22. Ara

Jangan lupa tekan tanda bintangnya :)
Sisakan komentar juga:)

Selamat membaca cerita Ara :)

---

Setiap dari kita memiliki ceritanya masing-masing. Mungkin terlihat mirip sekilas, tapi perjuangan kita dalam menghadapinya itulah yang menjadi pembeda untuk setiap cerita kita. Lihat aku. Ini adalah ceritaku.

---

Ara bagian 22

Cowok itu sudah diizinkan pulang dari rumah sakit, kemarin Ara mengantarnya pulang bersama Aluna. Ara sedikit malas untuk keluar dari rumah sakit sebenarnya, ia tidak ingin pulang.

Cowok itu memikirkan Ara. Alasan apa yang membuatnya malas pulang ke rumah? Jika dilihat sekilas, Ara bukanlah anak yang berkekurangan, pakaian yang dikenakannya setiap ke sekolah atau ketika menjenguknya bagus dan bermerk. Sedikit banyak Angka tahu karena mamanya merupakan penggemar berat barang-barang tersebut. Sehingga dapat disimpulkan kalau Ara berasal dari keluarga yang sangat berada.

Tapi apa alasan yang membuat cewek itu tidak mau pulang?

Berbagai dugaan muncul di kepala Angka. Ia tidak tahu kenapa cewek itu begitu mendominasi pikirannya. Ia hanya berdalih kalau ia hanya penasaran pada cewek tersebut.

“Kamu lagi mikirin apa, Dek?” Aluna yang baru saja masuk ke kamar Angka mendapati adiknya sedang melamun, hal yang sangat jarang terjadi. Biasanya ada saja yang Angka lakukan dikamarnya itu. Membaca novel, contohnya.

Angka tersentak dari lamunannya. Menoleh ke arah Aluna yang sedang memperhatikan deretan buku di rak miliknya. “Kakak udah selesai baca buku yang aku saranin kemarin?” tanya Angka tak menghiraukan pertanyaan Aluna sebelumnya.

“Sudah dong,” jawabnya tanpa menoleh. Ia mengambil sebuah novel dari rak paling atas, membukanya sebentar kemudian membawanya ke sebuah sofa yang memang disediakan untuk membaca di kamar Angka. Letaknya dekat dengan jendela, sehingga dari sana bisa melihat indahnya sorot lampu malam di kota tersebut. Aluna mulai membaca buku tersebut. Sebuah kebiasaan yang sering dilakukannya kalau sedang berada di kamar Angka.

BRAKK!!!

Bunyi pintu dibanting terdengar dari kamar sebelah mengagetkan Angka dan Aluna. Angka tahu kalau itu pasti ulah kakak sulungnya, Andika. Entah masalah apa lagi yang dibuatnya kali ini di perusahaan.

Menyusul, suara bantingan pintu kedua dari kamar yang sama.

“KAMU ITU SEBENARNYA MAU APA ANDIKA?” suara yang sangat akrab dengan telinga Angka, suara yang sarat akan emosi dan kebencian.

“PAPA CUMA MINTA KAMU KERJA DENGAN BENAR! BUKAN MALAH SEENAKNYA MENYURUH KARYAWAN LAIN MELAKUKAN PEKERJAAN KAMU. KAMU MAU KASIH MAKAN APA ANAK HARAM KAMU ITU, HEH?”

Sepertinya Angka harus segera melapisi dinding kamarnya dengan pengedap suara agar ia tak bisa mendengar suara dari luar seperti sekarang. Angka menoleh, menatap Aluna yang ternyata juga sedang menatapnya. Aluna tersenyum, meski Angka tahu kalau senyum itu hanyalah sebuah senyum yang palsu.

Tangisan seorang anak kecil terdengar dari kamar sebelah, secepat kilat Aluna berlari ke kamar sebelah untuk menghampiri anak tersebut. Di gendongnya anak yang hampir berusia dua tahun itu sampai tangisnya reda.

Rey, ayahnya Angka menatap Aluna geram. Tapi ia membiarkan Aluna menenangkan balita tersebut. Setelah anak tersebut tenang, bukannya dihadiahi sebuah senyuman manis, Aluna justru dihadiahi sebuah tamparan yang keras dari Rey di pipi sebelah kanannya. Balita tersebut kemudian kembali menangis.

Angka mengambil Aqila yang menangis dari gendongan Aluna dan membawanya ke kamar.

“Ini semua salah kamu, Aluna.” Meskipun lirih, Angka bisa tahu kalau itu suara Andika. Aluna diam, memegangi sebelah pipinya yang berdenyut akibat tamparan tadi kemudian segera meninggalkan kamar itu.

“Kakak gapapa?” tanya Angka lembut saat Aluna sudah masuk kembali ke kamar Angka. Aluna mengangguk. Tapi Angka tahu, itu hanyalah kebohongan. Tidak ada yang baik-baik saja sejak mamanya Aluna meninggal dan insiden Andika terjadi. Semuanya sudah berantakan.

To be continued ...

---

Terima kasih telah membaca cerita Ara dan Angka ♥️

Sampai jumpa hari Senin :)

Jangan lupa meninggalkan jejak.

Salam Ranisa ♥️♥️♥️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top