33. Ara
Jangan lupa tekan tanda bintang di pojok kiri bawah 🌟
Yuk ramaikan komennya teman-teman.
Selamat membaca cerita Ara ♥️
===
"Don't forget about the first rule!"
===
Ara bagian Tiga Puluh Tiga
Angkasa tidak berkutik dengan perkataan Tirta. Ia tidak tahu harus menjawab apa dan akhirnya hanya memilih diam.
Akhirnya, makan malam tersebut berakhir dengan penentuan tanggal pertunangan mereka. Ara dan Angka sama sekali tak diberikan hak untuk menolak. Tak hanya mereka, Aluna dan Andika bahkan tak sekalipun diajak bicara untuk dimintai pendapat. Jadi ini acara apa sebenarnya? Apakah mereka hanya dijadikan penonton dalam acara makan malam ini?
Seusai makan malam, Angka mengajak Ara untuk bicara sebentar. Gadis itu menurut saja karena ia merasa memang ada yang harus mereka bicarakan.
“Lo nerima aja keputusan ini?” Angka bertanya penasaran.
“Gue sih ngikut aja, lagian gue juga gak mungkin bisa nolak semua rencana ini,” jawab Ara kalem. Lagipula bukankah sepertinya ia ditugaskan untuk membuat kerjasama antara perusahaan keluarga Angka dan perusahaan keluarganya berjalan baik. Dan pertunangan mereka adalah salah satu cara terampuh untuk membuat kerjasama itu semakin baik.
Yah, walaupun ia sedikit terkejut dan ingin menolak pada awalnya, tapi ya sudahlah. Semua sudah diputuskan dan sebera kerasnya pun ia berusaha untuk menolaknya, ia tidak akan berhasil mengalahkan tiga orang dewasa yang sudah membuat keputusan demi kepentingan mereka masing-masing tersebut.
Angka tersenyum sinis, “oke gue anggep lo setuju sama pertunangan ini.” Ia menatap Ara, “tapi lo harus inget kalau peraturan yang gue buat di awal masih berlaku sampai sekarang.” Ara menggendikkan bahu. Ia tahu kalau peraturan itu tidak akan pernah dihapus oleh Angkasa.
“Dan satu lagi. Liat gue sebentar,” Ara menoleh sesuai intruksi Angka dan tiba-tiba saja ....
Cup.
Sebuah ciuman, eh tidak kecupan singkat dari Angka di bibir Ara. Ara bungkam. Sebenarnya itu biasa saja seandainya bukan Angka yang memberikannya lebih dulu. Ara sudah terbiasa dengan ciuman kejutan seperti itu, tapi entah kenapa ketika Angka yang melakukannya, detak jantung Ara berdetak semakin cepat dan wajahnya serasa seperti terbakar. Astaga ... ini memalukan!
Pupil matanya bergerak-gerak ke kanan dan ke kiri. Ia berusaha menghindari tatapan dari Angka tapi matanya selalu kembali untuk menatap sepasang mata elang milik Angka.
“Lo cantik malam ini,” puji Angka membuat wajah Ara semakin terasa panas. Ia yakin kalau dia sudah kepiting rebus sekarang ini. “Dan gue minta maaf atas sikap gue kemaren,” lanjutnya lagi, “gue tau itu gak gentle, gue harap lo maafin gue.”
Ara bisa melihat ketulusan di mata Angka. Ia pun mengangguk. Lagi pula ia sudah memaafkan Angka sebelumnya. Jadi ini bukan lagi masalah untuknya.
Dan sekali lagi Angka mendaratkan bibirnya di bibir Ara. Tidak seperti tadi, kali ini sebuah ciuman yang lebih dalam yang membuat Ara terlonjak kaget. Tapi ia menikmatinya. Hanya sebentar setelah itu Angka mengembalikan jarak mereka.
Cowok itu, dia tersenyum manis di depan Ara seolah tidak ada yang terjadi sebelum nya lalu berkata, “and now, maybe we can start all over again?” tanyanya masih dengan lengkung sempurna di bibirnya yang membuat Ara sekarang salah fokus sendiri.
Ara tampak berpikir sejenak namun ia langsung mengangguk, mengiyakan permintaan Angka yang sepertinya tidak terlalu buruk.
“But, don’t forget about the first rule, lo gak boleh protes kalau gue selingkuh,” lanjut Angka dengan senyum sinis miliknya.
Yah, sepertinya dia masih Angkasa yang sama.
To be continued ...
===
Terima kasih karena telah membaca cerita Ara ♥️
Maaf kemarin lupa update.
Jangan lupa meninggalkan jejak 🌟
Salam Ranisa ♥️♥️♥️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top