hati-hati megangnya jangan sampai hilang,” kata Ara saat menyerahkan dompet tersebut.
Yasmin mengangguk setelah itu ia beranjak pergi meninggalkan mereka setelah mengucapkan terima kasih sekali lagi pada Ara.
“Gue gak nyangka ternyata lo sebaik itu,” kata Angka saat mereka sedang berjalan di parkiran.
Ara tertawa, “gue gak sebaik itu.” Ara menunduk. Ya, ia merasa tak sebaik itu. Ia bukan Superman, Spiderman, Wonder Woman, atau semacamnya yang bisa menolong setiap orang yang kesulitan. Ia hanya bisa menolong beberapa orang saja.
Seakan mengerti maksud kalimat Ara, Angka menghentikan langkahnya berdiri didepan Ara yang kemudian menaikkan pandangannya.
“Jangan pernah berkhayal kalau lo bisa nolong semua orang, karena itu gak mungkin. Dengan lo menolong beberapa dari mereka itu aja udah menunjukkan lo orang yang baik.” Angka menyentil dari Ara beberapa detik kemudian ia melanjutkan langkahnya.
Jangan berkhayal bisa nolong semua orang karena itu gak mungkin.
To be continued ...
---
Terima kasih karena telah membaca cerita Ara ♥️
Jangan lupa tekan tanda bintangnya di pojok kiri dan komennya yuk juga ♥️
Instagram aku
@ranisa_chan
Tag aku kalau kalian posting quotes dari ceritaku ya ♥️
Salam Ranisa ♥️♥️♥️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top